webnovel

Meletakkan Di Atas Pahanya

Editor: Wave Literature

"Halo, Bibi Lu. Ini aku Jiaqi, aku tidak mengatakan kalau aku tidak pulang." kata Ye Jiaqi dengan menggenggam ponsel itu sambil menjelaskan kepada Bibi Lu. 

Mendengar suara Ye Jiaqi, hati Bibi Lu seketika langsung lega dan gembira, "Ini Nona muda? Nona sedang kembali bersama Tuan Qiao? Syukurlah, bagus sekali. Saya sudah menyiapkan banyak makanan kesukaan Nona. Nona mau makan ikan asam manis? Masih ada lobster bumbu kari, sup abalon…" katanya.

"Bibi Lu, selama masakan yang bibi buat, semuanya adalah makanan kesukaanku," kata Ye Jiaqi sambil tertawa. 

Ketika Ye Jiaqi tertawa, terlihat dua lesung pipi kecil menghiasi wajah cantik perempuan ini. Tapi, raut wajah laki-laki yang duduk di sebelahnya semakin lama semakin menyeramkan. Tubuh Ye Jiaqi sekarang berada sangat dekat dengan Qiao Qinian. Bahkan, tangan kecilnya dia letakkan di atas paha Qiao Qinian. Sangat dekat dengan… 

"Hahaha, Nona muda ini manis sekali. Aku benar-benar sudah lama sekali tidak bertemu Nona dan Tuan Qiao. Lalu, aku mendengar kalau kalian hari ini kembali, aku sungguh sangat amat bahagia." kata Bibi Lu.

Mendengar suara Bibi Lu yang begitu bersemangat, membuat Ye Jiaqi tahu kalau Bibi Lu sangat amat bahagia. Dirinya pun juga senang…"Kalau begitu, kapan Nona muda akan tiba?" tanyanya dengan sedikit hati-hati.

"Aku…" jawab Ye Jiaqi yang lalu melihat navigasi di mobil itu. Dan dari sini, mungkin sudah tidak jauh dari rumah Qiao Qinian, "Mungkin habis ini," lanjutnya.

"Baik, baik. Kalau begitu aku menunggu kedatangan kalian." jawab Bibi Lu dengan senang.

Qiao Qinian merasa sangat amat tidak nyaman saat ini, karena tangan kecil Ye Jiaqi sangat lembut. Selama Ye Jiaqi sedang telponan dengan Bibi Lu, Qiao Qinian takut kalau tiba-tiba perempuan itu justru menjadikan pahanya sebagai tempat duduk.

"Baik, Bibi." Jawab Ye Jiaqi. Tidak peduli seberapa bencinya Ye Jiaqi terhadap Qiao Qinian, tapi dia tahu, dia tidak boleh melampiaskan amarahnya pada seseorang yang tidak tahu apa-apa. Terlebih lagi, Bibi Lu memperlakukannya dengan tulus. Setelah selesai berbicara dengan Bibi Lu, kemudian dia menutup teleponnya.

"Ini, aku kembalikan." kata Ye Jiaqi sambil menyodorkan ponsel tersebut. Namun, tiba-tiba mata perempuan itu terbelalak kaget ketika melihat Qiao Qinian. 

Qiao Qinian tampak menatap Ye Jiaqi dengan tatapan yang dingin. Lalu pandangannya jatuh pada salah satu tangan lain Ye Jiaqi, "Kamu letakkan di mana tanganmu?" tanyanya.

Sontak, Ye Jiaqi pun kaget. Dia kemudian langsung melepaskan tangannya. Baru saja ketika dirinya berusaha merebut ponsel Qiao Qinian untuk menjelaskan kepada Bibi Lu, dia tidak terpikir ternyata sedang meletakkan tangannya di paha Qiao Qinian. Dia tidak sengaja melakukannya, benar-benar tidak sengaja. Lagi pula, tempat yang baru saja di duduki olehnya, sangat dekat oleh bagian laki-laki yang 'itu'. Ketika sedang menelpon barusan, apakah aku menyentuhnya? tanyanya dalam hati.

Ye Jiaqi rasanya ingin menangis tanpa mengeluarkan air mata dan bersembunyi dari laki-laki ini. Dia pun langsung meletakkan ponsel Qiao Qinian di sebelah laki-laki itu dan menjauhkan darinya. Wajah Ye Jiaqi seketika memerah, sangat amat merah…"Maaf, aku tidak sengaja." katanya.

Qiao Qinian melihat Ye Jiaqi sangat terkejut. Ehm? Malam ketika Ye Jiaqi tidur denganku, mengapa aku tidak melihat Ye Jiaqi yang begitu… diam? batinnya. "Mau mencari tahu ukurannya?" tanyanya dengan datar.

Mata Ye Jiaqi semakin terbelalak. Bagaimana bisa Qiao Qinian mengucapkan hal yang sangat tidak tahu malu seperti itu?! batinnya. "Aku tidak menyentuhnya," jawabnya dengan cepat. Seketika itu wajahnya semakin memanas dan membuatnya semakin merah. Karena dia benar-benar tidak menyentuhnya, sungguh.

"Tidak perlu dijelaskan." kata Qiao Qinian dengan datar.

"....." Ye Jiaqi terus menatap laki-laki itu. Bagaimana bisa Qiao Qinian menjadi orang yang sangat serius dan tidak tahu malu? Apakah dia tidak ingat kalau dirinya sendiri sudah menikah? Bisa-bisanya dia masih terang-terangan menggodaku seperti itu? batinnya dengan kesal.

"Oh iya, bukannya kamu ingin turun? Mau turun di mana?" tanya Qiao Qinian dengan acuh.

"Aku…" jawab Ye Jiaqi dengan wajah yang merah padam. Dia tahu kalau Qiao Qinian sengaja melakukannya.

"Kalau begitu kamu mau kembali bersamaku?" tanya Qiao Qinian lagi.

Ye Jiaqi kemudian menundukkan kepalanya, "Aku kembali untuk bertemu Bibi Lu." jawabnya. Saat ini, mau bicara apapun pasti salah. Kembali bersamanya? Apanya yang kembali… batinnya.

Qiao Qinian masih menyuruh Ye Jiaqi untuk membereskan rumahnya. Dari awal, sebenarnya dia sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan rumah Qiao Qinian, dan bahkan laki-laki itu sendiri.

Mobil mewah itu tampak terus melaju, dan suasana dalam mobil kembali hening. Ye Jiaqi tidak lagi berbicara dengan Qiao Qinian. Hanya saja wajahnya masih tetap memerah.

Berbeda dengan Qiao Qinian yang terlihat santai seperti sedang tidak pernah terjadi apa-apa. "Selanjutnya, kalau kamu ada masalah atau tidak, jangan pernah naik ke tubuhku," katanya...