webnovel

Mendapat Kabar

»Di suatu hotel berbintang lain nya«

Di Tengah keriuhan gagal nya pernikahan nya dengan Ana. Di dalam kamar Hotel yang mewah, Aldi membuka matanya, dan melihat langit-langit yang berwarna putih.

Aldi memegang kepalanya yang terasa sakit. Tidak lama kemudian dia kaget karena menemukan dirinya tidur tanpa busana.

"Astaga apa yang terjadi padaku? bukankah hari ini aku akan menikah dengan Ana?". ucap Aldi sembari bangun dari tidur nya.

Tepat saat itu, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi di buka. Aldi pun menoleh dan melihat sosok perempuan cantik yang mengenakan handuk dengan rambut yang masih basah keluar dari kamar mandi.

Melihat Aldi sudah bangun, gadis itu mendekatinya, dan duduk di samping tempat tidur Aldi seraya meraba tubuh Aldi dan berkata. "Sayang kamu sudah bangun? sepertinya kamu tertidur nyenyak, oh ya terimakasih untuk yang semalam!".

Aldi melotot ke arah perempuan yang ada di depannya. "Kamu...? kenapa aku bisa di sini hah? hari ini adalah hari pernikahanku, tapi kenapa aku ada disini?".

Gadis itu pun tersenyum, tepat saat itu Aldi mendadak mengingat apa yang sudah terjadi, dan dalam ingatanya kalau semalam dia menerima telpon dari selingkuhannya dan mengancam akan memberitahu Ana tentang perselingkuhannya kalau dia tidak datang, setelah itu dia meminum segelas air dan merasa pusing sedang tubuhnya terasa panas, setelah itu dia tidak ingat lagi.

Gadis itu masih tersenyum sambil membelai wajah Aldi. "Sayang, kenapa kamu bicara seperti itu? bukankah kamu mencintaiku? jadi biarlah pernikahan itu gagal".

"Apa kamu memasukkan sesuatu di minumanku?". tanya Aldi dengan tatapan sinis.

"Hanya sedikit perangsang". balas gadis itu.

Aldi merasa geram, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, secara semuanya sudah terlanjur, dan dia berpikir kalau Ana akan memaafkannya jika dia minta maaf.

Setelah menenangkan pikirannya. Aldi kembali melirik gadis itu dengan tatapan nakal.

Tubuh gadis di depannya tampak menggoda, putih dan mulus, Aldi pun tidak bisa menahan dirinya. Akhir nya dia tidak peduli dengan apa yang sudah dilakukan gadis itu semalam padanya, nafsu yang memburu akal sehatnya membuatnya lupa akan pernikahannya dengan Ana, seketika itu dia menarik gadis itu ke tempat tidur.

»London«

Di saat Ana sedang berduka atas kegagalan pernikahannya, Alvin nampak mondar mandir di sebuah rumah mewah di pusat kota London, tepat nya di kamar nya.

Dia menunggu dengan resah kabar dari adik sepupunya yang telah dia tugaskan untuk menyelidiki keberadaan Ana.

"Kak aku sudah menemukan keberadaan kakak ipar!". suara itu sontak membuat Alvin menoleh ke arah pintu. "Di mana dia? apakah masih di kota A?". tanya Alvin dengan tidak sabaran.

Melihat antusias kakak sepupunya, Maheza tersenyum dan menjelaskan semua informasi yang didapatkannya. Setelah mendengar penjelasan Maheza, wajah Alvin menjadi cerah dan semangat.

"Bantu aku mengurus kepulanganku ke Indonesia!". seru Alvin tanpa ekspresi seraya mengambil ponsel nya untuk membuat panggilan.

Tanpa banyak tanya, Maheza langsung mengangguk dan segera setelah itu dia melaksanakan tugas dari Alvin.

"Beruang kutub itu seenak nya aja memerintah, bukannya aku ini Ceo tampan Word Entertainment? salah satu perusahaan di bidang Entertain yang terbaik. Tapi, ya sudahlah demi menyatukan dia dengan cinta nya, aku nurut aja". Batin Maheza sembari berjalan keluar dari kamar Alvin.

Sebagai adik sepupu yang sangat dekat dengan Alvin, Maheza tahu betul bagaimana Alvin.

Maheza menyaksikan betapa gilanya Alvin semenjak ingatanya kembali. Alvin selalu uring-uringan, dia tidak tenang dan terus saja berusaha mencari cara untuk bisa kembali ke Indonesia.

Sementara itu sepeninggal Maheza, Alvin masih menunggu jawaban dari seberang telpon nya. Setelah lama menunggu, orang di seberang telpon akhir nya mengangkat telpon nya.

"David?". panggil Alvin dari seberang telpon.

"Ada apa?". balas David.

"Datanglah sekarang ke rumah, ada yang ingin aku bicarakan! ".

"Baiklah".

Setelah itu, Alvin menutup telpon nya. Sembari menunggu datang nya David. Alvin hanya berdiri di dekat jendela dan menikmati angin yang diam-diam membelai wajah nya.

Tidak lama setelah itu, David tiba dan langsung disambut oleh Alvin yang kebetulan sudah menunggu nya di depan pintu utama.

"Ayo masuk! kita bicara di ruang kerjaku saja". seru Alvin.

Tanpa banyak tanya, David mengangguk dan segera mengikuti Alvin masuk ke ruang kerjanya.

Maheza yang baru keluar dari kamar nya itu pun langsung kaget ketika melihat dua patung berjalan melewati nya. Maheza pun tampak menggaruk kepalanya melihat dua lelaki super dingin yang pernah dia kenal begitu kompak.

Mereka dua orang yang sama, lalu bagaimana mereka bisa ngobrol? apakah cukup menggunakan bahasa batin?.

"Ya ampun .... mereka berdua benar-benar sepasang beruang kutub yang susah di tebak. Tapi, kira-kira ada urusan apa ya mereka berdua tampak serius begitu? emang nya mereka pernah gak serius? hehe…". Batin Maheza sembari berjalan menuju kamar yang lain nya.

"Kakak Elisya, Zian dimana?". tanya Maheza seraya menggigit roti buatan Elisya.

Elisya langsung menoleh, "Ada di kamar nya. Ah iya, kamu temani Zian dulu ya!".

"Siap kakak!". sahut Maheza seraya berjalan menuju kamar Zian. Mumpung hari libur, Maheza menghabiskan waktu nya liburan di rumah paman dan bibi nya.

Elisaya Mahendra adalah kakak kandung Alvin satu-satu nya, dia memiliki seorang putra yang baru berusia 7 tahun bernama Zian Mahendra dan suami nya sibuk membantu ayah nya mengurus perusahaan karena dia menikah

dengan karyawan terbaik ayah nya.

"Hae jagoan, lagi apa?". tanya Maheza setelah berhasil masuk ke kamar Zian yang lagi sibuk baca komik.

Melihat Maheza masuk, Zian hanya melirik nya sebentar tanpa emosi karena Zian memiliki karakter yang sama dengan kedua pamannya.

"Zian?". panggil Maheza lagi karena dia berfikir Zian mengabaikan nya padahal Zian tidak mau diganggu ketika sedang membaca komik.

Next chapter