Selama belasan jam di pesawat, Satya sudah memikirkan hal ini berulang kali. Nyatanya, semakin dia memikirkannya, semakin tidak ada jalan keluar. Dia seperti seekor binatang yang terperangkap dan mencoba keluar dari kandang. Citra bukan dirinya, dan dia tidak bisa memintanya menjadi seperti dia.
Hanya saja, tidak ada orang yang sepenuhnya bisa berpikiran positif. Pasti kini Satya merasa ada duri yang menembus hatinya usai mengetahui berita Citra dan Ferro. Jika Satya tidak bertanya, Citra takut dia akan terus terluka.
Saat Citra bertanya tentang hal ini, sepasang mata Satya tertuju pada wajahnya. Namun, wajah tampan pria itu malah menunjukkan senyuman tipis, "Buka mulutmu."
Citra membuka mulutnya, membiarkan pria itu memberinya siomay lagi. Pipinya menggembung karena terisi oleh siomay. Pada saat yang sama, pria itu berkata dengan hangat, "Lebih baik dia tidak menyentuhmu. Jika dia menyentuhmu, aku akan menghancurkannya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com