Kania merasa lelah karena seharian beraktivitas di kantor Delon. Ia bahkan telah mendapatkan segalanya. Ia tidak lagi bersusah payah bekerja paruh waktu maupun menjadi kurir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kini keuangannya sudah membaik, bahkan mobil ataupun fasilitas yang lain sudah ia dapatkan. Namun Kania tetap saja masih merasa kekurangan, yaitu cinta. Ia tidak lagi merasakan indahnya cinta. Begitulah yang ia pikirkan, setelah kepergian Miko ke Amsterdam.
Kania berjalan di sebuah taman yang tampak indah kala malam hari. Kelap-kelip lampu menghiasi taman kota itu. Cuaca hari ini begitu dingin, bahkan sepertinya bintang sedang tidak akur dengan rembulan. Mereka bersembunyi di balik tebalnya awan. Kania sampai pada sebuah kursi panjang yang berada di taman. Beberapa orang berlalu lalang di depannya. Namun mereka tidak sendirian, melainkan dengan pasangan mereka masing-masing.
Kania duduk di kursi tersebut, ia menghela nafasnya dan mendongakkan kepalanya ke atas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com