webnovel

Pertarungan Pertama

"Zzzz ... miaw ... sniff."

Linx garuk-garuk ketiak. Dia tidur siang di atas pohon seperti seekor kucing betulan. Kimansu memandangnya dengan perasaan campur aduk antara gemas, jengkel dan takut.

"Bantu aku!"

"Aku capek ... zzzzz."

"Argh! Terserahlah!"

Dengan terpaksa, Kimansu menoleh lagi ke lawan tandingnya.

Dihadapannya adalah Canix Luprax. Makhluk itu adalah omegra spesies serigala yang memiliki ukuran hampir dua kali lipat dari serigala biasa. Kimansu masih ketakutan meski serangan omegra itu tidak terlalu menyakitkan.

Untunglah serigala raksasa itu nampak siaga. Mungkin dia menyadari perbedaan kekuatan antara dirinya dengan seseorang berkolor pink. Serigala itu was-was sehingga Kimansu punya sela untuk mengintip statusnya.

PIP!

[Rank-F Canix Luprax, Omegra type predator]

[HP: 588/700, MP 37/50]

[Passive Skill: Intimidating Eyes]

[Active Skill: Howling]

[Status: Aware]

Kimansu belum puas. Dia meningkatkan skill mengintipnya untuk mendapatkan lebih banyak penjelasan.

PIP!

[Strength: 340, Speed: 82, Intelligence: 90, Perception: 200]

[Attack: 2788, Defense: 238, Agility: 1640, Spirit: 450]

Setelah mengintip status serigala itu, dia membandingkannya dengan statusnya sandiri.

[Kimansu, Homeless Hero]

[Level: 36, XP to next level: 3450]

[HP: 2361/3000, MP: 5700/5700]

[Element: Pyro, Tero]

[Passive Skill:

Hyper-patience, Trent : max HP x 4

Hyper-shameless, peeping]

[Active Skill: Kolero (max) attack & agility x 3, Super kolero (lvl 2) attack & agility x 8

Viduparma (max) - infrared vision]

[Current status: Wanted, Cursed, terrified]

'Hmmm ... ada detail baru yang keluar semakin sering aku menggunakan skill mengintip. Aku baru tahu skill mengintip ini ternyata berasal dari skill 'tidak tahu malu'. Intip lagi ah!"

PIP!

[Strength: 520, speed : 60, Inteligence : 110, perception: 80]

Kimansu mengernyitkan dahinya. Dia baru sadar bahwa serigala itu lebih cepat dan memiliki persepsi lebih baik. Pantas saja omegra itu bisa menghindari serangannya.

Dia melanjutkan pengamatannya dan mendapatkan angka yang mengejutkan.

PIP!

[Attack : 3120, Defense : 1560, Agility: 320, spirit: 62700]

'Gila! Padahal aku jauh lebih kuat!'

Serigala itu hanya menang di kelincahan. Sedangkan daya serang dan pertahanannya kalah jauh. Kimansu mulai paham alasan kenapa serigala itu hanya bisa memberi goresan kecil.

'Angka spirit-nya besar sekali, buat apa ini? Apa itu spiritual?' Kimansu keheranan dengan nilai spirit yang sangat besar. Tapi dia tidak sempat berpikir lama karena serigala itu lebih dulu menyerangnya.

'Arrgghh!!! Sialan!' Kimansu mengumpat. Dia merasakan perih karena goresan cakar di kulitnya.

Pernah dicakar kucing peliharaan? Itulah yang Kimansu rasakan. Gigitan serigala raksasa itu juga terasa seperti gigitan kucing normal. Walapun luka-lukanya dangkal, tapi badan telanjang Kimansu dipenuhi darah segar. Dia kesulitan membalas serangan karena omegra itu masih terlalu lincah.

Setelah serigala itu jaga jarak, kaki Kimansu gemetaran.

'Aku kira aku akan seperti MC di novel-novel. Tiba-tiba jadi pemberani karena OP. Anjing biasa saja menakutkan, apalagi serigala setinggi dua meter ... sial!"

Serigala itu memang lawan berat bagi petualang biasa. Seperti yang quest sebutkan, setidaknya butuh empat petualang rank-B untuk bisa menaklukannya. Walaupun status serigala itu lebih rendah dari miliknya, omegra itu bukanlah lawan yang mudah.

Kimansu tidak punya pengalaman bertarung. Dia tidak pernah belajar ilmu bela diri, ataupun keterampilan menggunakan senjata apapun. Kimansu adalah manusia biasa yang belum pernah berantem sekalipun. Ditambah lagi, badannya masih terasa kaku karena 10 tahun kebiasaannya diam sebagai kayu.

Omegra serigala itu berbeda dengan gerombolan omegra kecoa pernah Kimansu hadapi. Canix Luprax lebih cepat, lebih buas dan lebih cerdas. Sekalipun damage-nya kecil. Kimansu bisa tewas kalau diserang terus-terusan.

Tidak ada jalan lain selain mengakhiri pertarungan secepatnya. Dengan rencana sederhana, Kimansu menyerang omegra itu setelah membuang rasa takut.

CRASH!!!

Serigala itu membalasnya dengan satu cakaran. Kimansu spontan menutup matanya karena takut. Tapi dia tetap merentangkan tangan seperti ingin memeluk istri orang.

Gacha!!!

Kimansu menangkapnya. Dia menggunakan badannya untuk meremas bagian rusuk omegra itu. Suara tulangpun bergemeretak diiringi lolongan pilu serigala yang pasti akan mati.

Kimansu masih menutup matanya.

Bukan lagi karena dia takut.

Tapi karena dia tidak tega melihat hewan besar itu meregang nyawa.

Kimansu berhasil membunuhnya.

Tapi dia justru bersedih.