webnovel

Tidak Bisa Dimaafkan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah pergi dari kamar rawat inap Luo Yi, Luo Nanchu mengangkat tangannya untuk menutupi matanya. 

Hatinya terasa sangat sakit, seolah ada sesuatu yang baru saja menusuknya. Sebab, hutangnya pada keluarga Luo tidak akan pernah bisa dilunasi sepanjang hidupnya. Ia melakukan kesalahan pada banyak orang dan memang hanya ia seorang yang harus disalahkan.

Apapun yang ia lakukan selama itu untuk kebaikan keluarga Luo, dan Luo Nanchu merasa penderitaan seperti apapun memang pantas untuk ia dapatkan. Namun kenyataannya, bagaimanapun ia telah berusaha membayarnya. Semua yang telah hilang tidak akan pernah bisa kembali seperti semula. Salah satunya yaitu adiknya yang sudah enam bulan tidak bisa bertemu dengan ayahnya.

Tidak ada yang tahu ayahnya hidup atau mati. Bisa saja, kali terakhir bertemu dengan ayahnya waktu itu adalah kali terakhir mereka bertemu sebelum ayahnya meninggal.

"Kak Chu," Luo Zhiying berjalan mendekat dan memegang tangannya, "Ayo pergi menemui Ayah."

Luo Nanchu meletakkan tangannya dan melihat wajah adiknya yang tersenyum penuh ketabahan. "Iya," katanya sambil menganggukkan kepalanya.

Luo Zhiying menatap mata Luo Nanchu, matanya tampak sedikit merah dan berkaca-kaca. Ia tidak menangis, hanya air mata yang berlinang saja dimatanya. Ia ingat hari ketika Luo Nanchu menceraikan Fu Tingyuan enam bulan lalu. 

Luo Nanchu pergi menemui Fu Tingyuan untuk meminta biaya operasi, ia berlari dari rumah sakit untuk menjemput Luo Nanchu. Tapi Luo Nanchu justru mengirimnya kembali ke sekolah dan berkata bahwa akan menyelesaikan masalah ini sendiri dan menyuruhnya untuk belajar dengan tenang. 

Luo Nanchu juga berkata bahwa Fu Tingyuan akan memberi uang untuk biaya operasi, dan kalimat terakhir yang ia ucapkan hari itu, ia mengatakan bahwa ia akan bercerai dengan Fu Tingyuan. Saat itu kakaknya mengatakan kalimat itu dengan tenang.

Luo Zhiying masih mengingat pemandangan hari itu dengan jelas. Saat itu musim dingin pada bulan Desember di Tongcheng, daun-daun yang ada di pohon sudah habis, dan cuaca sangat suram.

Saat itu badan Luo Nanchu terlihat sangat kurus dan ia hanya mengenakan jaket coklat di tubuhnya yang ramping. Ia berdiri di tengah angin musim dingin, ujung jaketnya tergulung lembut oleh angin yang terus bertiup dari belakangnya. Wajahnya tampak pucat karena kedinginan dan matanya juga terlihat sangat merah, tapi ia tetap tidak menangis meskipun dalam keadaan seperti itu.

Kakaknya adalah wanita yang kuat. Sejak kecil hingga dewasa, sepertinya ia adalah orang yang tidak mudah dikalahkan. Jika Luo Nanchu bilang ia akan menanganinya, itu berarti ia benar-benar bisa mengatasinya. Dan kenyataannya memang seperti itu.

Keluarga Luo bangkrut, namun Luo Zhiying masih bisa tetap sekolah, dan Luo Nanchu yang bekerja keras menghidupi keluarganya. Tapi jika diingat lagi, dari dulu ia memang tidak pernah bergaya hidup mewah. Jadi baik dulu maupun sekarang, tidak ada yang berbeda dari hidupnya.

Hanya saja, saat mereka bertemu hari ini, Luo nanchu terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya, dan pipinya tidak tembam seperti dulu. Garis-garis di wajahnya juga tampak bersih.

"Kak…" Luo Nanchu dan Luo Zhiying saling memandang dalam diam.

"Ada apa?" Luo Nanchu menekan nomor lantai di lift, dan ketika ia mendengar suara Luo Zhiying, ia menoleh untuk menatapnya.

"Aku pasti akan menjadi orang yang terkenal." Kata Luo Zhiying sambil menatap Luo Nanchu. "Tunggu aku menjadi sukses, jadi Kakak tidak perlu lagi bekerja keras untuk menghasilkan uang."

Luo Nanchu tersenyum, kemudian ia mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Luo Zhiying, "Adikku sangat cantik, bagaimana mungkin dia tidak akan terkenal? Jika Zhiying tidak terkenal, maka para penonton itu pasti tidak memiliki mata."

Luo Zhiying meremas tangan Luo Nanchu dan tersenyum lembut.

*

Luo Juntian mengalami koma di unit perawatan intensif.

Saat itu Luo Nanchu berdiri di depan pintu, menghadap Luo Zhiying dan berkata, "Zhiying, kamu bisa pergi menemui Ayah."

Luo Zhiying menatapnya, "Kakak, apakah kamu tidak ikut masuk?"

Luo Nanchu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak punya wajah untuk masuk dan menemuinya."

"Kakak!"

Luo Nanchu melambaikan tangannya sembari berkata, "Aku benar-benar tidak mau masuk. Aku akan menunggumu di sini. Setelah kamu selesai, aku akan mengirimmu kembali ke sekolah."

Luo Nanchu bersikeras bahwa Luo Zhiying tidak ada hubungannya dengan masalah yang mereka alami saat ini. Ia menggigit bibirnya dan matanya tampak merah, kemudian ia berkata dengan suaranya yang rendah, "Kakak, Ayah tidak akan menyalahkanmu…" 

Luo Nanchu berpaling, "Yah, aku tahu."

Tentu saja ia tahu bahwa mereka tidak akan menyalahkannya. Tapi, tetap saja Luo Nanchu tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Selamanya, ia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.