webnovel

Ini Seharusnya Perasaan Benci

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Fu Tingyuan berdiri di bawah cahaya lampu sambil tersenyum. Wajahnya terlihat sangat tampan ketika ia sedang tersenyum lembut, seolah bisa membuat semua orang mudah tertarik padanya. Tapi Luo Nanchu tetap berdiri di tempatnya dan tersenyum dingin kepada Fu Tingyuan.

"Oh? Kalau tidak bermain denganku, lalu kamu akan bermain dengan siapa?"

Mendengar Fu Tingyuan berkata seperti itu, Luo Nanchu langsung mengdongakkan kepalanya, memperlihatkan dagunya yang lancip lalu tersenyum.

"Siapapun bisa asalkan tidak denganmu."

Di bawah cahaya lampu yang redup pria itu tersenyum, dan tatapan matanya tampak sangat dingin. Luo Nanchu sedikit mengangkat kepalanya dan menatap pria yang ada di depannya itu. Ia bercerai dengan pria ini tepat setengah tahun yang lalu, tapi entah kenapa kini ia menjadi lebih mempesona, lebih tampan, dan terlihat lebih sempurna. 

Pria itu tiba-tiba datang kembali setelah Luo Nanchu merasa bahwa ia bahkan hampir tidak pernah memenuhi kebutuhan hidupnya. Sepertinya pria ini merasa sangat senang melihat semua penderitaan yang dirasakan oleh Luo Nanchu.

"Fu Tingyuan, aku ingin bertanya sesuatu padamu." Kata Luo Nanchu secara tiba-tiba.

Fu Tingyuan hanya menjawab dengan ringan, "Iya, katakan."

"Dulu aku hanyalah wanita tua yang dengan gratis mau bermain denganmu, tapi kamu tidak mau. Tapi sekarang, kamu malah mau mengeluarkan uang untuk bisa bermain denganku. Kamu ini tidak punya otak, atau sudah gila?"

Luo Nanchu mengatakan ini dengan tenang, ia melihat ekspresi wajah Fu Tingyuan yang cemberut dan dalam hati ia merasa puas. Kemudian Luo Nanchu membuka pintu dan berjalan pergi.

Musim dingin saat malam hari di kota Tongcheng.

Luo Nanchu menyusuri dinginnya malam setelah keluar dari restoran itu, ia merapatkan pakaiannya yang tipis dan berjalan menyusuri jalanan di tengah malam yang sunyi.

Banyak lampu rumah yang sudah padam, hanya ada penerangan lampu dari toko yang buka 24 jam saja yang masih menyala untuk menarik pembeli.

Luo Nanchu tidak menyangka jika kekecewaan akan menghampirinya lagi. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi besok karena ia sudah menyinggung perasaan Fu Tingyuan. Sekali lagi, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan senyum samar Fu Tingyuan di bawah cahaya lampu dalam ruangan itu, yang seolah sedang mengejeknya.

Benar, setelah tiga tahun menikah, ia masih memegang kendali. Padahal Fu Tingyuan tidak pernah menyentuhnya sekalipun. Ia teringat kembali setelah bercerai dengannya, saat itu Fu Tingyuan sengaja mendekati Yu Ling dan mengatur kencan buta dengannya. Mengetahui hal itu, Luo Nanchu merasa frustasi. Ia mengira bahwa yang dilakukan Fu Tingyuan itu pasti penghinaan dan balas dendam yang sudah ia rencanakan.

Tubuh Luo Nanchu gemetar, entah karena kedinginan atau karena marah. Ia tidak ingin mengeluarkan uang untuk naik taksi, sehingga ia terus berjalan dan hanya bisa memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya, sembari berlari-lari kecil untuk menghangatkan tubuhnya.

Meskipun di sepanjang jalan pulang ia sudah berlari selama setengah jam untuk menghangatkan tubuhnya. Namun di musim dingin seperti ini, tetap saja badan Luo Nanchu merasa dingin dan tubuhnya juga terasa membeku.

Tempat tinggal Luo Nanchu ada di sebuah basement yang ukurannya sangat kecil, di dalamnya hanya ada sebuah tempat tidur. Jika mandi, biasanya ia akan pergi ke tempat pemandian umum. Ia tidak ingin mengeluarkan uang untuk menyewa tempat tinggal yang lebih besar untuk dirinya sendiri. Karena lebih baik uang itu digunakan untuk mengobati ayahnya, biaya hidup Luo Yi, dan uang sekolah Luo Zhiying.

Luo Nanchu bertanggung jawab melindungi mereka, karena ia merasa telah membuat mereka kecewa. Oleh karena itu ia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk mengobati rasa bersalahnya kepada mereka. Dan ia rela menjalani kehidupan yang sangat terpuruk seperti ini.

Setidaknya, sebelum ayahnya bangun dari koma, sebelum Luo Yi menyelesaikan transplantasi ginjalnya, dan sebelum Luo Zhiying lulus dari Universitas, ia harus memiliki kehidupan yang lebih baik dari sekarang.

Berbaring di tempat tidur yang kecil itu, membuat Luo Nanchu hanya bisa merasakan lelah. Dalam kegelapan, wajah Fu Tingyuan muncul kembali di dalam benaknya, ia merasa sangat sakit hati jika mengingatnya kembali, kemudian ia pun membuka matanya dan tiba-tiba ingin merokok.

Tapi, selama ini ia sudah tidak pernah merokok lagi. Saat masih mengejar Fu Tingyuan, ia berhenti merokok. Itu karena ia merasa bahwa Fu Tingyuan tidak akan menyukai perempuan yang merokok.

Untuk mengejarnya, Luo Nanchu melakukan banyak hal bodoh yang sekarang ia anggap tidak masuk akal. Tetapi setelah kembali mengingat kejadian itu ia benar-benar merasa kecewa dan sakit hati.

Luo Nanchu mencoba kembali menghilangkan pikirannya itu, bibirnya menunjukkan senyuman yang sinis, tangannya diletakkan di dada dan ia pun meringkuk. Seolah ingin menahan sakit hati yang ia rasakan saat ini.

Rasa sakit ini sudah lama tidak muncul dalam benaknya, selama ini Luo Nanchu berpikir bahwa ia telah berhasil melupakan Fu Tingyuan. Tapi, setelah pertemuan singkat tadi ia kembali teringat kejadian di masa lalu dan rasa sakit hati itu muncul lagi.

Fu Tingyuan dengan kasar melemparkan dokumen pengajuan perceraian pada Luo Nanchu. Jika ia menyetujuinya, Fu Tingyuan berjanji akan membayar biaya pengobatan ayahnya.

Hari itu, Fu Tingyuan duduk di kursi tinggi milik ayahnya, ia berlutut di depan Fu Tingyuan dan menangis dengan sedih sekaligus malu. Ia memohon pada Fu Tingyuan supaya diberi uang untuk biaya operasi ayahnya yang mengalami pendarahan otak. Namun, Fu Tingyuan justru melemparkan surat perceraian itu dan mengusirnya.

Setengah tahun berlalu begitu saja. Di malam musim dingin ini, rasa sakit yang Luo Nanchu rasakan di hari itu, kini terasa datang kembali. Jari-jarinya gemetar hingga tidak bisa memegang pena. Ini karena perasaan benci yang mendalam pada pria itu.