webnovel

Pleasse, Jangan Pergi

BangPink sudah menunggu Tante Belinda dan Lisa cukup lama, terakhir Tante sempet kabarin Baim kalau mereka udah mau otw pulang tapi sampe sekarang mereka berdua belum juga muncul membuat mereka semua khawatir. Apalagi bang Zidan sama kak Zelina belum balik mereka bilang mungkin telat ikut pestanya

" Bang beneran gak mereka udah otw balik? Tanya Ady

" Iya bang , kok lama banget sih? Tambah

" Iya, tadi bukannya kalian liat kalo Tante kirim pesan kan" jawab Baim

" Yaudah mending telpon lagi aja " Bagas

Setelah itu Baim mencoba menghubungi nomer tantenya itu tapi tidak ada jawaban hingga telpon keempat

" Hallo ta..." Ucapan Baim terpotong oleh orang di seberang telpon

" Maaf apakah ini keluarga dari Ny. Richards ?"

Baim kebingungan dan melihat telponnya, benar kok ini nomer Tante dan kemudian dia melouspeakernya agar yang lain dapat mendengar juga

"Ya benar, ini siapa ya? " Balas Baim

" Kami dari pihak rumah sakit akan memberitahu bahwa Ny. Richards dan juga puterinya mengalami kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit Santo, jadi tolong untuk wali segera datang " jelasnya

Seketika tangga Baim bergetar dan membuat handphone jatuh

"Hallo, haloo" akhirnya handphone itu di ambil oleh bara

" Terimakasih, kami akan segera kesana"

Dengan kepanikan yang luar biasa kesepuluh orang tersebut pun bergegas pergi. Di perjalanan hanya ada keheningan

Di mobil Baim yang diisi Jen, Azran dan Al. Jen sudah menangis tersedu " kak ta-tante, L-lisa " ucapnya. Baim yang memang duduk bersama Jen di bangku belakang pun mencoba untuk menenangkan kekasihnya itu, sedangkan Al yang mengendarai mobil dan Azran duduk didepan mereka sama paniknya entah pikiran mereka sudah kacau, acara mereka yang inginnya bersenang-senang dan bergembira harus batal oleh suatu hal yang tidak terduga

Sedangkan di mobil Ady, ia memegang stir dengan sesekali merematnya kuat, merasa sangat

Khawatir dengan kekasih dan ibu kekasihnya itu

" Tenang , Lo lagi ngendarain. Jaga emosi Lo Dy. Lisa Sama Tante bakalan baik-baik aja percaya sama gue " ucap Bara. Ady mencoba untuk tenang sesuai dengan perkataan Bara

Dan di mobil terakhir yang diisi oleh dua pasang kekasih, rose benar-benar menangis hingga suaranya serak

" Udah dong Ros, jangan nangis terus nanti Lisa sama Tante kalo liat jadi tambah sedih. Udah ya " ucap Azka menepuk pelan bahu kekasihnya itu, memeluk sayang. Ia tau kekasihnya ini tipikal orang yang sangat lembut dan berperasaan sekali. Freya hanya terdiam tanpa menangis tapi badannya bergetar, sebelum tangan Bagas menggenggam tangan Frey menyalurkan kekuatan untuk kekasihnya itu. Kemudian Freya tersenyum dan mencoba menghubungi Zidan dan Zelina tapi belum ada balasan hingga mereka sampai di rumah sakit. Sampai di meja resepsionis Ady yang memang sudah tidak sabar segera bertanya

" Mba pasien kecelakaan dari sekitar CcF dimana?"

" Atas nama siapa mas "

" Ny. Richards " jawab cepat Ady

" Ny. Richards sedang di tangani bersama dengan anaknya di UGD mas "

Ady tanpa menjawab berlalu pergi diikuti oleh yang lain

" Maaf sebelumnya, terimakasih mba " Al menambahkan

Sampai di depan ruang UGD Ady melihat kekasihnya itu. Bajunya yang kotor dengan sedikit robekan juga darah di tangan dan jangan lupakan air mata gadis itu yang menetes deras seperti hujan yang turun. Mendekap erat kekasihnya menyalurkan semua kekuatannya Ady bersyukur setidaknya pikiran negatife nya tentang keadaan Lisa salah.

"K-kak... Bun... " Ucap terbata Lisa

Ady menggeleng " bunda kuat, maka itu Lisa juga harus kuat ok " gumamnya yang hanya didengar oleh Lisa . Sedangkan ketujuh orang disana hanya menatap sendu sepasang kekasih yang tengah berpelukan itu. Bara memilih untuk mengurus administrasi dan juga memesan kamar untuk Tante Belinda nanti setelah selesai dari UGD . Freya mendekat kearah lisa dan memeluk, dan Ady yang peka pun melepas pelukannya itu

" Don't cry " ucap Lisa

" Kak Frey hiks...hiks.... " Saat Lisa memanggil sepupunya itu dengan awalan kak pasti Lisa sudah sangat rapuh dan yah sangat terlihat sekarang. Frey hanya menenangkan adik kecilnya itu mengelus sayang Surai berantakan dan lembek serta basah Lisa. Tunggu basah? Lembek? Kemudian Freya melihat tangannya, darah? Darimana seketika sebelum Freya bertanya Lisa sudah lebih dulu limbung dan pingsan untungnya freya cepat dan tanggap menangkap

"Lisaaa/Lily!!!!" Teriak mereka yang lupa jika mereka sedang berada di rumah sakit. Ady berlari menghampiri dan menggendong brydal kekasihnya yang pingsan itu. Mencari ruangan dan memanggil perawat yang diikuti oleh Jen yang merupakan dokter setidaknya ia harus melihat kondisi adik kecilnya itu baik baik saja, sedangkan Freya masih shock memandang tangannya yang berlumuran darah, Bagas tanggap menubruk Freya untuk berdiri dan duduk di bangku tunggu. Azka juga menutup mata kekasihnya agar tidak melihat darah di tangan freya, rose memiliki trauma berat akan darah . Azka membawa kekasihnya itu ke tempat yang lebih jauh dan berakhir di kantin bersama Azran dan Al yang disusul oleh bara. Sedangkan Baim menunggu tantenya bersama Freya dan Bagas .

Lisa sudah ditangani oleh perawat dan dokter tapi ia masih belum sadarkan diri, kepalanya sudah dijahit ringan di telah di perban. Ady dengan setia menunggu kekasihnya itu menatap wajah pucat itu dengan sendu. Seharusnya mereka hari ini berbahagia karena ini adalah hari ulang tahun little girl mereka. Tapi Tuhan berkata lain. Yang lain sudah pulang, mereka juga harus beristirahat itupun atas paksaan Baim. Tinggalah Baim, Freya dan Ady di ruang rawat Lisa. Tante benar benar belum keluar dari UGD . Zidan dan Zelina sudah Baim kabari dan sedang menuju kesini

" Dy, temenin ke UGD siapa tau udah ada kabar dari Tante " ajak Baim

Ady beranjak dan sebelumnya mengecup tangan kekasihnya " kakak tinggal sebentar Lis, cepetan sadar ya "

Tepat saat Ady dan Baim sampai di UGD ternyata sudah ada Zidan dan Zelina

"Im , kok bisa gini?" Tanya Zidan

" Lisa dimana? " Tanya Zelina

" Lisa di ruangan mawar nomer 10 kak " jawab Ady, kemudian Zelina berlalu ke kamar itu

" Gue juga gatau dan, tetiba udah dapet kabar gini waktu kita semua lagu nunggu Tante sama Lily pulang " jelas Baim

Pintu ruang UGD terbuka dan muncullah seorang dokter dengan wajah sendunya

" Maaf..." Ucap dokter tersebut

" Apa maksudnya dok?" Jawab Zidan

" Maaf pendarahan yang dialami Ny. Richards sangat parah, kami telah berusaha semaksimal kita. Tapi Tuhan berkata lain, Ny. Tidak dapat tertolong" panjang dokter

" Tidak... tidak... Leluconmu tidak lucu dok " sanggah Baim

Dokter hanya menggeleng dan berlalu diikuti oleh ranjang rumah sakit yang diisi oleh bunda Belinda tetapi sudah tertutupi oleh kain putih

" Haishhh brengsek!!!! Kemana ayah dasarrr tua Bangka!!! " marah Zidan mencoba menghubungi ayahnya

"Gue harus bilang apa ke zel sama lily " gumamnya

Akhirnya Zidan dan Ady pergi kembali keruangan rawat Lisa sedangkan Baim mengurus proses untuk pemakaman tantenya itu

Ceklek...

Pintu ruang rawat Lisa terbuka dan menampilkan kedua pemuda beda usia itu

"Bang gimana bunda " zelina

" Tante baik-baik aja kan zi? " Freya

Zidan hanya menatap kedua wanita itu dan menggeleng. Freya tau apa itu maksudnya

" Ga lucu sumpah bang " Zelina

" Abang ga ngelucu zel " balas Zidan memeluk adiknya itu membiarkan adiknya menangis

" B-bang bu-bunda hiks... " Zelina

" Lo mau liat ?" Zelina mengangguk dan akhirnya Zidan mengantarnya ke ruang jenazah Freya pun ikut

Tidak berapa lama Lisa terbangun saat Ady sedang pergi membeli minuman

"Sshhhhh " memegang kepalanya, dan ia tersadar bundanya, bundanya dimana. Dengan tergesah mencabut paksa infusnya membuat pemrukaan tangannya robek dan berdarah. Lisa berjalan tertatih-tatih mencari ruangan bundanya tapi tidak ketemu,sampai ia pada ruang jenazah dia melihat Baim, Freya dan kedua kakaknya di dalam. Dengan tidak sabaran dia masuk dan mengangetkan semuanya

"Dek kenapa disini?" Zelina

" Tangan Lo berdarah dek " Zidan

"Bu-bundaaa " ucapnya saat melihat mayat di depannya, bukan bukan dia takut tapi itu bundanya. Menepis pelukan kak Zelin dan berlari mendekat ke bundanya itu yang terbaring, menggoncang tubuh bundanya

" Bunda bangunnnnnnn... "

" Kenapa disiniiii, bunda salah ruangannnn"

" Bunda ..... Adek ga akan nakal lagi, tapi janji bunda bangunnnnnnn pleaseeee " histeris Lisa kemudian terjatuh dan di peluk oleh kakak sulungnya

" Bohong, ini semua bohong kan bang Zidan, bang Baim kak zel kak Frey. Kalian bohong kan "

" Kejutan ulang tahun macam apa ini ha!!!!"

" Lily ga sukaaaaa !!!! "

" Ikhlasin ya dek, bunda udah tenang disana" bisik Zidan mencoba untuk tegar dihadapan adik-adiknya

Sedangkan Ady kebingungan saat masuk kedalam ruang rawat Lisa, sebab kekasihnya itu tidak ada dan selang infusnya pun terlepas. Dengan kalut dia berlari kearah ruang jenazah dan benar. Kekasihnya itu disana, sedang menangis histeris di dekapan kakak sulungnya dan juga kak zelin sedangkan Freya sudah berada di pelukan kakaknya Baim. Kenapa semuanya bisa sesedih ini. Ady masuk dan mengambil alih Lalisa dari pelukan kakaknya

"K-kak me-mereka j-jahat, ke-kejutannya ti-tidak lu-lucu " ucapnya terbata.

" Nono, Lisa balik keruangan ya. Nanti ka Ady jelasin semua ok "

Lisa hanya mengangguk menurut dengan ucapan kekasihnya itu. Zelin dan Freya pun disuruh untuk pulang terlebih dahulu oleh Zidan. Biar Zidan dan Baim yang mengurus semua ini.

Sampai dirumah, Zelin langsung memeluk bi inep kesayangan nya

" Kenapa nduk? "

" Bi Zelin hiks... Salah apa... Hiks.... Sampe bunda ninggalin Zelin" ucapnya dengan tangisan

Bi inep yang kaget pun hanya dapat memeluk penuh sayang anak majikannya itu

"Menangis lah, setelah itu kamu harus kuat dihadapan Lily " ucap BI inep.

Sedangkan Freya masih mencoba menghubungi omnya yang sedari tadi tidak mendapat balasan,

" Kemana sih om, istrinya meninggal dan dia tidak ada di sampingnya. Dasar bajingan!!! " Umpat Freya kelewat kesal dengan omnya yang satu itu

"Lisa makan dulu ya" ucap Ady, tidak mendapat respon

" Atau mau buah?" Lagi lagi hanya di acuhkan oleh Lisa

" Oh baiklah coklat "

" Ice Cream? "

" Tiramisu cake?"

Semua ucapan Ady tidak mendapat respon dari kekasihnya itu. Ady hanya berusaha sabar dan menghela nafas, kemudian menarik dagu Lisa untuk menghadap nya. Bola mata itu sudah berkaca-kaca dan siap untuk mengeluarkan liquid panasnya. Dengan lembut Ady berucap " Lisa mau apa hmmm? Jangan diam saja seperti ini. Kak Ady sangat khawatir "

... Hening dan "bu-bunda" ucap lirih Lisa

Ady hanya bisa memeluk kekasihnya itu, ia tau kekasihnya masih belum percaya dengan semua yang menimpanya hari ini. Tapi memang semua ini nyata Ady pun ingin menyangkal tapi tidak bisa.

" Lisa mau bunda kak " gumamnya yang membuat pelukan Ady lebih erat, bagaimana ini kenapa semuanya kacau dan berantakan seperti ini tidak sesuai rencana. Lisa hanya gadis kecil yang masih polos dan tiba-tiba ia ditinggal oleh bundanya.

______

______

______

______

" Kenapa semuanya jadi begini

Lalisa "