webnovel

One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas)

Sinopsis: Seorang pemuda terlempar ke dunia One Piece dengan ingatan yang masih utuh. Dan memanfaatkan berbagai pengetahuannya tentang One Piece dan juga kekuatan buah iblis untuk memanipulasi Batasan, dia akan memulai kisah petualangannya dan menggapai puncak! ==== ===== ====== ======= Catatan Penulis: Ini adalah pertama kalinya saya menulis fan-fiksi. Dan jujur saja, saya sendiri hanyalah pemula dan bukanlah seorang penulis yang baik sebenarnya. Ada beberapa/banyak kekurangan dalam fan-fiksi ini, jadi jangan terlalu banyak berharap ini adalah mahakarya yang luar biasa!

rtlps_360 · Fantasy
Not enough ratings
108 Chs

Chapter 45 - Desa Cocoyasi Lagi

East Blue.

Sudah 2 Minggu sejak Arlong dijatuhkan dan Desa Cocoyasi terbebas dari kekejamannya.

Sekarang, penduduk Desa Cocoyasi perlahan-lahan hidupnya mulai bisa damai dan tentram. Mereka tak perlu lagi merasa khawatir akan keamanan dan keselamatan mereka.

Akan tetapi, hari ini salah seorang penduduk desa yang sedang memancing di dekat dermaga sangat terkejut dan tercengang melihat sesuatu di laut kejauhan.

".... Tidak mungkin."

Penduduk itu melihat sebuah kapal.

Kapal tersebut tampak cukup besar dan garang dengan warna hitam dan figurehead kepala naga laut di halauannya. Selain itu, di layar hitam besar di kapal itu terlihat lambang ular mengelilingi lingkaran berpalang dan ada juga tulang bersilang. Kapal itu juga di puncaknya terlihat bendera hitam dengan lambang yang sama tampak berkibar.

Kapal yang mengibarkan bendera hitam berarti adalah kapal bajak laut! Semua orang tahu itu. Penduduk itu juga tentunya tahu. Dan apalagi, dia juga menyadari kalau kapal itu mengarah ke dermaga tempat dia berada!

"Ini buruk! Aku harus beritahu yang lainnya!"

Penduduk itu kemudian bergegas lari meninggalkan dermaga dan menuju ke pusat desa.

Sesampainya di sana, dia berteriak!

"Bajak laut! Ada bajak laut datang!"

Para penduduk lain yang mendengar teriakannya pun langsung berhamburan keluar.

"Bajak laut!?"

"Di mana!?"

"Kenapa!?"

"Apa mimpi buruk akan datang lagi...."

Para penduduk tampak gelisah dan putus asa.

Kemudian seorang pria paruh baya berseragam polisi, Genzo, membentak mereka!

"Tenanglah kalian semua!"

Para penduduk pun satu-persatu diam.

Kemudian pria paruh baya itu bertanya pada penduduk yang berteriak kalau ada bajak laut datang.

"Apa kau benar-benar melihat bajak laut?"

"Y-Ya. Aku melihat kapal hitam besar memiliki layar dan bendera hitam dengan lambang dan tulang bersilang! Itu jelas bajak laut! Dan kapal itu mengarah ke sini!"

Mendengar pernyataan penduduk itu, para penduduk lain semakin gelisah.

"Hmm.... Ini tidak bagus. Baiklah, kita semua jangan bertindak gegabah. Kita tak ingin tragedi seperti yang disebabkan Arlong dulu terulang lagi. Kita harus tetap tenang tapi juga siaga. Kita akan perhatikan situasi dulu dan mencari tahu apa tujuan mereka."

Para penduduk mengangguk pada keputusan Genzou.

Tak lama setelah Genzou dan para penduduk selesai berdiskusi, datang seorang gadis muda yang kemudian bertanya pada mereka.

"Semuanya, apa yang terjadi? Aku mendengar suara teriakan tadi dan langsung menuju ke sini."

Gadis yang bertanya itu memiliki rambut biru pendek dengan bandana. Dia adalah kakaknya Nami, Nojiko.

Genzou lalu menjawab pertanyaan Nojiko.

"Nojiko, ada bajak laut yang sepertinya akan datang ke sini."

"Apa!? Bajak laut!?"

Nojiko terkejut mendengar jawaban Genzou.

"Kenapa sekarang.... Padahal kita baru saja terbebas dari Arlong, tapi sekarang ada lagi yang muncul.... Hah~."

"Kita juga belum tahu situasi saat ini. Nojiko, kita semua akan jangan bertindak gegabah. Akan buruk kalau tragedi dulu terulang lagi. Kita akan tunggu bajak laut itu datang dan mencari tahu tujuannya."

".... Aku mengerti."

~~~

Akhirnya kapal Jormungandr berlabuh.

Lepus dan lainnya pun turun dari kapal.

Kemudian Muret bertanya pada Lepus yang menggendong Muse.

"Suami, di sini kan...."

Lepus tersenyum kecil.

"Kau menyadarinya? Benar. Desa Cocoyasi. Brisa, kau juga masih ingat, kan?"

"Um."

Brisa mengangguk.

Kemudian Lepus menjelaskan pada kru-nya.

"Aku, Brisa, dan Muret sempat tinggal di sini selama setahun hingga kemudian kami pergi menemui Kuina. Aku punya janji dengan seseorang di sini."

""""Jadi begitu....""""

Para kru lebih mengerti situasi sekarang.

"Ya. Kita pergi."

Mereka kemudian berjalan menuju ke pusat Desa Cocoyasi.

~~~