webnovel

One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas)

Sinopsis: Seorang pemuda terlempar ke dunia One Piece dengan ingatan yang masih utuh. Dan memanfaatkan berbagai pengetahuannya tentang One Piece dan juga kekuatan buah iblis untuk memanipulasi Batasan, dia akan memulai kisah petualangannya dan menggapai puncak! ==== ===== ====== ======= Catatan Penulis: Ini adalah pertama kalinya saya menulis fan-fiksi. Dan jujur saja, saya sendiri hanyalah pemula dan bukanlah seorang penulis yang baik sebenarnya. Ada beberapa/banyak kekurangan dalam fan-fiksi ini, jadi jangan terlalu banyak berharap ini adalah mahakarya yang luar biasa!

rtlps_360 · Fantasy
Not enough ratings
108 Chs

Chapter 35 - Perpisahan

Setelah keluar gap, mereka berada di Angel Beach.

Conis dan Raki cukup terkejut.

"Di sini.... Angel Beach?"

"Benar. Aku bisa membuka ruang perpindahan dengan kekuatanku. Conis, Raki, jangan beritahu orang lain soal kekuatanku, ya?"

""Um.""

"Conis, kita pergi ke rumahmu. Ah! Tunggu sebentar...."

Lepus kemudian mengeluarkan jubah dan memakaikannya pada Raki.

"Pakai jubah ini untuk menutupi sayapmu. Karena akan merepotkan kalau sampai orang lain tahu kau adalah Shandian."

"Um."

"Baiklah, kita pergi."

Kemudian Lepus yang tetap menggendong Raki mengikuti Conis menuju ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Conis mengetuk pintu dan kemudian Pagaya membukakan.

Melihat ternyata adalah Conis yang mengetuk pintu, Pagaya merasa lega.

"Oh, Conis-san. Kamu sudah pulang."

Lepus kemudian bicara pada Pagaya.

"Maaf, aku tadi tiba-tiba mengajak Conis pergi, Pagaya-san."

"Tidak apa-apa, Lepus-san. Hm? Ini siapa?"

Pagaya sedikit bingung dan terkejut Lepus menggendong seorang gadis.

Lepus kemudian dengan senyum menjawab.

"Ini kekasihku, Raki. Dari Blue Sea juga. Dia sedikit terluka, jadi aku menggendongnya."

Mendengar Lepus mengatakan kalau dia adalah kekasihnya, Raki sedikit tersipu tapi entah kenapa dia tak merasa marah atau emosi tidak nyaman lainnya.

"Apa kami boleh masuk, Pagaya-san?"

"O-Oh! Tentu! Mari silahkan masuk! Kebetulan aku baru saja selesai masak makan siang. Jadi, kita makan bersama."

"Terima kasih, Pagaya-san. Permisi."

Kemudian, mereka makan siang bersama.

Setelah makan siang, Lepus berbincang-bincang akrab dengan Conis dan Pagaya membicarakan tentang berbagai hal tentang pulau langit, seperti budaya, teknologi, dan lainnya.

Sementara itu, Raki hanya duduk diam mendengarkan di sisi Lepus.

~~~

Setelah beberapa lama berbincang, tak terasa hari sudah sekitar jam 3 sore.

Luka Raki juga sudah cukup pulih dan dia bisa kembali berjalan.

Lepus kemudian memutuskan untuk mengajak Raki dan Conis berjalan-jalan dan belanja di Lovely Street.

Di sana Lepus membeli beberapa Dial, seperti Lamp, Tone, Breath, juga Waver, dan beberapa barang khas pulau langit lainnya untuk dibawa ke Blue Sea.

Tidak lupa, dia juga membelikan oleh-oleh lain seperti aksesoris, pakaian, makanan-minuman ringan, bahan makanan khas pulau langit, dan sebagainya.

Lepus juga membelikan beberapa hal untuk Raki dan Conis juga.

Setelah hari hampir senja, mereka bertiga selesai jalan-jalan dan meninggalkan Lovely Street.

Lepus berjalan sambil menggenggam tangan Conis di kanan dan Raki di kirinya.

Meskipun mereka baru sehari bertemu, berbicara, dan menghabiskan waktu bersama, hubungan mereka bertiga sudah cukup dekat dan hangat dari hati ke hati.

Sambil berjalan, kemudian Lepus bertanya pada Raki dan Conis.

"Raki, Conis, apa kalian mau ikut bersamaku ke Blue Sea?"

Mendengar pertanyaan Lepus, mereka terdiam. Mereka tak tahu harus menjawab bagaimana.

Mereka tentu ingin terus bersama Lepus, tapi mereka juga masih memiliki hal-hal yang harus dilakukan.

Raki kemudian menjawab dengan sedikit menundukkan kepala.

".... Maaf, aku tidak bisa. Aku masih ingin berjuang bersama suku-ku."

Conis juga kemudian menjawab dengan kecewa.

"Aku.... Maaf, Lepus-san. Aku tidak ingin meninggalkan ayahku sendirian untuk saat ini."

"Begitu ya.... Sayang sekali."

Lepus cukup kecewa dengan jawaban mereka, tapi kemudian dia tersenyum dan berkata.

"Raki, aku percaya suatu hari suku-mu akan bisa mendapatkan kembali hak atas tanah leluhur kalian. Conis, aku juga percaya suatu hari perdamaian dan keamanan akan terwujud sehingga kau tak perlu khawatir meninggalkan ayahmu sendirian. Aku yakin itu! .... Dan aku akan datang lagi suatu hari. Aku harap saat itu harapan kalian telah terwujud. Dan saat itu, aku ingin menjemput dan membawa kalian pergi bersamaku. Apa kalian mau?"

Mendengar pernyataan dan pertanyaan Lepus, mereka berdua berpikir sesaat lalu tersenyum dan mengangguk bersamaan.

""Um.""

Lepus kemudian dengan puas dan bahagia mencium kening mereka berdua.

Setelah itu, mereka kembali ke rumah Conis.

Kemudian Lepus dan Raki pamit pergi.

~~~

Lepus mengantar Raki hingga ke dekat gerbang awan tersembunyi desa sukunya.

Sesampainya di sana, Lepus mengeluarkan buah iblis tak teridentifikasi yang dia dapat saat operasi gelap.

Raki cukup tercengang melihat Lepus mengeluarkan buah iblis itu.

Lepus tersenyum dan kemudian berkata.

"Raki, buah iblis ini untukmu. Aku harap ini bisa membantumu dan suku-mu. Anggap saja ini sebagai tanda perhatianku padamu. Terimalah."

Meskipun agak ragu-ragu menerima sesuatu seistimewa buah iblis, Raki pada akhirnya menerima.

".... Terima kasih. Akan kugunakan sebaik mungkin."

Lepus tersenyum dan kemudian memeluk dan mencium bibir Raki dengan lembut.

"Jaga dirimu baik-baik. Aku pasti akan kembali dan menjemputmu."

"Um. Kau juga jaga dirimu."

Beberapa lama kemudian, Lepus melepaskan Raki.

Kemudian Lepus membuka gap dan masuk.

Sebelum menutup gap, Lepus berkata untuk terakhir kalinya.

"Aku mencintaimu."

Kemudian gap ditutup dan hilang.

Raki terdiam lama menatap ruang dimana gap menghilang hingga kemudian dia tersenyum kecil dan pergi pulang ke desa suku-nya.

~~~

Saat Lepus keluar dari gap dan kembali ke kamarnya di rumah, di West Blue sudah cukup malam.

Lepus pun tidur dan beristirahat dengan nyenyak.