webnovel

One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas)

Sinopsis: Seorang pemuda terlempar ke dunia One Piece dengan ingatan yang masih utuh. Dan memanfaatkan berbagai pengetahuannya tentang One Piece dan juga kekuatan buah iblis untuk memanipulasi Batasan, dia akan memulai kisah petualangannya dan menggapai puncak! ==== ===== ====== ======= Catatan Penulis: Ini adalah pertama kalinya saya menulis fan-fiksi. Dan jujur saja, saya sendiri hanyalah pemula dan bukanlah seorang penulis yang baik sebenarnya. Ada beberapa/banyak kekurangan dalam fan-fiksi ini, jadi jangan terlalu banyak berharap ini adalah mahakarya yang luar biasa!

rtlps_360 · Fantasy
Not enough ratings
108 Chs

Chapter 26 - South Blue

2 tahun berlalu sejak Lepus, Brisa, dan Muret datang ke Desa Shimotsuki dan bertemu Kuina.

Hubungan mereka berempat menjadi lebih dekat dan akrab selama dua tahun ini.

Selain itu, Lepus juga sedikit mengajari Kuina melatih Kenbunshoku Haki.

Sekarang Kuina sudah berusia 13 tahun dan sudah waktunya bagi mereka untuk pergi.

Lepus juga sudah menentukan ke mana tujuan mereka akan pergi, yaitu South Blue!

Lepus ingin pergi ke sana karena dia ingin ke Pulau Karate untuk mencari dan merekrut orang kuat di sana.

Selain itu, Lepus juga akan ke Kerajaan Torino agar Muret bisa mempelajari pengobatan tradisional di sana.

Hari ini, setelah Kuina selesai berlatih tanding melawan Brisa, Lepus bicara dengannya.

"Kuina, kita akan pergi seminggu lagi. Apa kau siap?"

"Tidak masalah."

"Kau bisa memulai persiapan dan perpisahan dalam seminggu ini. Setelah itu kita akan berangkat."

"Baik. Kemana tujuan kita?"

"South Blue."

Kuina sedikit bingung dan terkejut kenapa mereka akan ke South Blue. Tapi pada akhirnya dia mengangguk juga.

"... South Blue? Baiklah. Aku ikuti saja."

"Ya."

~~~

Seminggu kemudian, Kuina sudah menyelesaikan semua persiapan dan perpisahannya.

Mereka berempat pun bersiap untuk berangkat.

Lepus, Brisa, dan Muret menunggu Kuina di gerbang desa.

Setelah beberapa lama mereka menunggu, Kuina akhirnya datang ke gerbang desa.

Tapi Lepus sedikit terkejut dan bertanya-tanya saat melihat Kuina membawa pedang putih di pinggangnya.

(Wado Ichimonji? Kuina membawanya? Lalu, Zoro nanti bagaimana?)

Lepus kemudian bertanya pada Kuina.

"Kau akan membawa pedang itu?"

Kuina sedikit bingung kenapa Lepus menanyakan soal pedangnya.

"Ya. Ada masalah?"

Mendengar jawaban Kuina, Lepus sedikit terdiam dan menghela nafas di dalam hati.

(Hah~.... Ya sudahlah. Mungkin Zoro harus cari yang lain. Lagipula Kuina berhak untuk pedang ini.)

"Tidak juga. Sebagai seorang Shimotsuki, kau memang berhak membawanya. Hmm.... Kita pergi ke tanah leluhurmu suatu hari nanti."

"Tanah leluhurku? Apa maksudnya?"

".... Jangan tanya. Kau akan mengerti jika kau ke sana nanti."

"Hm.... Baiklah."

"Kita pergi."

Mereka berempat pun meninggalkan Desa Shimotsuki.

~~~

Setelah mereka cukup jauh dari desa, Lepus membawa mereka ke tempat sepi di pepohonan.

Setelah sampai di pepohonan, Lepus berkonsentrasi dan membuka gap.

Lepus sudah pernah sedikit menjelaskan soal kekuatannya, jadi Kuina tidak terkejut.

"Kita masuk."

Lepus, Brisa, Muret, dan Kuina kemudian memasuki gap dan Lepus kemudian menutupnya.

Tak lama kemudian, Lepus kembali membuka gap untuk keluar.

"Kita keluar. Kita sudah sampai."

Setelah keluar dari gap, para gadis, khususnya Kuina, sedikit bertanya-tanya.

Karena yang dia lihat dari sekeliling tak tampak jauh berbeda dari pepohonan sebelumnya.

"Di sini.... South Blue?"

"Benar. Tepatnya di Pulau Karate."

"Pulau Karate?"

"Benar. Di sini terkenal sebagai tempat untuk mempelajari berbagai seni bela diri. Tujuanku datang ke sini adalah untuk mencari dan merekrut petarung."

"Jadi begitu...."

"Ya. Kita pergi."

Mereka berempat dipimpin Lepus pun berjalan menuju kota terdekat dari sana.

Setelah beberapa lama, mereka akhirnya sampai di kota.

"Kita cari penginapan dulu."

Lepus berkata pada para gadis, dan mereka mengangguk.

Mereka kemudian cek-in di sebuah penginapan tak jauh dari jalan utama.

Selesai cek-in, mereka pergi ke restoran di seberang penginapan untuk makan siang.

Saat mereka sedang duduk istirahat setelah selesai makan, mereka mendengar pembicaraan beberapa pengunjung restoran di meja tak jauh dari mereka.

"Hei, apa kau tahu? Amber akan bertarung lagi!"

"Lagi!?"

"Masih saja ada ingin menantangnya?"

"Hahaha! Tak ada habisnya, ya!"

"Kita ke sana setelah ini! Pertarungannya setengah jam lagi!"

Mendengar pembicaraan mereka, Lepus cukup tertarik.

Dia pun bertanya pada beberapa pengunjung itu.

"Permisi, aku tertarik dengan pertarungan yang baru saja kalian bicarakan. Boleh kami ikut menyaksikanya?"

Mendengar Lepus bicara pada mereka, salah satunya merespon.

"Oh? Kalian tidak tahu? Apa kalian pendatang?"

"Benar. Kami baru sejam lalu datang ke kota ini."

"Jadi begitu! Ya kalian ikut saja kalau mau menyaksikan pertarungan itu!"

"Terima kasih. Lalu, siapa Amber yang akan bertarung itu? Apa dia terkenal?"

"Tentu saja! Kalian pendatang mungkin tak tahu, tapi di sini, Nova Amber sangatlah terkenal! Meskipun dia wanita, tapi dia sudah banyak bertarung dan mengalahkan laki-laki! Bahkan banyak yang menjulukinya Amber si Amuk (Berserk)!"

"Heh~.... Menarik sekali. Aku jadi makin penasaran."

"Hahaha! Kau bisa melihatnya sendiri nanti!"