webnovel

One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas)

Sinopsis: Seorang pemuda terlempar ke dunia One Piece dengan ingatan yang masih utuh. Dan memanfaatkan berbagai pengetahuannya tentang One Piece dan juga kekuatan buah iblis untuk memanipulasi Batasan, dia akan memulai kisah petualangannya dan menggapai puncak! ==== ===== ====== ======= Catatan Penulis: Ini adalah pertama kalinya saya menulis fan-fiksi. Dan jujur saja, saya sendiri hanyalah pemula dan bukanlah seorang penulis yang baik sebenarnya. Ada beberapa/banyak kekurangan dalam fan-fiksi ini, jadi jangan terlalu banyak berharap ini adalah mahakarya yang luar biasa!

rtlps_360 · Fantasy
Not enough ratings
108 Chs

Chapter 18 - Kembali Berlatih

Sekitar 1 tahun berlalu sejak Bounty pertama Lepus dirilis.

Ternyata setelah melihat Katalog Pedang, pedang yang Lepus curi saat itu memanglah Meitou! Yaitu salah satu dari 21 O Wazamono, Gekkou!

Karena itulah, Lepus dipasangi Bounty 20,000,000 B! Selain itu, juga karena dia diketahui adalah mantan anggota Donquixote Pirates!

Setelah mengetahui jika dia memiliki Bounty senilai 20 juta Beri, Lepus tetap tenang dan tak terlalu mempedulikan.

Meski begitu, Lepus memutuskan untuk kembali 'menghilang' dan bersembunyi. Lagipula, Lepus juga memang berencana untuk kembali berlatih dan menempa diri.

Selain kembali menempa fisik dan mental, mereka berdua juga berlatih untuk menguasai lebih jauh kekuatan buah iblis mereka masing-masing. Akan tetapi, fokus utama latihan Lepus sendiri adalah Haki!

Haki yang berniat Lepus mulai latih dan kuasai untuk saat ini adalah Haki Busoshoku dan Kenbunshoku. Lepus tak tahu apakah dia memiliki Haoushoku, karena itulah dia hanya fokus melatih dua Haki dasar saja untuk saat ini.

Lepus ingin menguasai Haki karena meskipun kekuatan manipulasi Batasan sangatlah omnipotent, tapi tidak berarti bisa melakukan segala hal. Lepus tetap takkan bisa 'menyentuh' fisik asli pengguna Logia ataupun beberapa Paramecia jika tak memiliki Haki Busoshoku.

Dan begitulah, selama setahun ini, Lepus dan Brisa berada di sebuah pulau tak berpenghuni untuk menempa diri di sana.

~~~

"Hahh... Hahh... Hahh...."

Lepus tampak terengah-engah dan kelelahan setelah berlatih cukup keras.

Brisa kemudian menghampiri dan menyerahkan botol minuman.

"Onii-sama! Ini minumnya!"

"Hahh... Hah... Terima kasih, Brisa."

Lepus menerima botol minuman itu dan kemudian meneguk air di dalamnya.

*glukglukgluk

"Ahh.... Baiklah. Brisa, kita akhiri latihan hari ini.

"Un."

Beberapa lama kemudian, mengakhiri rutinitas harian mereka.

~~~

Setelah makan malam, sembari duduk memeluk Brisa dan menghangatkan diri dengan api unggun, Lepus di dalam hati memikirkan suatu masalah yang mungkin tak lama lagi akan dihadapi.

(Brisa sekarang sudah berusia 11 tahun lebih. Dia sudah hampir mendekati usia pubertas, sementara aku laki-laki tidak tahu harus bagaimana jika Brisa sudah mengalami proses bulanannya. Aku juga sudah cukup menguasai dua Haki umum setelah berlatih di pulau tak berpenghuni ini selama setahun. Penggunaan dan pengendalian kekuatan Batasan-ku juga semakin mahir. ... Mungkin sebaiknya kami kembali hidup di tengah masyarakat. Tapi, aku tentu tidak lupa saat ini aku buronan bernilai 20 juta Beri, jadi sekalian saja aku membentuk bajak laut sendiri dan memulai banyak persiapan dan merekrut kru. Dan kali ini, selain untuk menangani situasi biologis Brisa, sekalian mencari seseorang yang punya sedikit keahlian medis. Di North Blue ini, dokter wanita yang aku kenal dan tahu keberadaannya... sepertinya hanya dia. Yah, tak apa lah. Aku akan berikan 'itu' padanya, dan sebagai gantinya dia mau jadi milikku!)

Setelah selesai berpikir dan menyimpulkan, kemudian Lepus berkata pada Brisa.

"Brisa, kita akan tinggalkan pulau ini besok."

Mendengar Lepus yang tiba-tiba memutuskan untuk mereka pergi meninggalkan pulau ini, Brisa sedikit terkejut.

"Un? Kenapa? Apa latihannya Onii-sama sudah selesai?"

"Ya. Selain itu, kita pergi untuk kebaikanmu juga."

"Un? Untuk kebaikanku juga? Kenapa?"

Brisa bertanya dengan wajah lugu.

"Eee.... Jangan tanya. Aku juga tak bisa menjelaskan. Karena itulah kita akan kembali ke perkotaan, dan mencari seseorang yang lebih paham."

"Uunn.... Baiklah. Aku turuti Onii-sama saja apapun itu."

"En. Bagus."

Esoknya, dengan menggunakan gap, mereka pergi meninggalkan pulau tak berpenghuni itu.