webnovel

Tangis Bahagia

Ditempat acara Elma juga tak kalah gugupnya . Dia mengenakan baju bernuansa peach , serasi dengan baju Sadewa . Dan saat mobil keluarga Luna datang makin terlihat gurat takut diwajahnya . Dia dulu pernah berada di waktu seperti sekarang , tapi dia harus menelan pil pahit ketika keluarga Satria membuat dia dan keluarganya malu . Elma hanya berdoa agar kejadian itu tidak terulang lagi .

Elma dari dalam rumah hanya mendengar mama dan papanya menyambut kedatangan keluarga Sadewa .

Dan saat melihat bunda masuk kedalam rumah tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya , bunda segera menghampiri Elma dan memeluk hangat . Bunda merengkuh Elma dalam pelukannya . Mama Elma nampak lega saat melihat bunda Sadewa begitu menyayangi Elma .

" makasih ya sayang , udah nerima anak tante " kata bunda , membuat Elma makin tak bisa menahan air matanya .

" Elma yang harusnya makasih bunda . Bunda udah lahirin dan didik seorang laki - laki seperti kak Dewa " kata Elma sesengukan

" iih bunda bikin dandanan kak Elma rusak deh " keluh Luna saat lihat make-up Elma berantakan , sebenarnya Luna juga menahan tangisnya karena dia ingat masa lalu Elma .

" ya udah Luna bantuin kak Elma betulin make-up nya ya , biar yang lain istirhat dulu " kata mama kak Elma , Luna dibantu kak Maya masuk ke kamar Elma untuk membetulkan make-up Elma .

Dan yang lain duduk di ruang tamu . Nakula dan Rayi memilih duduk di teras depan bersama Abi .

" kak Maya , terima kasih " kata Elma pada Maya yang sedang membetulkan make-up nya .

" makasih apaan coba " kata Maya sambil tersenyum

" iya nih dari tadi makasih mulu " omel Luna yang jadi asisten Maya .

" seneng aja habis ini aku punya banyak saudara " kata Elma tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya .

" sama aku juga " kata Luna girang .

" dek kita ninggal nunggu ceweknya Nakula " tawa Maya

" haha bener kak , kakak bisa ngebayangin model ceweknya kak Nakula " tawa Luna .

" sumpah ga bisa , mahluk ajaib satu itu " komen Maya

" hahaha sama kak " tawa Luna makin menjadi .

**

Saat melihat Sadewa memasangkan cincin di jari Elma , membuat Luna tersenyum sendiri . Dan itu tak luput dari Rayi yang duduk disebelahnya .

" pengen ? " tanya Rayi berbisik , Luna tersenyum melihat Rayi sejenak

" mimpi ku masih jauh untuk kesana " bisik Luna , Rayi mengusap lembut rambut Luna . Nakula yang melihat itu buru - buru menukul tangan Rayi . Mata Nakula tajam memandang Rayi , membuat Rayi menjauhkan tangannya dari Luna . Dan saat Yudistira melihat kearah mereka sontak Nakula dan Rayi pura - pura menyimak jalannya acara . Luna hanya bisa pasrah berada diantara laki - laki ajaib yang tidak pernah bisa dewasa .

Luna memeluk Sadewa saat acara makan - makan tiba . Sadewa mengusap kepala adek kesayangannya .

" habis ini aku ga bisa manja - manjaan gini lagi " kata Luna manja ,

" dia semanja itu ?" tanya Rayi pada Nakula yang duduk disebelahnya .

" dia paling dimanja sama Sadewa . Dewa ga pernah marah atau ngebentak Luna . Jadi Luna paling takut kalo Dewa udah marah " cerita Nakula .

" pinjem dulu ya kak " kata Luna pada Elma yang masih memeluk kakaknya , Elma mengangguk sambil tersenyum melihat tingkah lucu adik kakak itu .

" udah deh ga usah manja " tarik Nakula , membuat Luna manyun .

" kak Dewa nanti sekalipun kakak udah nikah tetep kasih uang jajan kan kayak kak Yudis " kata Luna manja , membuat Rayi ternganga tak percaya .

" kamu itu udah kerja , dan cowok kamu punya perusahaan tapi kamu masih minta uang jajan aja " gerutu Nakula .

" emang salah ya " kata Luna ngambek , Sadewa mengusap rambut adiknya ,

" siap Lovely ku " kata Sadewa , membuat Luna girang .

" tuh lihat kan " kata Nakula pada Rayi . Luna menjulurkan lidah meledek Nakula yang mulai snewen .

" seriusan kamu masih dikasih uang jajan sama kakak kamu ?" tanya Rayi saat Luna duduk disampingnya ,

" iya kenapa ?" tanya Luna heran

" ya tapi kan kamu udah kerja , terus kalo kamu butuh apa - apa kan kamu tinggal bilang aku " jawab Rayi

" sayang kan kita baru pacaran masa iya aku apa-apa minta kamu " jelas Luna sambil menyuapi Rayi dengan kue yang ia bawa

" ya udah besuk pulang dari bali , aku bawa mama sama papa kerumah kamu " putus Rayi

" jangan gila deh " kata Luna kaget

" aku serius sayang " Rayi tampak melihat Luna dengan serius

" apaan sih kamu " kata Luna cemas takut Rayi beneran lakuin apa yang dia mau .

" makanya kamu jangan minta uang sama kakak kamu " jelas Rayi

" ya kan trus mereka kerja buat apa kalo bukan buat aku " elak Luna

" kak Yudis kan udah punya keluarga , jadi prioritas nya juga bukan kamu lagi . Begitu juga kak Nakula dan kak Dewa . Belum lagi mereka kan harus ngasih sama bunda juga . Masak iya kamu masih minta mereka " jelas Luna

" iya - iya sayang " kata Luna pasrah , Rayi tampak meraih ponsel di sakunya ,

" udah masuk kan ?" tanya Rayi tak begitu lama , Luna melihat pemberitahuan di ponselnya kalo Rayi telah mentransfer sejumlah uang ke nomor rekeningnya .

" iih kamu tuh ya " kata Luna kesal ,

" jangan minta uang kakak kamu lagi ya " kata Rayi tak kalah kesal .

" kesan nya kan aku matre jadinya " omel Luna

" bodoh amat orang mau bilang apa , yang ngejalanin kan kita bukan mereka " kata Rayi kesal .

" makasi ATM berjalan ku " goda Luna saat dilihat Rayi manyun . Rayi buru - buru menggenggam tangan Luna .

**

Rayi yang sudah menganti baju formalnya dengan celana pendek dan atasan casual , sedang duduk didepan rumah Elma . Sedangkan Luna masih menganti baju nya di kamar Elma .

" yakin kamu mau pake baju gini ?" tanya Elma saat melihat Luna memakai crop top berwarna maroon dengan lengan sabrina pendek dipadukan dengan jeans belel .

" kak kan kesana mau jalan-jalan " kata Luna sambil menjinjing sneaker nya

" iya tahu , tapi kak Dewa sama Nakula emang ga marah ?" tanya Elma lagi .

" aku tutupin pake ini " kata Luna cekikikan sambil memakai outer panjang untuk menutupi baju pendeknya .

" kamu tuh ya , paling bisa bikin kakak - kakak kamu marah " kata Elma Heran .

" kak nitip baju ya " kata Luna menaruh kebaya nya

" iya , udah buruan berangkat waktunya mepet nanti " kata Elma membereskan baju Luna .

Luna keluar dari kamar Elma , dia terlebih dahulu pamit ke kedua orang tua Elma yang sedang berbincang di depan dengan bunda dan pakdhe .

" mau kemana dek ?" tanya pakdhe saat melihat Luna berganti baju

" dia ada acara sama keluarga Rayi " jelas bunda ,

" hati - hati , sikapnya dijaga " pesan pakdhe

" siap " kata Luna sambil mencium kedua pipi bunda , pakdhe dan juga budhe

" tumben ga minta uang " goda budhe

" haha , tenang budhe Luna sudah punya ATM berjalan tuh " tunjuk Luna pada Rayi ,

" pinter - pinter " puji budhe sambil mengusap rambut Luna . Disambut tawa pakdhe dan juga kedua orang tua Elma .

Luna berjalan mendekati Rayi yang sedang duduk dengan ketiga kakaknya .

" berangkat yuk , nih Gladis udah telepon berkali - kali " ajak Luna , Rayi hanya mengangguk . Luna menghampiri kakaknya satu persatu .

" Apapun yang kamu lakuin , kamu yang bertanggung jawab ats hidup kamu sendiri " pesan Yudistira sambil mengusap lembut kepala adiknya , Luna hanya mengangguk - angguk paham .

" hati - hati , yang sopan " giliran Sadewa memberi pesan

" ngapain loe pamit ke gue , orang gue yang nganterin loe ke bandara " kata Nakula saat Luna hendak berpamitan , Luna nyengir setelah itu dia pamit kearah Maya yang duduk bersama Abi di ayunan teras rumah Elma .

" hati - hati ya dek " kata Maya , " Rayi nitip Luna ya " kata Maya pada Rayi yang baru keluar dari rumah berpamitan pada bunda dan yang lainnya . Rayi mengangguk , dia juga berpamitan pada Yudistira dan Sadewa .

" nitip Luna ya " kata Yudistira

" siap kak " kata Rayi .

Luna duduk dikursi belakang ,dan Rayi duduk didepan disamping Nakula yang dikursi kemudi .

" kak buruan loh , nih aku udah di teleponin dari tadi " gerutu Luna

" inggih nyonya " goda Nakula ,

" aku beneran " renggek Luna

" gue suruh berangkat sendiri nih " kata Nakula ngambek

" haha , kak loe kenapa ngambekan kayak cewek sih " goda Rayi

" sialan , berangkat ga ini " ancam Nakula

" hahaha iya - iya maaf " kata Rayi , segera setelah itu Nakula melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Elma .