Selama perjalan Luna berusaha untuk tidak nervous . Dikursi belakang Gladis tampak asyik mendengarkan musik .
" sudah lama kerja sama Rayi ?" tanya papa Rayi memecah suasana hening
" baru tiga bulan om " jawab Luna tetap fokus mengendarai mobil
" sebelumnya kerja dimana ?"
" baru kerja di situ aja om , lulus kuliah nganggur sebulan trus dikasih info sama dosen aku om " jelas Luna mulai santai
" tuh Dis , dengerin kakak kamu aja udah lulus kuliah ini kamu lontang -lantung ga jelas " omel papa Rayi meskipun tidak digubris oleh Gladis yang medengarkan musik .
Luna tersenyum melihat tingkah ayah anak tersebut , terbesit rasa iri di hatinya karena dibesarkan tanpa sosok ayah meskipun ketiga kakaknya selali siap menjaganya .
" ayah kerja dimana Lun ? " tanya papa Rayi , Luna menoleh dan tersenyum
" ayah udah meninggal pas Luna masih kecil om " kata Luna , papa Rayi tampak merasa bersalah
" maaf ya om ga tahu , sekarang ada om yang bakalan jadi ayah kamu " kata papa Rayi mengusap lembut rambut Luna , membuat Luna terharu .
" makasih om " kata Luna manja
Luna yang mengikuti mobilnya sopirnya papa Rayi tampak takjub ketika masuk di perumahan mewah . Dengan rumah - rumah besar bak istina disamping kanan kiri . Disetiap rumah ada taman yang tertata rapi dan sedap dilihat . Dan ketika mobil didepannya berbelok di rumah paling ujung dengan pilar - pilar besar sebagai penyangah rumah . Rumah itu bernuansa putih dan gold . Luna segera memarkirkan mobilnya di garasi mobil . Luna segera keluar dari mobil begitu juga Gladis dan papanya .
" ayo pasti mama kamu udah nungguin " kata papa Gladis tapi yang digandeng malah Luna
" papa anaknya itu aku " rengek Gladis mengikuti papanya , dan langsung mengandeng tangan Luna juga .
" ma mantu mu datang " teriak papa Rayi , Luna hanya bisa tersenyum geli mendengar sebutan untuknya . Mama Rayi langsung turun buru - buru dari lantai atas menghampiri Luna dan menciumi kedua pipi Luna . Dan mengandeng Luna untuk duduk di ruang keluarga yang lebih mirip mini theater , meninggalkan Gladis sendirian .
" begitu mantu nya datang lupa deh sama anaknya " gerutu Gladis mengikuti papa dan mamanya .
**
Ditempat lain , tepatnya di rumah Luna . Rayi datang dengan diantar oleh Deryl . Setelah Rayi masuk kedalam rumah Deryl segera pergi dari sana . Rayi mengetuk pintu rumah Luna , dan tak lama Nakula keluar melihat siapa yang datang
" ngapain pake ketuk pintu segala " kata Nakula membukakan pintu
" ya masak langsung masuk kak " elak Rayi
" ya kan kamu sama Luna " kata Nakula sambil rebahan di kursi
" dia pulang duluan bawa mobil ku kak " Rayi tampak panik ,
" trus anak itu kemana ? " Nakula beranjak dari tidurnya ,mukanya tampak panik juga . Rayi meraih ponselnya dan mencoba menelpon Luna . Berkali - kali Rayi menelpon tapi tidak ada jawaban .
" ga diangkat kak " kata Rayi
" coba telepon Elma " Nakula memberi ide , Rayi mengangguk kemudian segera menelpon Elma .
" halo El , kamu sekarang sama Luna?" tanya Rayi tanpa basa -basi
" ga tuh , aku sama kak Dewa . Tadi dia duluan pake mobil kamu " jelas Elma , muka Rayi tampak gelisah . Dia segera menutup telepon .
" apa katanya ?" kata Nakula tak kalah gelisah
" Elma sama kak Dewa , dia bilang tadi Luna udah duluan " jelas Rayi
" ini udah jam 7 , trus kemana anak itu " Nakula juga mencoba menelpon Luna tapi hasilnya nihil
" kakak kan polisi lacak gitu keberadaan Luna " sindir Rayi
" penyalahgunaan wewenang itu nama nya" elak Nakula
" tapi ini udah 2 jam kak " kata Rayi frustasi
" kamu ga lagi marahan kan sama Luna ?" tanya Nakula
" kalo marahan pasti udah aku anter pulangnya kak " ucap Rayi ketus
" ngapain sewot "
" stop bahas yang ga penting deh kak , ini Luna kemana coba " kata Rayi mondar - mandir sedangkan Nakula lebih santai . Nakula melihat betapa khawatirnya Rayi menunjukn seberapa penting Luna buat dia .
" kak telepon temen - temen kakak dikantor kek ,kakak ga khawatir gitu sama Luna , apa kita buat laporan orang hilang ya " cerocos Rayi , Nakula hanya santai .
Dan ketika ponselnya berbunyi Rayi segera melihatnya ,ternyata Galdis melakukan panggilan video . Dengan malas - malasan Rayi mengangkat telepon dari adiknya
" apaan lagi " kata Rayi malas
" aku dirumah papa " jelas Gladis
" terus kenapa " balas Rayi
" kakak ga kesini ? " tanya Gladis
" kakak lagi sibuk , ada apa buruan ga penting aku matiin nih " kata Rayi ketus
" lihat papa sama siapa? " kata Gladis menunjukkan papanya sedang main catur dengan Luna , Rayi membelalakkan matanya
" dari tadi dia disitu , ya udah aku habis ini kesana " kata Rayi buru - buru menutup sambungan teleponnya .
" udah ketemu kak " kata Rayi lega
" dimana ?" Nakula beranjak dari tidurnya ikut lega
" dirumahnya mama ku " kata Rayi duduk di sebelah Nakula
" mau kesana pake apa kamu ?" tanya Nakula
" ini masih mikir " kata Rayi terdiam
" tuh pake motornya Dewa sana " suruh Nakula
" siap ndan "kata Rayi sambil memberi hormat lalu buru - buru menyambar kunci motor yang ditunjukan Nakula .
Setelah kepergian Rayi , Nakula terkekeh senang karena itu adalah motor kesayangan Sadewa bahkan dia tidak boleh meminjam
" sukurin loh bocah , kena marah pak tara , hahahaha " tawa Nakula tak henti - henti .