webnovel

Next Step : 2

Setelah hari itu, Dirga terus menemui Kin di ruangan rahasianya disaat waktu luang. Ia tidak bisa meluangkan banyak waktu karena harus mempersiapkan olimpiade final yang akan di adakan beberapa hari lagi. Setelah pelatihan berakhir, ia akan pergi ke ruangan Kin diam-diam. Ia sudah mencoba menggunakan kekuatannya beberapa kali namun ia sering salah koordinat sehingga ia muncul di tempat yang salah. Hari ini ia berniat mencobanya lagi begitu tiba di kamar.

"Dirga! " Emma memanggilnya begitu pelatihan berakhir.

"Ya? " Dirga hanya menjawab sekenanya sembari merapikan barang-barangnya. Emma mendekatinya.

"Ada yang mau gue omongin..." ucapnya.

"Oh.. oke... " balas Dirga cepat. Emma mengernyit melihat tingkah Dirga yang terasa berbeda dari biasanya. Namun ia tidak ingin membuat keributan dan segera berjalan lebih dulu. Dirga segera mengikutinya begitu ia selesai membereskan barang-barangnya.

"Em! tunggu Em!" seru Dirga yang sudah tertinggal agak jauh. Ia mempercepat langkahnya agar bisa menyamai langkah Emma yang sedari tadi berjalan tergesa-gesa.

"Lo kenapa sih?" tanya Dirga yang kesal di abaikan. Namun Emma tak menggubris dan hanya berjalan hingga ia berhenti di dekat kolam. Hari ini kolam tampak sangat sepi. Entah kemana orang-orang itu.

"Ada apa sih Em?! " tqnya Dirga kesal. Emma membalik tubuhnya agar bisa melihat Dirga.

"Sebenarnya.. yang ada apa itu bukan gue kan?" ujar Emma. Dirga mengernyit tak faham.

"Apa maksud lo?" tanyanya tak mengerti. Emma menghela nafas kasar.

"Beberapa hari ini gue sering liat lo pergi sendiri... lo mau ngerjain semuanya sendiri kan?!" ucapan Emma membuat Dirga terkejut.

"Lo ngikutin gue?!" Emma mendengus kesal.

"Gue bukannya ngikutin elo Dir! Lo nya aja yang mencurigakan! lo ga berniat ngelakuin semuanya sendiri kan?! " Emma tampak sangat kesal. Sudah berhari-hari ia menyadari kelakuan Dirga yang terasa janggal baginya. Awalnya ia menemukan Dirga yang pergi seorang diri entah kemana saat tengah belajar di tempat sepi dekat kolam. Ia melihat Dirga yang berjalan di sekitar kolam dan menghilang secara tiba-tiba. Siapa pun yang melihatnya akan menganggap itu mencurigakan. Entah kenapa ia berfirasat kalau Dirga hendak melakukan apa yang hendak mereka lakukan seorang diri.

Dirga menghela nafas sejenak.

"Gue bukannya mau ngelakuin sendiri Em... masalahnya dia ga mau orang lain ikut masuk ke tempatnya... jadi gue kesana untuk menyelidiki beberapa hal dan gue berniat ngasih tahu lo setelah olimpiade selesai..." Emma mengernyit mendengar kata "Dia" dari mulut Dirga.

"Dia? siapa yang lo mak.... " Seketika ia ingat sesuatu. Matanya membelalak akibat terkejut.

"Ga mungkin.... yang gue pikirin kan?!" ucapnya ragu. Dirga mengedikkan bahunya.

"Gue ga tau apa yang lo pikirin.... tapi gue bisa nebak kalo mungkin yang lo pikirin itu benar... " Emma menutup mulutnya yang masih terbuka lebar akibat terkejut dengan kedua tangannya.

"Ga mungkin... secepat ini...wahh.... " Ia menatap ke arah Dirga yang tampak sangat santai saat ini.

"Ck! Kenapa lo ga bilang!" serunya kesal.

"Bukannya gua ga... " belum selesai Dirga berucap, Emma telah memotong ucapannya.

"Apa-apaan lo! Gue udah khawatir lo menyelidiki mereka lagi diam-diam! Sial!" Dirga tertawa melihat Emma yang tampak kesal dibuatnya.

"Wah! kalian benar-benar berisik, anak kecil..." ucqp seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Emma.

"Kin!" seru Dirga yang mengenali seseorang itu. Emma menoleh ke belakang dan menemukan seorang pria tak dikenal berdiri di belakangnya.

"Siapa?.... " Ia menoleh ke arah Dirga lagi.

"Lo kenal? " Dirga mengangguk.

"Dia yang gue maksud..." ucap Dirga. Emma lagi-lagi dikejutkan entah yang keberapa kalinya.

"Jadi dia.... Oh my gosh! lo ga bercanda kan Dir?! " Tampaknya Emma benar-benar terkejut bertemu dengan tokoh yang hanya bisa didengar dan jarang menampakkan diri. Kin tersenyum melihat tingkah Emma.

"Kudengar kamu anak yang dingin... tapi kamu tidak terlihat dingin... bagiku kamu sangat imut... " ucap Kin tanpa pikir panjang. Mendengar itu, pipi Emma merona merah. Baru kali ini ia dibilang imut apalagi oleh orang yang baru bertemu dengannya. Namun ada satu orang yang tampaknya tidak senang mendengar ucapan itu. Dirga mendengus kesal.

"Oee.... Kin why are you showing yourself so suddenly?!" ujar Dirga dengan raut wajah yang masih kesal. Kin tertawa sembari melihat dirga dengan raut wajah yang tampak jelas sedang meledeknya. Dirga mendengus kesal.

"I think i'll let her join us... at least she'll not angry at you again, right? " Dirga menghela nafas pelan.

"That's your place... it's up to you.. " balas Dirga. Kin tersenyum lagi.

"Ok then... come on little girl... " ujarnya sembari berjalan menuju sebuah lift yang tersembunyi di balik tanaman-tanaman yang menjadi hiasan sekitar kolam. Mereka segera masuk dan lift pun berjalan turun begitu pintunya tertutup.

"Actually, there's another elevator inside the hotel but it's better to use this elevator... " jelas Kin. Emma mengangguk mengerti.

"Sejak kapan kalian ketemu?" tanya Emma penasaran.

"Kin yang nemuin gue duluan... " balas Dirga cepat. Ia tidak ingin Kin yang membalasnya. Entah kenapa hatinya terasa gelisah dengan Kin yang tadi sempat menggoda Emma. Kin tentu saja menyadari sikap Dirga. Ia tersenyum ke arah Dirga berniat ingin menggodanya lagi. Dirga memberikan jari tengah tepat di depan mata Kin. Untung saja Emma berdiri di depan mereka sehingga ia tak menyadari akan pertengkaran dalam diam yang terjadi di belakangnya. Lift berhenti dan secara kompak kedua orang itu langsung terdiam dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

"Welcome to Hades!" seru Kin.

"How childish!" ledek Dirga. Kin tampak mengabaikannya dan mendekati Emma.

"There we always talk about our investigation... it's almost done...but the matter is, what our next step... we need to share it to each alliance for a union and attack them together... " jelas Kin.

"Yeah... we already know all the alliances, like Billy's alliance....we must make a meeting with them to tell them our plan... " ujar Dirga. Emma mengangguk mengerti.

"Okay then, we can ask help to Billy and our alliance so we can do the next step... " ucap Emma. Kin dan Dirga mengangguk.

"Maybe it was unecessary to ask Billy's help since you are were in an olimpiade now... i can send a letter to each alliance... it just a piece of cake for me... "

"At first i was agree and proud, but your last word ruin everything... " ujar Dirga tepat sasaran. Kin tertawa garing.

"Okay then we must back to our room..."ucap Emma. Dirga mengangguk setuju.

"Let's meet after your champion!" seru Kin. Dirga dan Emma mengangguk sebelum memasuki lift. Kin tersenyum setelah pintu lift menutup.

"Hahh... A youth... how beautifull... "