webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Teen
Not enough ratings
47 Chs

CHAPTER 27 RASA BIMBANG

Aku masih merasa canggung saat betemu dengan Hyun Soo sejak hari itu, begitu juga Hyun Soo, ia terlihat ingin bertanya, namun ia berusaha menahan dirinya untuk tidak bertanya. Aku menghembuskan nafas kecil menenangkan diriku sejenak, lalu mengulurkan tanganku mengetuk pintu ruangan Hyun Soo pelan, setelah mendengar suara Hyun Soo dari dalam, aku masuk dengan gerakan kaku. Aku menunduk kecil "saatnya rapat dengan daepyonim" sahutku sopan. Hyun Soo terlihat memutar matanya mengangguk paham "oh.. baiklah.." jawabnya canggung, aku menunduk sambil tersenyum kecil dan membalikkan badanku cepat. Hyun Soo yang tidak sanggup menahan rasa canggung antara kami, akhirnya membuka pembicaraan duluan

"Kyung Ji -ah.."

aku membalikkan badanku perlahan "ne" jawabku singkat,

"soal kemarin.." bukanya canggung "bisa kita lupakan soal kemarin" lanjutnya terpaksa.

Mataku melebar mendengar permintaannya itu, aku memiringkan kepalaku canggung "apa kau tidak ingin tahu?" tanyaku hati - hati mendengar keputusanya itu. Hyun Soo menaikkan kedua bahunya sejenak sambil memutar matanya

"tentu saja, tapi rasa canggung ini lebih besar dari pada rasa ingin tahuku, dan ini tidak menyenangkan" jawabnya kaku.

Aku tersenyum kecil mendengar jawaban Hyun Soo barusan, aku merasa lega mendengar jawaban itu "baiklah" sahutku singkat. Senyum Hyun Soo mengembang perlahan di ujung bibirnya "baiklah?" tanyanya memastikan, aku mengangguk cepat "hmm.. baiklah" gumamku. Aku menghembuskan nafas lega "kau akan terlambat untuk rapat" sahutku mengingatkan, Hyun Soo langsung melirik jam tangannya kaget, ia langsung mengambil berkas - berkas yang diperlukan dan menyambar jasnya yang tergantung di sandaran kursi kerjanya cepat. Hyun Soo berlari kecil melewatiku, ia menghentikan langkahnya dan menoleh cepat "aku akan segera kembali, nanti kita makan bersama, oke?" tanyanya santai. Aku tertawa kecil melihat tingkahnya itu, aku mengangguk cepat menyetujui ajakannya. Hyun Soo tersenyum lebar melihat anggukan setujuku, ia kembali membalikkan badannya melanjutkan langkah keluar menuju ruang rapat. Aku menatapnya sampai Hyun Soo tak terlihat lagi dari jendela ruangannya, aku hendak melangkahkan kakiku meninggalkan ruangan Hyun Soo, tiba - tiba terdengar dering ponsel dari meja kerja Hyun Soo. Aku membalikkan badanku mendekati meja kerja Hyun Soo, mentap ponselnya yang tergeletak di meja terus berdering keras, keningku berkerut kecil 'haruskan aku mengangkatnya?' kataku ragu dalam hati. Aku mengulurkan tanganku hendak meraih ponsel di hadapanku, namun dering ponsel itu berhenti dengan sendirinya, menjadi sebuah panggilan tidak terjawab. Melihat ponsel itu berhenti berdering, nafas lega terhembus begitu saja dari mulutku, aku meraih ponsel Hyun Soo penasaran dan mengetuk layarnya, namun ponsel itu terkunci kode sandi membuat niatku redup. Aku kembali meletakkan ponsel Hyun Soo ketempatnya semula dan membalikkan badanku cepat, tiba - tiba ponsel itu kembali berbunyi membuatku menghentikan langkahku, aku kembali menoleh kecil penasaran dan menatap ponsel itu sekali lagi. Orang yang sama kembali menelfonnya, keningku berkerut dan rasa penasaranku semakin membukit 'kenapa dia menulis jangan di jawab pada nama orang ini?' tanyaku dalam hati. Aku mengulurkan tanganku meraih ponsel Hyun Soo, mengetuk layar ponsel itu, menepelkan ponselnya ketelinga

"hallo" sahut seorang wanita dari seberang telfon.

Mataku melebar mendengar suara seorang wanita "hallo.." jawabku ragu,

"apa ini sekertaris Min?" tanya Gyu Na ahjumma ang juga ragu.

Aku memutar mataku panik smabil mengigit bibir bawahku, otakku berputar bingung 'apa yang harus aku lakukan sekarang?' tanyaku dalam hati. Aku menjauhkan ponsel Hyun Soo cepat dan mematikan sambungan telfonnya cepat, aku meletakkan ponsel Hyun Soo kembali lalu meninggalkann ruangan Hyun Soo secepat mungkin.

000

Gyu Na ahjumma menurunkankan ponselnya bingung, dengan gerak cepat ia mengetuk layar ponselnya mencari kontak sekertaris Min. Tak lama setelah terdengar nada sambung, suara sekertaris Min terdengar dari seberang telfon

"selamat siang, nyonya Gong" sapa sekertaris Min sopan

"sekertaris Min, apa barusan kau menjawab telfon di ponsel Hyun Soo?" tanya Gyu Na ahjumma langsung.

Sekertaris Min terlihat bingung dan ia menggeleng kecil "tidak, saya sedang berada di ruang rapat bersama daepyonim, tuan Hyun Soo, dan beberapa pimpinan lainnya" tepis sekertaris Min sopan.

Terdengar hembusan nafas kecil dari seberang telfon, sekertaris Min tampak berfikir keras dan ia menangkap maksud Gyu Na ahjumma. Sekertaris Min langsung membuka mulutnya cepat "Bae daepyonim memanggil sekertaris khusus untuk tuan, mungkin sekertaris itu yang menjawab telfon anda barusan" jelas sekertaris Min berbohong. Gyu Na ahjumma tampak mengangguk kecil, ia mengigit bibir bawahnya sejenak "bisa kau sampaikan pada Hyuk Joon -ssi, aku ingin bertemu dengannya hari ini" mintanya mendesak. Sekertaris Min mengangguk kecil "baik nyonya, akan saya sampaikan" jawabnya sopan, setelah mendengar jawaban sekertaris Min Gyu Na ahjumma menutup sambungan telfonnya, langsung bersiap - siap menuju ke Seoul.

Setelah rapat selesai, Hyun Soo langsung meninggalkan ruang rapat begitu saja dengan gerakan cepat. Setelah ruang rapat kosong, sekertaris Min langsung mendekat ke arah Bae daepyonim dan menunduk kecil "daepyonim, nyonya Gong ingin bertemu dengan anda secepatnya" sampainya sopan. Bae daepyonim mengangkat kepalanya "ada apa tiba - tiba?" tanyanya pelan, sekertaris Min menggeleng kecil "saya tidak tahu, tadi beliau menelfon menanyakan siapa yang menjawab telfonnya di ponsel tuan Hyun Soo, sepertinya nona Kyung Ji yang menjawab telfon itu" jelas sekertaris Min detail. Bae daepynim mengangguk paham, ia berdiri tegap dan mengancingkan jasnya sejenak "baiklah, kosongkan jadwalku untuk bertemu dengannya" putus Bae daepyonim cepat.

000

Rencana makan siangku dan Hyun Soo terpaksa batal karena kedatangan Do Hwan -ssi dengan beberapa orang yang ingin menjadikan Hyun Soo model produk mereka. Aku pun menghabiskan waktu makan siang dengan anggota timku, meski sedikit terpaksa. Seo Rin yang memahami tingkah anehku, menyikutku pelan

"jika kau tidak mau makan dengan kami tunggulah dia dengan perut kosong" godanya jahil.

Aku mencibirkan bibirku, terus melahap makananku kesal sementara Seo Rin tertawa kecil menghina sikap kekanakanku. Aku hanya terus diam menyantap makananku sampai habis lalu bangkit dari kursi, meninggalkan anggota timku yang masih makan sambil saling melempar canda. Mereka terdiam menatapku pergi begitu saja, saling menoleh bertanya satu sama lain mencari tahu apa yang terjadi padaku. Seo Rin menghembuskan nafas kecil dan tertawa geli "biarkan saja dia, dia sedang terkena penyakit cinta" ucap Seo Rin santai lalu melanjutkan makannya.

Aku sampai di mejaku lesu langsung menoleh menatap ruangan Hyun Soo, mereka terlihat sedang berbicara santai dan sesekali tertawa kecil. Aku mencibirkan bibirku kesal, memainkan komputerku mencari kesibukan. Saat jam makan siang mendekati habis, seluruh anggota timku kembali dengan canda dan topik pembicaraan yang beragam, membuat ruangan kami yang awalnya sepi menjadi lebih ramai dan hidup. Aku kembali menatap ruangan Hyun Soo dan menghembuskan nafas besar, entah sampai kapan mereka akan berbincang - bincang di dalam sana.

Hari yang semakin sore memuatku kembali menatap ruangan Hyun Soo yang tertutup rapat sejak tadi. Mereka masih bercakap - cakap santai, namun Hyun Soo terlihat gelisah sambil melirik jam tangannya sesekali. Jam pulang semkain dekat dan teman - teman timku mulai membereskan barang - barang mereka bersiap untuk pulang, semetara aku hanya duduk menopang dagu diam sambil menatap sinis ruangan Hyun Soo. Tiba - tiba salah seorang anggota timku mengetuk kecil bahuku

"timjangnim, kita akan pergi makan dan karaoke, apa anda ingin ikut?" ajaknya santai.

Aku langsung melirik sinis pintu ruangan Hyun Soo dan tersenyum lebar sambil melihat anggota timku bergantian, mereka terlihat berharap menunggu jawabanku "baiklah" putusku cepat dengan senyum cerah. Seluruh timku bersorak senang dan aku pun mulai membereskan barang - barangku. Saat jam menunjukkan pukul 6 malam, kami sama - sama bediri dan meninggalkan kantor dengan riang. Hyun Soo terlihat gelisah melihatku pergi dengan seluruh anggota timku, ia mulai tidak fokus pada pembicaraan terus menatap lurus ke jendela ruangannya, sampai aku dan anggota timku tidak terlihat lagi. Do Hwan -ssi menyenggol kecil lengannya, membuat Hyun Soo kembali memfokuskan pikirannya pada calon clientnya yang sedang berbicara, Hyun Soo berdeham kecil dan kembali memfokuskan pikriannya, meskipun hatinya tidak tenang melihatku pergi begitu saja.

000

Aku duduk di kedai BBQ kecil yang biasanya kami kunjungi, suasana yang sangat ramai disana membuatku sedikit santai. Aku pun perlahan hanyut dalam suasana, hingga akhirnya melupakan kekesalanku pada Hyun Soo. Kami saling melempar canda dan bercerita satu sama lain, sambil makan daging dan minum soju yang kami pesan. Aku membebaskan diriku dan anggota timku mengingat besok adalah akhir pekan yang menandakan kami juga libur bekerja. Aku terus minum tanpa mengendalikan diriku hingga tanpa ku sadari aku mulai mabuk, aku hendak menegak sojuku sekali lagi, namun Seo Rin menahan gerakanku

"hey.. hey.. kau mabuk, hentikan" cegahnya sambil merampas gelasku,

"aku tidak mabuk" bantahku sambil tertawa kecil.

Pipiku memerah dan wajahku terasa panas, pandanganku mulai sedikit berputar, melihat itu Seo Rin menggeleng heran "aigoo.." keluhnya melihat tingkahku. Ia meminum sojuku dan menajuhkan gelasku dari jangkauanku, tak lama terdegar dering ponselku namun aku tidak menghiraukan dering ponsel itu. Seo Rin menghembuskan nafas besar, ia menyenggolku "hey, ada telfon masuk di ponselmu" sahutnya sinis. Aku hanya menggeleng sambil melambaikan tanganku lemas "biarkan saja, aku kesal padanya" jawbaku melantur. Sekali lagi Seo Rin menghembuskan nafas besar dari mulutnya, ia menggeleng heran "kau bahkan tidak tahu siapa yang menelfonmu, kau terlalu percaya diri" gumamnya menghinaku. Seo Rin menuang soju di gelasnya dan hendak meminumnya, namun dering ponsel dari saku jaketnya menghentikan gerakannya. Ia melirik jaketnya sejenak lalu meletakkan gelasnya santai, Seo Rin mengeluarkan ponselnya langsung melebarkan matanya kaget melihat nama yang tertera di layar. Ia menggoyang - goyang tubuhku kasar

"hey.. keluarkan ponselmu" desaknya

"wae.." sahutku setengah sadar,

"ahh.. cepat.." sahutnya menekan.

Aku mengeluarkan ponselku dari saku jaket langsung menyerahkannya pada Seo Rin, ia membuka password ponselku dan melihat siapa yang menelfonku barusan. Ekspresinya berubah kaget dan ia membuka mulutnya hampa. Seo Rin menoleh sinis ke arahku "kau akan mati ketika kau sadar besok" gumamnya mengutukku. Ponsel Seo Rin kembali berdering keras, dengan gerak cepat ia mengangkat telfon masuk itu, dan menempelkan ponselnya ketelinga. Seo Rin berdeham kecil memeprsiapkan dirinya

"selamat malam, tuan" sahutnya sopan

"Heo Seo Rin -ssi, apa kau bersama Kyung Ji sekarang?" tanya Hyun Soo langsung.

Mendengar pertanyaan itu, Seo Rin tertawa kaku sambil melirikku yang dalam kondisi setengah sadar menempelkan kepalaku dengan mata terpejam di atas meja, ia langsung menutup matanya kesal. Tak kunjung mendengar jawaban Seor Rin, Hyun Soo kembali memuka mulutnya

"kau dengannya kan?" tebaknya.

Seo Rin menghembuskan nafas kecil dan terpaksa menjawab Hyun Soo yang mendesaknya, ia mengangguk kecil

"ya, kami sedang makan bersama tim" jawab Seo Rin terpaksa

"kenapa dia tidak menjawab telfonku?" tanya Hyun Soo lagi,

Seo Rin memutar matanya "Kyung Ji.. dia.. dalam keadaan setengah sadar sekarang" jelas Seo Rin ragu.

Mendengar kata setengah sadar, mata Hyun Soo melebar kaget, ia menghembsukan nafas besar dari mulutnya "dia mabuk? Lagi?" tanyanya terdengar kesal. Seo Rin tertawa garing dan mengangguk "ya, lagi.." jawabnya terpaksa, Seo Rin mengatakan dimana kami makan lalu menutup telfonnya dengan ekspresi datar. Ia menoleh ke arahku dan menghembuskan nafas besar, tangannya mengusap punggungku "mianhae.. aku masih ingin bekerja dan mendapat uang" sahutnya datar.

Lama setelah pembicaraan dari ponsel itu berakhir, Hyun Soo masuk ke dalam kedai BBQ dengan langkah cepat, ia menoleh ke sekeliling mencari keberadaan kami. Matanya berhenti pada segerombolan dengan jas hitam sedang mengobrol dan saling melempar canda, ia mendekati gerombolan kami dan matanya langsung tertuju padaku yang tertidur di atas meja dengan kondisi mabuk berat. Hyun Soo mengangkat kedua tangannya ke pingang sambil menghembuskan nafas besar. Menyadari kehadiran Hyun Soo, Seo Rin berdiri cepat dengan ekspresi kaget dan menunduk kecil menyapa sopan. Melihat tingkah aneh Seo Rin, anggota tim lainnya menoleh mengikuti arah pandang Seo Rin, mereka langsung berdiri kaget merapikan baju mereka masing - masing dan menunduk sopan pada Hyun Soo. Hyun Soo mengalihkan pandangannya dariku menatap anggota timku lainnya, melihat tingkah lucu mereka Hyun Soo tertawa kecil, ia menurunkan tangannya "jam kerja sudah selesai, jangan bersikap formal seperti itu" sahutnya santai sambil melambaikan tangannya ringan. Meskpiun Hyun Soo terlihat santai, teman - teman timku yang lain tetap saja merasakan jarak antara mereka dengan Hyun Soo. Melihat sikap teman - temanku yang masih canggung, Hyun Soo tersenyum kecil

"tenang saja, aku hanya akan memarahi dia.." sahutnya santai sambil menunjukku.

Hyun Soo mendekatiku dan berlutut di hadapanku. Ia menyentil keras dahiku "oi agassi.." panggilnya datar, aku mengusap dahiku dengan ekspresi kesakitanakibat sentilannya itu sambil berusaha membuka mataku lebar. Pandanganku yang kabur berusaha menangkap wajah Hyun Soo tepat di hadapanku, aku mengulurkan jariku menyentuh pipinya "oh.. Soo -yah" panggilku sambil tertawa mabuk. Hyun Soo menggeleng heran melihatku, sementara anggota timku melihatku takut akan sikapku pada Hyun Soo. Entah mengapa rasa kesalku akan kejadian tadi kembali teringat, aku kesal karena ia berjanji akan makan denganku namun ia malah berbincang - bicang seharian dengan clientnya. Aku mengerutkan alisku kesal tak sadar termakan oleh emosiku, langsung mencubit pipinya keras

"KAU BERJANJI AKAN MENTRAKTIRKU MAKAN SIANG..." teriakku.

Hyun Soo terlihat kesalkitan sambil berusaha melepaskan tanagnnku dari pipinya, teman - temanku juga langsung bergerak membantu Hyun Soo. Setelah mereka berhasil melepaskan tanganku dari pipi Hyun Soo mereka menunduk sopan meminta maaf atas tindakanku, sementara Hyun Soo hanya menatap kosong dengan ekspresi datar sambil memegang pipinya yang merah akibat cubitanku. Salah seorang anggota timku mendekati Hyun Soo

"anda baik - baik saja tuan?" tanyanya cemas,

Hyun Soo hanya mengangguk kecil sambil memaksakan senyumnya menahan sakit. Anggota timku mulai berbisik - bisik satu sama lain "sudah mulai, dia berubah.." sahut satu orang, "hey.. hey.. dia berubah, dia berubah" timpal yang lainnya. Mendengar bisikan - bisikan itu, Hyun Soo tertawa kecil, ia menggeleng heran dan menunjukku "apa kalian membicarakannya?" tanyanya santai. Seluruh anggota timku mengangguk kuat sambil menahan tawa mereka, Seo Rin melepaskan tawanya sambil menggeleng kecil "berhenti menghinanya seperti itu" tepisnya, Hyun Soo yang penasaran merasakan sesuatu yang menarik baginya. Ia melirik penasaran

"ada apa? Katakan.. katakan.. aku ingin tahu" desaknya dengan senyum miring,

anggota timku mendekatkan dirinya pada Hyun Soo dan membuka mulutnya mulai bercerita "timjangnim akan berubah jika dia mabuk, jika ia sedih ia akan menangis, jika ia marah ia akan memukul orang sekitarnya, jika ia senang ia akan tertawa keras" jelasnya.

Hyun Soo tertawa kecil mendengar kebiasaan mabukku yang aneh itu, anggota timku yang lain pun ikut mendekat "kita selalu menyebutnya.." sahutnya terhenti, Seo Rin langsung memnotong perkataan mereka "hey.. hey.. hentikan, kalian akan menyesal jika dia ingat semuanya besok" sahutnya cepat. Mereka langsung menunduk menutup mulut mereka rapat - rapat, Hyun Soo pun langsung mengerutkan dahinya bingung melihat perubahan sikap teman - teman timku yang langsung menciut dalam sekejap

"waeyo?" tanyanya ingin tahu,

semua anggota timku langsung mundur sambil menggeleng kuat. Rasa penasaran Hyun Soo semakin membukit, ia menoleh ke arah Seo Rin

"Seo Rin -ssi ada apa?" tanyanya,

Seo Rin tertawa kecil dan menggeleng "aku tidak ingin dia marah padaku" tolaknya cepat.

Salah satu anggota timku kembali mendekati Hyun Soo, ia menutupi bibirnya "timjangnim punya kekuatan aneh, seberat apapun mabuknya, saat dia sadar besok pasti dia akan ingat semua yang terjadi, tanpa kecuali" bisiknya memberi tahu Hyun Soo kebiasaanku yang menakjubkan itu. Mata Hyun Soo melebar dan langsung menatap anggota timku yang memberi tahunya itu, ia mengalihkan pandangannya pada anggota timku lainnya, dan seluruh anggota timku mengangguk membenarkan.

Mata Hyun Soo semakin melebar kaget mendengar semua itu, ia meremas kecil kepalanya "andwae" gumamnya, ia kembali menoleh ke arah anggota timku "dia pernah mabuk bersamaku dan dia bilang dia tidak ingat, apa itu berarti dia bohong?" tanyanya panik. Semua anggota timku mengangguk serentak, Seo Rin juga ikut mengangguk dan membuka mulutnya

"aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia sudah membohongi tuan selama ini" sahutnya yakin.

Dering ponsel seseorang terdengar samar - samar di telingaku, aku langsung menegakkan kepalaku yang terasa berputar, mulai berteriak kesal "hey, ponsel siapa itu!!" sahutku, aku berusaha menahan rasa mualku "sudah kubilang tidak ada bunyi ponsel saat bekerja!" tambahku lagi. Teman - temanku berusaha menahan tawanya sambil menutupi wajah mereka masing - masing malu, karena ulahku itu kami menjadi pusat perhatian seluruh isi kedai. Seo Rin mengghembuskan nafas besar sambil menunduk ke sekeliling meminta maaf, ia melirikku sinis dan memukul keras punggungku. Aku langsung berteriak kesakitan dan menoleh kesal ke arah Seo Rin

"HEY!!" teriakku,

seluruh anggota timku langsung sedikit menjauh, saling berbisik geli "ohh.. ohh dia berubah lagi.. dia berubah lagi.." bisik mereka satu sama lain sambil menahan tawa.

Hyun Soo mendengar bisikan mereka itu semakin penasaran, ia mendekati gerombolan anggota timku dan meluapkan rasa penasarannya itu

"apa yang kalian maksud dengan 'berubah lagi' itu? Apa semacan kode?" bisiknya penasaran,

"lihat adegan ini baik - baik tuan, timjangnim akan mengakuinya sendiri dengan mulutnya" sahut seorang "tuan akan langsung mati rasa dengannya" timpal seorang lain geli.

Hyun Soo memiringkan kepalanya semakin bingung "adegan?" tanyanya.

Dalam sekejap aku langsung menjulurkan tanganku menunjuk Seo Rin "kau.. kau tidak tahu siapa aku? BERANI - BERANINYA KAU MEMUKULKU!!" teriakku mengamuk tidak jelas,

"aigoo.. hey, sadarlah, kau akan sangat malu besok" jawab Seo Rin santai.

Aku langsung bangkit dari kursiku sambil memukul meja di hadapanku keras "HEY!! AKU EUN KYUNG JI, KAU TIDAK TAHU, SEBUTANKU ADALAH MICHIN GOEMUL" timpalku bangga sambil menepuk keras dadaku. Hyun Soo yang melihat 'adegan' ini pun membuka mulutnya hampa tidak percaya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali, tawa tidak percaya pun keluar perlahan dari mulutnya. Seluruh anggota tim menatapku dan Hyun Soo bergantian, mereka yang melihat Hyun Soo sangat tercengang dengan tingkahku berusaha menahan tawanya dan beberapa dari mereka membuang wajahnya dariku. Seo Rin termasuk dari mereka yang membuang wajahnya dariku, aku menoleh ke sekeliling dengan tatapan tidak fokus dan tertawa kecil melihat semua orang memalingkan wajahnya dariku. Pandanganku perlahan mulai meredup dan mataku terpejam begitu saja siring kesadaranku yang menghilang.

Seo Rin dan Hyun Soo mengulurkan tangan mereka kompak mengangkap tubuhku yang melayang hendak menghantam meja. Seo Rin menunduk kecil ke arah Hyun Soo "maaf atas kejadian barusan tuan" ucapnya sopan, Hyun Soo menggeleng heran sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya. Ia menunjukku dengan ekspresi geli

"sekarang aku sudah bisa membawnaya kan?" tanya Hyun Soo ragu.

Seo Rin menunduk kecil sambil melemparkan senyum "sebaiknya aku yang membawanya pulang, dia bisa sadar sewaktu - waktu dan membuat anda kerepotan" cegahnya cepat.

Hyun Soo membuka jaketnya dan menyelimuti jaket itu ketubuhku, ia melingkarkan tanganku ke lehernya menopang tubuhku kuat lalu tersenyum kecil menatap Seo Rin "tidak apa, aku bisa mengatasinya, kalian tidak bisa bersenang - senang jika harus mengurusnya" jawabnya santai sambil menatap anggota timku yang lain. Hyun Soo mengeluarkan dompetnya, dan menyodorkan kartu kreditnya pada Seo Rin

"pesanlah apapun yang kalian inginkan" sahutnya santai.

Seo Rin menggerakkan tangannya kaku menerima kartu kredit Hyun Soo, semua anggota timku langsung serentak membungkukan badannya sopan "terima kasih, tuan" ucap mereka tulus. Hyun Soo tersenyum puas sambil memasukan kembali dompetnya ke dalam saku celana, ia menaikkan alisnya "bersenang - senanglah" sahutnya santai. Ia menyandarkan tubuhku di dadanya lalu menunduk kecil menahan kakiku, membuatku berada dalam gendongannya dalam sekejap. Ia kembali tersenyum pada anggota timku "sampai jumpa hari senin" pamitnya santai, anggota timku pun menunduk hormat pada Hyun Soo menanggapi salamnya. Hyun Soo berjalan keluar menggendongku yang tidak sadarkan diri, Seo Rin pun berdiri mengikuti Hyun Soo mengawalnya sampai ke parkiran mobil. Seo Rin membuka pintu penumpang membantu Hyun Soo menaikkanku ke dalam mobil pelan lalu memasangkan sabuk pengaman untuku, setelah semuanya beres Seo Rin menunduk kecil pada Hyun Soo. Setelah berpamitan kecil Hyun Soo memutar ke arah pintu kemudi, menjalankan mobilnya santai.

000

Bae daepyonim berjalan cepat di sebuah lorong restaurant dengan seorang pelayan yang berjalan mengawalnya masuk, ia berhenti di depan pintu ruangan VIP dan pelayan di depannya membukakan pintu untuknya sambil menunduk sopan. Mata Bae daepyonim yang hanya tertuju ke dalam ruangan, langsung menagkap sosok Gyu Na ahjumma yang sudah duduk di dalam menunggu kedatangannya sambil menyesap tehnya anggun. Bae daepyonim melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu, ia melepas kancing jasnya dan duduk santai di hadapan Gyu Na ahjumma. Senyumnya mengembang kecil

"lama tak jumpa" sapanya,

Gyu Na ahjumma meletakkan gelas teh di tangannya dan menaikan matanya menatap Bae daepyonim tegas "aku memintamu bertemu denganku bukan untuk mengobrol santai sambil minum teh" timpalnya tegas.

Bae daepyonim yang sudah tahu maksud Gyu Na ahjumma tersenyum kecil "aku salah sangka, maafkan aku kalau begitu" jawabnya santai. Gyu Na ahjumma mengepalkan tangannya kesal, ia menghembuskan nafas kecil dan tatapannya semakin tajam penuh dengan kemarahan "apa yang kau inginkan?" tanyanya menekan. Melihat ekspresi Gyu Na ahjumma, Bae daepyonim tidak menunjukkan reaski apapun, ia tetap tenang dan suasana hatinya tidak berubah sedikitpun. Ia meletakkan satu tanganya santai ke atas meja, memainkan jarinya licik

"aku tidak menginginkan apapun" jawabnya datar

"aku tahu ini perbuatanmu" tepis Gyu Na ahjumma cepat.

Bae daepyonim menundukkan kepalanya sambil tertawa kecil, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali dan tawanya hilang begitu saja. Sorot matanya menjadi sangat tajam dan wajahnya terlihat sangat serius, membuat suasana menjadi dingin. Ia terus menatap wanita di hadapannya angkuh

"aku hanya memberikan apa yang harusnya Hyun Soo miliki, sederhana bukan?" sahutnya menekan.

Tatapan Gyu Na ahjumma menjadi sangat angkuh, wajahnya terlihat menakutkan dengan senyum miring licik tersungging di ujung bibirnya, Gyu Na ahjumma menarik tubuhnya dari sandaran kursi dan melipat tangannya di atas meja. Ia membuka mulutnya tegas

"aku tidak akan menyerahkannya begitu saja" tepisnya

"aku suka kejelianmu" jawab Bae daepyonim santai,

"aku akan segera menyingkirkannnya untuk kedua kalinya" sahut Gyu Na ahjumma yakin.

Gyu Na ahjumma berdiri dari kurisnya setelah mengatakan itu, ia tetap yakin pada perasaannya dan tidak ingin melepaskan apa yang telah ia dapatkan, ia berjalan melewati Bae daepyonim cepat meninggalkan ruangan itu. Bae daepyonim menghembuskan nafas kecil setelah Gyu Na ahjumma melewatinya begitu saja, ponselnya berdering panjang, membuatnya bergerak mengeluarkan ponselnya dari balik jasnya santai. Keningnya berkerut kecil melihat nomor yang tidak di kenalinya tertera dilayar. Bae daepyonim berdeham kecil sambil mengetuk layar ponselnya, lalu menempelkan ponselnya ketelinga, sebelum ia sempat mengatakan apapun, suara wanita yang tidak asing baginya sudah menyapa duluan dari seberang telfon

"lama tak bicara, daepyonim" sapa wanita itu.

Mendengar suara wanita itu, senyum mulai tersungging di bibir Bae daepyonim, wajahnya menjadi lebih cerah dan sorot matanya terlihat lebih lembut. Ia menghembuskan nafas kecil "benar, lama tak bicara" sapanya santai.

000

Setelah perjalanan singkat, Hyun Soo menghentikan mobilnya dengan sempurna di depan rumahku. Ia turun dengan langkah cepat mengintip ke dalam rumahku yang terlihat sepi. Ia menoleh ragu ke arahku dan membalikkan badanya membuka pintu kursi penumpang, membuka tasku mencari ponselku. Gerakan Hyun Soo terhenti oleh lampu mobil yang menyorot terang ke arahnya tajam, ia mengeluarkan tubuhnya pelan sambil menutupi matanya dari sorotan sinar itu, ia menggerakan kepalanya berusaha menangkap siapa yang turun dari mobil.

Hyun Soo menutup pintu mobilnya dan maju beberapa langkah, menghadapi sosok yang berdiri tegap di hadapannya sambil menatapnya curiga. Matanya langsung melebar dan ia menunduk sopan

"aku hanya mengantarnya pulang, jangan salah paham, aku tidak melakukan apapun" bukanya langsung membela diri.

Yoo Ki oppa menghembuskan nafas kecil mendengar perkataan Hyun Soo barusan, ia menggeleng heran "aku tidak mengerti apa hubungan kalian kali ini" timpal Yoo Ki oppa santai.

Hyun Soo hanya berdiri diam tidak mengerti maksud perkataan Yoo Ki oppa, ia menggaruk belakang kepalanya bingung, tidak tahu harus berkata apa. Yoo Ki oppa berjalan melewatinya santai, ia membuka pintu mobil Hyun Soo dan menggendongku masuk ke halaman Rumah. Langkahnya terhenti sejenak, lalu membalikkan badannya kembali ke arah Hyun Soo

"masuklah, ada yang ingin kubicarakan denganmu" perinta Yoo Ki oppa tegas.

Hyun Soo mengangguk cepat dan mengikuti langkah Yoo Ki oppa masuk ke dalam Rumah, langkahnya terheti di ruang tamu kecil Rumah kami. Yoo Ki oppa menoleh kecil "duduklah, aku tidurkan dia dulu di kamarnya" sahut Yoo Ki oppa datar. Hyun Soo mengangguk paham lalu langsung duduk diam di sofa ruang tamu, Yoo Ki oppa membalikkan badannya berjalan masuk naik kelantai dua. Hyun Soo menghembuskan nafas lega setelah Yoo Ki oppa meghilang ke lantai dua, ia mulai menoleh melihat ke sekeliling rumah kami, tiba - tiba terdengar suara pintu terbuka

"Kyung Ji apa itu kau? Atau Yoo Ki?" panggil eomma santai.

Hyun Soo langsung berdiri kaget melihat eomma keluar dari kamarnya, begitu juga eomma yang kaget melihat Hyun Soo yang berdiri di ruang tamunya. Mereka saling menatap bingung

"apa kau teman Yoo Ki?" tanya eomma ragu.

Hyun Soo langsung menggeleng cepat, mengendalikan dirinya "senang bertemu denganmu, saya Bae Hyun Soo, teman Kyung Ji, salam kenal" sapanya cepat memperkenalkan diri.

Mendengar nama Bae Hyun Soo, wajah eomma langsung berubah tegang, eomma memaksakan senyumnya "aku ibu Kyung Ji dan Yoo Ki, senang bertemu denganmu juga" jawbanya canggung. Yoo Ki oppa yang awalnya turun dari lantai dua dengan gerakan santai, kaget melihat eomma dan Hyun Soo sedang saling bertatapan. Yoo Ki oppa berdeham memutus pandangan mereka dan berjalan ke ruang tamu "ini ibu kami" sahut Yoo Ki oppa memperkenalkan. Hyun Soo tersenyum lebar "barusan kami berkenalan" jawabnya sopan, Yoo Ki oppa duduk di sofa seberang Hyun Soo. Melihat mereka hendak memulai pembicaraan, eomma langsung membalikkan badannya ke dapur, sibuk membuat teh. Yoo Ki oppa menghembuskan nafas kecil, ia terlihat serius, menatap Hyun Soo tajam

"sampai mana kau tahu?" tanyanya tanpa basa - basi,

"maksudnya?" tanya Hyun Soo tidak mengerti.

Yoo Ki oppa menghembuskan nafas kecil sekali lagi, ia membenarkan posisi duduknya "tentang Kyung Ji, sampai mana kau tahu tentangnya?" tanyanya sekali lagi. Hyun Soo tampak mengangguk kecil, ia membuka mulutnya hendak menjawab, namun suaranya terhenti melihat kedatangan eomma, dengan nampan berisi 2 cangkir teh. Hyun Soo menunduk sopan sambil menerima teh dari eomma, dan tersenyum kecil. Setelah eomma pergi meninggalkan mereka, Hyun Soo kembali membuka mulutnya

"aku tidak tahu banyak, yang aku tahu anda sepupunya dan kedua orang tuanya adalah paman dan bibinya, dia hilang ingatan karena kecelakaan tiga tahun lalu, dia putus dengan pacarnya karena pacarnya selingkuh" jelas Hyun Soo memberi tahu semuanya yang ku ceritakan padanya.

Yoo Ki oppa mengangguk paham, ia tersenyum kecil pada Hyun Soo "apa kau tidak mengenaliku?" tanyanya terdengar menjebak, Hyun Soo langsung mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan aneh itu. Ia pun berusaha mengingat suara Yoo Ki oppa, semakin keras usahanya mengingat semakin dalam kerutan di keningnya. Hyun Soo kembali teringat, saat aku memperkenalkan Yoo Ki oppa di Gereja untuk pertama kalinya 3 tahun yang lalu, ia memiringkan kepalanya sambil menyangkal ingakatnnya itu. Yoo Ki oppa yang memahami gerakannya tersenyum lebar

"lama tak jumpa.." sapanya membenarkan isi pikiran Hyun Soo,

"apa benar 3 tahun lalu..?" tanyanya memastikan.

Yoo Ki oppa tertawa kecil dan mengangguk yakin membenarkan dugaan Hyun Soo. Yoo Ki oppa berniat membuat Hyun Soo memilih pilihannya sendiri kali ini, pilihan untuk tetap bertahan atau pergi meninggalakanku, karena 3 tahun yang lalu aku telah memilih pilihanku dan aku memilih untuk meninggalkannya.

Raut wajah Hyun Soo berubah tidak tenang, banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan, namun ia tidak mengerti dari mana ia harus memulainya. Matanya berputar bingung dan ia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Yoo Ki oppa menyandarkan tubuhnya santai ke sofa, ia tampak memahami perasaan Hyun Soo dan membuka mulutnya

"aku tahu apa yang kau pikirkan"

Hyun Soo menoleh cepat menatap Yoo Ki oppa, ia menggeleng kecil "aku tidak mengerti dengan semua ini" sahutnya kehabisan akal

"jika kau mengetahui segalanya sekarang, apa kau siap akan apa yang terjadi dan menentukan pilihanmu?" tanya Yoo Ki oppa serius.

Perasaan Hyun Soo semakin tidak tenang, ia menggeleng kecil dengan wajah bingung dan mata berputar gelisah. Hyun Soo ingin mengetahui kebenarannya, tapi ia tidak mau memaksa dirinya untuk memilih sesuatu yang tidak ia inginkan. Karena ia tidak ingin menyakiti hati siapapun, terutama hatinya sendiri.

***