1 Perkenalan pertama

***

catatan: dari bab 30 sampai seterusnya, cerita ini akan dilanjutkan oleh adik saya. jika ada banyak kesalahan penulisan, harap maklum ya! terima kasih..

*****

Ketika itu, saat langit sudah menggelap dan mewujudkan tanda-tanda akan turun hujan deras. wanita cantik dengan rambut hitam panjang memilih untuk berlarian secepat mungkin untuk keluar dari gedung tinggi pencakar langit, matanya bergerak-gerak gelisah. apalagi saat dia sadar bahwa ini sudah waktunya dia berada di rumah, ayahnya pasti sudah sangat khawatir dan dia harus menemani sang ayah yang sakit.

"Azumi? kau sudah mau pulang? apakah kau tidak mau ikut kami untuk berpesta? hari ini salah satu Bos besar sedang bahagia karena penjualan telah menaiki grafik yang sangat signifikan, kau harus ikut!." Salah satu wanita yang merupakan teman baik Azumi sudah menegur untuk mengajaknya Bersenang-senang.

"Kau tau aku tidak akan pernah bisa pergi, aku punya beberapa tanggungjawab di rumah. Kau bisa pergi lebih dulu, aku akan mendengarkan saja ceritamu besok pagi."

"Ck! kau benar-benar anak yang manis dan menggemaskan. aku akan pergi dan memberikan semua informasi padamu besok, jadi kau harus datang lebih pagi besok hari. aku juga akan bawakan sarapan untuk kita berdua, kalau begitu aku akan pergi.. Mobil teman kita sudah datang! Selamat malam Azumi!."

"Selamat malam Lily!." Azumi sudah melihat teman wanitanya yang pergi dengan berlari, dia masuk ke dalam mobil kantor yang telah membawa beberapa teman.

Sekali lagi Azumi menghela nafasnya pelan, dia tidak pernah merasa bahwa masa mudanya akan dia habiskan dengan begitu sia-sia. dia bahkan tidak tau bagaimana rasanya Wine ataupun anggur yang katanya bisa membawa kita terbang ke langit, dia tidak pernah benar-benar tau rasanya mabuk!

Selalu pulang tepat waktu dan memastikan ayahnya baik-baik saja.

Berapa lama dia melakukan hal itu? selama hidupnya, tapi sejujurnya di dalam hati sang wanita manis itu tidak ada rasa mengeluh ataupun lelah. dia melakukan semuanya dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Matanya melihat taksi yang lewat di depannya, karena ingin mempersingkat waktu. maka mau tidak mau dia memberhentikan taksi itu dan masuk ke dalam. Perjalanan terasa lebih cepat, hujan telah mengguyur kota dengan begitu deras.

Matanya memandangi rintikan hujan dari balik jendela kata, tangannya dia letakan di sisi jendela yang dingin. Kehidupan selama 25 tahun tanpa kebahagiaan yang jelas, apakah dia bisa memikirkan tentang rasanya Bersenang-senang? entahlah, dia bahkan tidak bisa berpikir Tidur nyenyak setiap malam.

sekitar 15 menit kemudian taksi telah berhenti di depan gedung apartemen sederhana, dia membayar taksi dan mulai berlari untuk melewati rintikan hujan yang sudah membahasi tubuhnya.

Ketika matanya sudah ingin masuk ke dalam gerbang apartemen, sekali lagi dia melihat mobil merk mahal yang parkir di tempat itu setiap malam, sebenarnya sejak awal Azumi tidak terlalu memperhatikan. Tapi seiring berjalannya waktu dia mulai risih, sebab dia merasa ada seseorang yang memperhatikan dari sana. Entah siapa itu!

langkah kakinya terus berjalan, dia berusaha untuk tidak mau ikut campur dan repot-repot memikirkan yang tidak perlu.

Satu persatu anak tangga telah di lewati, ketika telinganya mendengar suara berisik dari lantai atas. Detak jantungnya sudah bertalu-talu tidak karuan, dia mulai bergerak lebih cepat dan paham bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

kakinya yang sudah sampai di lantai ruangan apartemennya, mulai merasa lelah..

Namun mata cantiknya langsung melebar Ketika dia melihat beberapa lelaki berotot besar datang dan merusak beberapa perabotan rumahnya.

"Hei! apa yang kalian lakukan! apakah kalian tidak punya sopan santun? kenapa merusak rumah orang seperti ini!?." Azumi tampak kesal, dia memukul beberapa orang yang tubuhnya jauh lebih besar darinya.

Tinggi besar dan sangat menyeramkan..

Tapi Azumi tidak takut sama sekali, dia bahkan dapat melihat ayahnya yang sudah terduduk di lantai dengan wajah sangat pucat.

"Ayah? ada apa ayah.. apa yang terjadi?." Tanya Azumi dengan sangat panik.

"Nak? puteriku? kau sudah pulang? kembalilah ke kamarmu. Ada beberapa hal yang harus aku urus, jangan khawatir. aku baik-baik saja." Kata sang ayah yang sudah mengelus lembut wajah Puteri kecilnya.

"Ayah.. Apa yang terjadi? Jangan menyembunyikan apapun dariku, aku mohon. aku mohon untuk katakan semuanya. ada apa?." Azumi memegang kedua pundak ayahnya dengan erat, dia mau tau kenapa ayahnya begitu bergetar takut dan kenapa ada dua orang asing yang sangat jahat?

"Ayahmu berhutang dua ratus ribu dollar pada Bos kami, dan sudah setahun tidak di bayar! kami kemari untuk menagih janjinya. jika dia tidak membayar, maka organ tubuhnya harus kami congkel untuk di jual pasar gelap!." Mendengar hal tersebut tentu saja Ayumi langsung menengok dengan kesal, dia bahkan sudah mau menangis membayangkan tubuh ayahnya di congkel?

"Ayah? bagaimana bisa kau berhutang sangat banyak? apa yang terjadi? ada apa?." Tanya Azumi sekali lagi, tatapan matanya masih sangat lembut dan begitu penuh kasih sayang.

"Ibumu.. aku berhutang untuk mengambil abu ibumu di rumah sakit. Aku tidak tau harus mencari uang dimana lagi, aku hanya ingin abu jenazah ibumu bisa kita bawa dan terkubur di tempat yang tepat. Bukan berada di ruangan mayat dan menjadi sampah begitu saja. Maafkan ayah, selama setahun ini aku mencoba untuk ikut berpartisipasi dalam saham dan mencoba peruntungan. tapi Sayangnya aku rugi berkali-kali, aku tidak punya uang untuk membayar hutang. maafkan aku anakku.."

Ucapan sang ayah membuat mata Azumi memandang dengan kekecewaan yang begitu dalam.

"Ayah? bagaimana bisa kau masih memperdulikan ibu? dia masuk rumah sakit bersama keluarga barunya, Harusnya keluarga itu yang mengambil Abu dari jasad Ibu! kenapa harus ayah!? bahkan dia meninggal dirimu dan aku saat kita susah! dia memilih pergi dengan suami barunya dan menghina kita. lalu kenapa keluarganya tidak mau melunasi hutang rumah sakit dan mengambil Abu itu? kenapa ayah menyembunyikan semua ini padaku?." Tanya Azumi yang benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya.

"Maafkan ayah..."

"Apakah sudah selesai membuat dramanya? kalau sudah selesai, apakah kau bisa ikut kami? Aku mau mengambil beberapa barang yang bisa dijual juga. Aku rasa organ tubuh Manusia tua sepertinya sudah tidak terlalu sehat. Jadi tidak mungkin bisa menutupi harga hutang." Lelaki dengan rambut yang tertata rapih berkata sangat dingin, Azumi tidak bisa berkata apa-apa

Disini Azumi dan ayahnya adalah pihak yang salah, jadi apa Untungnya membela diri?

"Tolong.. Tolong berikan aku kesempatan untuk mencicil hutang itu. aku bisa mencicilnya dalam beberapa bulan, aku akan punya uang itu." Kata Azumi dengan nada suara yang sangat pelan.

"Kau yakin bisa melunasi hutang tersebut? melihat kau sepertinya hanya karyawan biasa, bagaimana jika kau berbohong pada kami?." Tanya orang seram itu.

"Aku.. aku.. aku.. aku rela menggantikan ayahku, jika sampai aku tidak bisa melunasi hutang itu."

"Azumi!." Teriakan ayahnya terasa berat, lelaki tua itu tidak percaya bahwa Puterinya berkata hal seperti tadi.

"Baik.. aku akan mengatakan ini pada Tuan besar, Jadi jika kau berbohong. Kau harus berlari sendiri untuk menjual Tubuhmu. bagaimana?." satu pertanyaan begitu dalam.

"Baiklah.. Baiklah.. berikan aku 6 bulan." Kata Azumi.

"Tidak, Tuan besar memberitahu bahwa kau hanya punya waktu 3 bulan."

"Bagaimana kau bisa tau hal itu?." Tanya Azumi Bingung, tapi saat dia melihat alat kecil yang terselip di samping telinga lelaki Tersebut, Azumi langsung paham. Bahwa mereka bisa saling mendengarkan dari alat itu.

"Setuju atau tidak?." pertanyaan yang sangat kasar itu kembali terdengar.

"Baiklah.. aku setuju, Tiga bulan."

Setelah Azumi berucap tanda persetujuan, tangannya di tarik dan tiba-tiba saja dia menempelkan sidik jari di sebuah alat berupa layar kecil. Entah apa gunanya alat itu, mungkin itu bentuk dari tanda tangan kontrak.

Dua lelaki seram tadi sudah pergi meninggalkan Azumi dengan ayahnya, pintu kecil mereka langsung tertutup dan keheningan langsung terasa di rumahnya.

Keesokan paginya...

Azumi sudah sampai di depan perusahaan besar dia bekerja, langkah kakinya terasa berat sekali. dimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu? mengingat dia bahkan tidak punya gaji yang besar, dia hanya karyawan biasa. bahkan dia merupakan karyawan kontrak di perusahaan tersebut. Tahun ini sebenarnya tahun terakhir dia bekerja, entah kontraknya akan di perpanjang atau berakhir.

Matanya terasa lelah dan hatinya begitu sedih, mau tidak mau dia berusaha bersemangat untuk bekerja. Azumi merupakan gadis yang sangat tekun, dia begitu rajin serta sangat sopan.

Tidak ada yang benar-benar memusuhinya di kantor, Karena mereka dapat melihat punggung rapuhnya, yang jika di sentuh sedikit saja Mungkin akan hancur.

Lift di depannya sudah berdenting, kaki kecilnya langsung masuk ke dalam. Seseorang sedikit berjalan cepat dan mulai melangkah masuk untuk ikut dengan lift yang sama. Mata Azumi hanya melihat sepatu orang tersebut, sepertinya lelaki. Tatapan matanya benar-benar menunduk dan tidak berniat melihat siapa orang di sekitarnya..

Beberapa detik berlalu Begitu lama, udara di sekitar terasa sesak. keheningan seperti ingin membunuh seseorang, ketika suara lift berdenting lagi. Azumi melihat ke arah atas dan tau bahwa ini adalah lantai kantornya.

Setelah itu dia melangkah kembali dan berjalan dengan langkah malas. Lift di belakangnya perlahan tertutup, tapi entah kenapa dia merasa punggungnya sedikit terbakar. Hingga dia memilih untuk berbalik, tapi saat dia memutar tubuhnya yang kecil itu, lift sudah benar-benar tertutup dengan sempurna.

"Kenapa dengan diriku?." ucapannya dengan suara pelan.

Dia hanya Menghela nafas dan kembali berjalan, saat dia sudah sampai ke bilik komputer miliknya. dia dapat melihat Lily yang sudah duduk lebih awal, terlihat dari wajah wanita itu dan aroma tubuhnya. sepertinya Lily tidak pulang ke rumah dan menginap di kantor.

"Selamat pagi sahabatku yang cantik, wajahmu sangat murung.. ada apa? aku sudah meminta salah satu pelayan untuk membelikan sarapan untuk kita." Lily berkata dengan sangat bersemangat, walaupun saat mengatakan itu dia masih sedikit menguap.

"Terimakasih Lily, aku hanya tidak bisa tertidur nyenyak karena mimpi buruk. Lalu bagaimana dengan dirimu? kenapa kau terlihat tidak mandi pagi ini?."

"Ahhh sial! aku mabuk dan Tidak berani pulang ke rumah. jadi aku kembali saja ke kantor dan tidur di sini. Oh ya Azumi.. taukah dirimu bahwa ada berita luar biasa yang aku dengar semalam?."

"Bagaimana aku tau? aku tidak ada disana dan kau belum cerita apa-apa." Kata Azumi sambil tersenyum kecil, dia sangat tau Lily itu orang yang begitu senang saat bergosip..

"Kau harus tau berita Ini! ada anak magang yang akan datang pagi ini! katanya dia adalah salah satu anak bungsu dari Keluarga besar 'Humberto'. kau tau kan? perusahaan kita ini milik keluarga mereka juga, Mungkin seluruh bisnis di setiap negara berada di bawah kaki keluarga ini.

Mereka benar-benar kaya, dan anak bungsu dari kepala keluarga saat ini akan magang! Dan kau tau apa yang lebih menghebohkan? anak magang itu laki-laki! sialan! aku mau tau betapa seksi berlian muda dari Keluarga Humberto! aku tidak sabar melihatnya. dia pasti sangat menggemaskan!."

Mendengar berita dari bibir Lily, hanya membuat Azumi tersenyum dingin. dia tidak tau apa yang heboh? kenapa Lily tampaknya menantikan semua itu? apakah ada yang spesial?

"Lalu?." Tanya Azumi sedikit tidak tertarik..

"Sialan! kau sepertinya masih sama bodohnya sejak awal! ini namanya jalan emas! jika anak magang itu bisa berada di bawah divisi kita, maka kita punya kesempatan untuk menjilat. Lalu saat dia mungkin menyukai wanita muda seperti kita, kita bisa sedikit menurunkan kerah baju kita dan memperlihatkan aset paling penting! kau bisa di bawa olehnya ke atas ranjang, kemudian keesokan harinya kau bisa naik jabatan! apakah kau tidak bisa berpikir sejauh itu!?."

"Tidak, aku bahkan tidak punya pemikiran kotor sepertimu."

"Ck! kau naif sekali Azumi! aku terkadang kesal bergosip dengan dirimu! kau benar-benar unik!" Kata Lily dengan nada malas, menanggapi apa yang di katakan wanita belum mandi tersebut Azumi hanya tertawa saja.

"Baiklah, sekarang lebih baik kau mandi. Bagaimana bisa kau naik ke atas ranjang lelaki itu? jika kau saja bau dan jelek? jadi sekarang ayo.. mandi." Kata Azumi yang sudah mendorong sahabatnya untuk pergi ke kamar mandi.

"Kau benar! harusnya aku mandi dan berpenampilan menarik! aku tidak mau kalah dengan semua wanita yang pasti akan berpenampilan seksi hari ini! aku akan mandi.. Azumi kau jangan kemana-mana.." Lily langsung bangun buru-buru sambil membawa tas besar ke arah kamar mandi..

Azumi menggelengkan kepalanya lucu, sahabatnya selalu saja unik!

Sambil menunggu sahabatnya mandi, Azumi memilih untuk membereskan meja kerjanya. beberapa kertas tergeletak seperti sampah, dia mulai memilahnya dengan baik lalu memasukkan ke tempat sampah, kemudian membawa tempat sampah kecil itu menuju ruangan belakang. Langkah kakinya terasa ringan, kantor masih sangat sepi di Jam segini. jadi hanya ada dia saja yang sedang berjalan.

"Nona? Bisakah kau beritahu aku dimana ruangan HRD?." suara seorang laki-laki membuat Azumi berhenti dan menengok ke arah ujung lorong.

Lelaki dengan wajah yang sangat tampan dan berpakaian seadanya, menatap mata Azumi begitu dalam. Beberapa saat wanita itu seperti tersesat pada ketidakberdayaan, karena dia dapat melihat bola mata Abu-abu sang lelaki yang tampak familiar..

"Nona?." kata lelaki itu lagi..

"Ahhh! ya.. ruangan sebelah kanan, ada tempat duduk untuk menunggu. aku tidak tau kapan Kepala HRD akan datang, jadi kau bisa menunggu Disana." Ujar Azumi, setelah sadar dari lamunannya.

"Baik.." Lelaki itu langsung pergi dengan sangat santai dan Sedikit tidak sopan.

Bahkan tanpa ucapan terimakasih..

"Anak muda jaman sekarang, sepertinya jarang mengucapkan terimakasih."

avataravatar
Next chapter