webnovel

Obsession Or Love

Kisah cinta Azumi dan Jacobs..

silvaaresta · Urban
Not enough ratings
165 Chs

Kedatangan dia di kantor

Sekitar pukul sembilan pagi, setelah semua karyawan bersiap untuk bekerja. suara langkah kaki cukup menggema di ruangan Divisi pemasaran, itu adalah ruangan yang sama dengan Azumi.

Beberapa orang sudah bangun dari tempat duduk mereka dan melihat bahwa para petinggi perusahaan datang dengan langkah yang cukup tegas dan jelas.

Lalu dari Ruangan HRD Keluar dua lelaki yang satunya merupakan kepala HRD dan yang satunya lagi adalah anak magang.

"Selamat pagi Semuanya.. Direktur Perusahaan Xera disini datang untuk menitipkan putera bungsunya untuk magang beberapa bulan di bagian divisi Pemasaran, aku sebagai perwakilan Direktur berharap kalian semua bisa berteman baik dengannya." Yang berbicara saat ini adalah Sekretaris utama perusahaan Xera.

Azumi hanya melirik sekilas salah satu anak muda yang tadi pagi tidak sengaja dia lihat, jadi itu anak magang yang merupakan putera bungsu Direktur utama? pikir Azumi sedikit tidak tertarik.

Tapi ada beberapa karyawan yang mulai menunjukkan tanda-tanda penjilat, mereka bertindak seperti anjing yang baru saja di berikan makan. Ucapan-ucapan selamat datang sudah menggema di seluruh ruangan, Yang membuat Azumi tidak habis pikir adalah kenapa mereka harus bersikap sangat aktif sekali?

"Aku menitipkan puteraku bersama kalian, agar dia bisa belajar banyak hal tentang perusahaan melalui divisi pemasaran. aku harap dia dapat memberikan kontribusi yang berarti, Umurnya masih 23 tahun dan baru saja lulus. Aku tau dia sangat lembut dan lebih nakal di bandingkan dua kakaknya yang lain, tapi aku yakin dia bisa membantu kalian disini." Suara Direktur utama terasa sangat menggema di ruangan yang begitu hening.

Senyum indah terpancar jelas di wajah-wajah sang penjilat, tapi tidak di balik wajah Azumi. dia hanya menatap acuh tak acuh. Wanita itu berpikir lagi dengan otak kecilnya, kenapa anak magang itu harus di perkenalkan secara resmi jika dia mau belajar banyak? Bukankah itu sama saja dia bisa menjadi Bos disini dan berleha-leha sesuka hatinya? Paling banyak anak itu hanya duduk dan bertindak seperti anak manja yang tidak bisa jauh dari susu ibunya.

"Tentu Tuan Besar, kami akan mengajarkan banyak hal padanya. Kami pastikan dia memiliki semua ilmu terbaik di Divisi pemasaran." Yang berbicara sekarang adalah Kepala Divisi pemasaran, seorang lelaki dengan perut buncit yang sepertinya sudah banyak berleha-leha di kursinya akibat pandai berkata manis pada setiap kesempatan.

"Tentu, kalau begitu saya akan langsung pergi. Terimakasih Semuanya." Direktur berkata sekali lagi, dia terlihat menepuk pelan pundak anaknya lalu melangkah pergi dari sana di ikuti dengan beberapa petinggi perusahaan yang lain.

setelah lift di ujung lorong tertutup, barulah ruangan terasa lebih ramai. beberapa karyawan mencoba untuk berkenalan dengan Lelaki tadi, sedangkan Azumi hanya memutar bola matanya malas, dia kembali ke tempat duduknya dan memilih untuk bekerja dengan serius.

Dia bahkan tidak melihat bagaimana wajah sahabatnya yang bernama Lily itu, yang saat ini sudah seperti serigala lapar ketika menatap laki-laki kaya raya begitu tampan dan sempurna.

"Azumi, Tuan Muda Jacobs akan memiliki pekerjaan yang sama dengan dirimu. karena kalian sama-sama anak magang disini, jadi aku harap kau akan memperlakukan dia dengan baik." Tiba-tiba saja terdengar suara Kepala Divisi yang sudah berbicara pada Azumi.

"Baik, Aku akan mengajarkan beberapa hal padanya." Kata Azumi dengan suara yang pelan namun terdengar jelas bahwa dia tidak berminat berurusan dengan Tuan muda itu. Bahkan matanya tidak melihat ke arah Jacobs sama sekali.

"Bagus! aku akan meninggalkan kalian karena ada beberapa hal yang harus aku kerjakan. Tuan Muda Jacobs, saya pergi lebih dulu. Jika kau butuh bantuan dariku, ruanganku ada di ujung lorong. aku akan siap membantu anda kapan saja." Kepala divisi sudah menundukkan kepalanya dengan sangat baik, dia begitu mengormati Lelaki muda di sampingnya itu.

Azumi tidak bisa menahan rasa jijik itu, tapi dia berusaha tidak mengatakan apapun. Hingga saat lelaki tua itu pergi, barulah Azumi mengangkat pandangannya dan sekarang dia sudah bertatap dengan bola mata Abu-abu yang begitu pekat. Beberapa detik terjadi perasaan aneh di dada Azumi, wanita itu merasa bahwa tatapan mata sang Tuan muda adalah tatapan yang paling menyesatkan.

"Tuan muda, Aku Lily... aku senior tingkat 2 di Divisi pemasaran. Kalau kau butuh sesuatu, kau bisa meminta bantuan padaku." Lily sudah lebih dulu berbicara dengan sangat cepat, karena kebetulan Bilik komputer Lily tidak jauh dari milik Azumi.

"Ya.." Kata Jacobs dengan suara yang sangat malas.

Lelaki tadi memperhatikan sekitar, beberapa orang masih saja memperhatikan dengan wajah-wajah yang begitu sopan santun. Tapi Jacobs Benar-benar tidak tertarik dengan semuanya, dia memiliki rasa jengah sebab harus di tatap sedemikian lekat.

"Ini beberapa berkas yang harus kau susun sesuai dengan kode secara berurutan, Tugas pertamaku saat magang dulu seperti itu." Azumi sudah memilih beberapa berkas yang mungkin bisa di berikan pada Tuan muda manja di sampingku.

"Azumi! kau gila...? Bagaimana bisa kau memberikan pekerjaan begitu pada Tuan muda?" Lily buru-buru berbisik dengan cepat, dia merasa bahwa Azumi belum menyadari siapa yang dia suruh.

"Ada apa? dia anak magang, dulu saat aku magang aku melakukan hal ini."

"Ya.. tapi dia dan kau berbeda, bahkan kau tidak bisa tiba-tiba saja menyuruhnya." Kata Lily dengan sangat frustasi.

"Tidak masalah, Aku disini anak magang." Jacobs langsung menarik beberapa berkas di tangan Azumi, lelaki itu hanya menatap sekilas wanita tadi dengan sinis. lalu Lelaki tadi langsung melangkah ke bilik komputer yang lain, yang hanya berjarak tiga langkah dari tempat Azumi.

Semua karyawan sudah sibuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing, karena sudah tidak punya waktu untuk berleha-leha lebih lama.

"Azumi, jangan terlalu bodoh. kau harus melakukan lompatan besar saat ini. Jika kau mau naik jabatan dan jadi karyawan tetap, maka kau harus mulai dari Tuan muda itu. Dengarkan kata-kataku, kau butuh banyak jilatan untuk tampil lebih baik. Kalau kau bersikap acuh tak acuh, maka kau akan dapat masalah besar nantinya." Sekali lagi Lily berbisik kesal pada sahabatnya yang benar-benar bodoh dan polos.

"Emmmm... aku mengerti." Azumi berkata masih sambil membuka beberapa pekerjaan, terlihat sekali bahwa wanita itu tidak tertarik dengan ucapan sahabatnya.

"Aku akan memperhatikan sikapmu dan ucapanmu, awas saja jika kau melakukan hal bodoh!." Lily mengangkat dua jari yang sudah di arahkan ke matanya sendiri lalu ke arah mata Azumi.

Lalu setelahnya Lily kembali melirik Tuan muda yang sudah fokus pada pekerjaannya sendiri, hatinya sedikit bergetar-getar melihat bagaimana tampannya Jacobs saat sedang serius begitu.

Lily benar-benar akan tidur nyenyak setiap malam, jika setiap hari dia melihat pemandangan indah itu. Dia mungkin harus membeli beberapa pakaian yang lebih indah, agar bisa menarik perhatian Jacobs.