Aretha mengurai pelukannya dengan Arin. Ia menyeka air mata yang membasahi wajah. Wanita itu tersenyum tipis pada putrinya.
"Hah, sudah lama aku tidak menangis seperti sekarang."
Arin tersenyum geli mendengar perkataan Mamanya. Ia menyerongkan tubuh, menatap tong dengan api merah yang menyala di dalamnya.
"Omong-omong, Mama sedang membakar apa?"
Aretha merangkul pundak Arin. "Membakar sumber kecanduan mama yang buruk." Wanita itu menatap tong di depannya. "Mama putuskan untuk berhenti merokok dan minum alkohol."
Arin membulatkan mata mendengar pernyataan Aretha. "Benarkah?"
Aretha menunduk, menatap Arin. Wanita paruh baya itu pun mengangguk, membenarkan. "Sure. Kau tidak percaya padaku?"
Arin terkekeh pelan. "Percaya. Arin hanya ... tidak menyangka saja."
"Itu sama saja kau tidak percaya padaku." Aretha menjepit hidung mancung Arin dengan jarinya, gemas.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com