webnovel

Mulai Manis

Suasana makan Brielle dan Hyun Jung nyatanya begitu menyenangkan. Mereka saling bertukar pendapat dan pengalaman. Sebagai artis yang sedang naik daun nyatanya belum seberapa dibanding pengalaman dan segala yang pria itu miliki.

"Kau punya segalanya. Kau bahkan bisa mengatur hidupmu lebih baik. Kau tak percaya orang lain tapi kau bisa tumbuh sebesar ini," kata Brielle.

Hyun Jung hanya mengulas senyumnya. Dia tak ingin membuat suasana yang sudah manis itu menjadi buruk. Pria itu mulai melihat Brielle nyaman jika dia bersikap baik dan lembut.

"Kau bisa lakukan apa pun yang kau inginkan tanpa ada yang mengatur. Bahkan kau membayar mahal untuk diriku," ujar Brielle lagi.

"Kau masih membahas itu. Bagiku kau adalah segalanya. Aku bisa lakukan apa pun padamu dan melakukan apa pun untuk hidup bersamamu," balas Hyun Jung.

"Ah, kau benar. Kau bisa lakukan itu semua. Itulah alasanku mengapa aku begitu takut padamu," sahut Brielle.

Hati Brielle sebenarnya sangat bingung. Satu sisi ini adalah jalan yang harus dia tempuh tapi ada sisi lain yang sebenarnya masih sangat dia harapkan akan kembali.

"Seo Yeon, kau baik-baik saja, bukan? Mengapa aku merasa begitu merindukanmu?" batin Brielle di sela makan siangnya dengan sang calon suami.

Pikiran wanita itu begitu saja melambung tinggi dengan berbagai hal yang menyertai. Dia dirundung rasa rindu yang tak pernah bisa dia tanggung sendiri.

"Aku ke toilet sebentar," kata Brielle.

"Hm, hati-hati," ujar Hyun Jung.

Gadis bermarga Kim itu segera beranjak dan menuju toilet. Sudah hampir dua hari dia tak tahu bagaimana kabar pria yang masih menjadi cinta sejatinya itu.

Brielle masuk ke kamar mandi wanita dan mulai mengeluarkan ponselnya. Dia ingin menghubungi kekasihnya itu secara diam-diam.

"Brielle," sapa Seo Yeon di ujung telepon.

"Hm, kau baik-baik saja, bukan? Aku merindukanmu," ucap Brielle.

"Kau di mana? Mengapa bicara dengan nada berbisik seperti itu?" tanya Seo Yeon.

"Aku sedang di toilet. Aku hanya ingin mendengar suaramu. Aku sudah lihat semua berita dan pernyataan management. Maafkan aku, ini semua harus terjadi." Brielle mengungkapkan isi hati yang penuh dengan kekhawatiran.

"Ah, kau benar. Di sini sangat kacau, polemik dan rumor berkembang dengan sangat buruk. Banyak sekali hal yang diluar dugaan kita. Berbagai anggapan tentangmu tak bisa dikendalikan," jelas Seo Yeon.

"Tak masalah, setelah ini aku tak akan aktif lagi di dunia itu. Aku akan tenggelam bersama berbagai anggapan publik." Brielle menyerah dengan apa yang akan terjadi pada karir keartisannya.

"Aku akan berjanji padamu, setelah dua tahun itu kau akan kembali bersinar, Sayang. Aku akan membantumu," ujar Seo Yeon.

Kemampuan pria itu sebagai seorang produser tak bisa diragukan lagi. Pria bermarga Min itu memberikan berbagai solusi untuk kekasihnya yang menyerah pada takdirnya.

"Aku pergi sekarang, sampai jumpa," kata Brielle dan segera mengakhiri panggilan teleponnya.

Dia mencuci tangannya dan mengelap dengan tisu. Setelah itu kembali ke meja makannya.

"Kau menelpon seseorang?" hardik Hyun Jung.

Brielle melempar pandangan yang tak biasa ke arah pria itu. Dia curiga Hyun Jung mengikutinya ke kamar mandi dan mendengarnya menghubungi Seo Yeon.

"Ah, tenang saja. Aku hanya bercanda, mengapa kau sepanik itu?" sahut Hyun Jung.

Napas lega Brielle berhembus, dia merasa sudah dibuat panik oleh pria itu. Dia bahkan merasa hidupnya akan segera berakhir.

"Apa salah jika aku menelpon orang lain? Apa kau memiliki aturan khusus untuk itu?" tanya Brielle.

"Tidak. Tak ada aturan khusus dan itu bukan hal yang salah, aku tak akan sekejam itu padamu," ujar Hyun Jung.

Walau akan menjadi pengatur segalanya dalam kehidupan Brielle, nyatanya Hyun Jung tak juga mengekang calon istrinya dengan aturan-aturan yang akan membuat mereka menjadi menjauh.

"Seperti yang sudah aku ketahui. Kau bisa melakukan apa yang kau inginkan, jangan khawatir," imbuh Hyun Jung.

Pria itu terlihat sangat bersahabat saat seperti ini. Dia seperti pria lainnya yang memiliki sisi manis dan perhatian. Tak hanya itu, dia juga bisa membuat keadaan menjadi mudah diterima dan dilakukan.

"Kau suka dengan caraku memperlakukan dirimu saat ini. Terlihat jelas kau lebih nyaman. Namun aku akan lihat bagaimana nanti, saat kau sedikit saja mengabaikan apa yang menjadi keinginanku, kau akan Terima akibatnya," ujar Hyun Jung dalam hati.

Bahkan sisi lebih dalam pria itu lebih mengerikan dari yang Brielle ketahui. Tak ada yang tahu dalamnya hati Hyun Jung itu seperti apa. Dia bisa memiliki dua sifat yang berlawanan arah walau sebenarnya dia juga memiliki banyak cinta untuk sang gadis.

Makan siang segera berakhir, saat itu juga Brielle dibawa ke sebuah pertemuan dengan kolega oleh Hyun Jung. Mereka menuju sebuah perusahaan yang letaknya tak jauh dari hotel.

"Kita mau ke mana?" tanya Brielle.

"Kau harus mulai berlatih menjadi istri seorang pengusaha sukses. Mulailah bergabung dengan komunitas sosialita yang akan menjadi lingkungan barumu, kau butuh belajar itu semua," jelas Hyun Jung.

"Aish, kurasa itu hanya berlaku untuk nyonya-nyonya berusia lebih dari 30 tahun. Aku hanya butuh hidup denganmu dan itu cukup. Setelah dua tahun selesai aku juga akan pergi," jawab Brielle.

"Ah, kau menginginkan hidup yang seperti itu? Menikah, tinggal denganku, tidur denganku, bercinta denganku dan rupanya itu sudah cukup bagimu," ujar Hyun Jung.

"Kau pikir itu akan menyenangkan?" tanya Brielle.

Hyun Jung tertawa mendengar pertanyaan lucu Brielle itu. Hingga tak terasa mobil sudah sampai di sebuah perusahaan besar. Keduanya segera turun.

"Aku di luar saja. Kau masuklah," kata Brielle.

Hyun Jung meraih lengan wanita itu. Dia bergegas masuk dengan sedikit menarik wanitanya. Brielle berjalan terburu-buru di belakang Hyun Jung.

"Ah, aku harus apa ikut denganmu? Bukankah ini hanya akan membuatmu malu. Aku tak tahu apa pun," omel Brielle.

"Pasang wajah angkuh dan berkelas. Cukup itu saja," ucap Hyun Jung pada calon istrinya itu.

Brielle tak ingin salah langkah. Dia menuruti apa yang calon suaminya inginkan. Dalam perjalanan menuju ruangan itu, Brielle mengkondisikan wajahnya agar bisa menjadi angkuh dan berkelas.

"Tunggu," lirih Brielle menahan lengan Hyun Jung saat sampai di depan pintu masuk.

Hyun Jung mengerem langkah kakinya tiba-tiba. Dia berhenti dan membalik tubuhnya.

"Bagaimana dengan ini?" tanya Brielle sembari menaikkan satu alis matanya.

Melihat hal itu, Hyun Jung tertawa dengan menutup mulutnya dengan tangan. Dia merasa wajah Brielle sangat lucu.

"Kau tertawa," lirih Brielle sembari memicingkan matanya.

"Kau yang biasanya saja sudah cukup berkelas, mengapa mengubah ekspresi wajah sampai seperti itu?" tanya Hyun Jung.

Brielle menepuk lembut dada pria itu dan tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di pipi lembut sangat wanita.

"Nah, benar sekali seperti itu ekspresinya," lanjut Hyun Jung.

* * *