webnovel

Kedekatan Mereka

"Noah, jangan keras kepala, kamu pergi saja dari sini, aku mau istirahat, kamu jangan malah tidur di sini," ucap Lana dengan nada lirih.

Noah beranjak dan menarik tangan Lana, dia berbisik di telinga Lana. "Kamu tidur saja, dan aku akan menemani kamu di sini. Aku akan pastikan kedua orang tua kamu tidak akan mengetahui hal ini, Lana."

"Apa? Kamu mau menemani aku tidur di sini? Apa kamu mau macam-macam sama aku, Noah?"

"Kamu polos sekali, bagaimana aku bisa macam-macam di kamar kamu, kalau kamu berteriak, aku bisa ditangkap oleh penjaga rumah kamu. Aku hanya ingin menemani kamu saja, Lana. Jujur saja saat Mara bilang kamu sakit karena terkena hujan tadi, aku merasa cemas sama kamu."

"Aku sudah tidak apa-apa, Noah, kamu tidak perlu cemas. Tadi Leon juga sudah memberikan aku obat. Demamku juga sudah turun."

Noah tidak mau mendengarkan dia malah menarik tangan Lana dan mmebuat Lana berbaring di sampingnya. Noah juga menyelimuti Nala. "Kamu tidurlah, aku akan menjaga kamu."

Lana pun akhirnya menurut saja, dia berbaring dan Noah masih dalam posisi duduk bersandar di sebelah Lana. "Pejamkan mata kamu, istirahatlah."

Lana hanya melihat Noah. "Apa kedua orang tua kamu tidak mencari kamu? Ini sudah tengah malam, Noah."

Noah tersenyum. "Tidak akan ada yang mencariku, Lana. Aku sudah tidak memiliki orang tua, hidupku bebas."

"Apa menyenangkan hidup bebas seperti kamu?" Lana malah mengajak Noah berbicara.

"Untukku menyenangkan, tapi sebenarnya aku juga merindukan ada yang mencariku."

Lana menghela napas dengan pelan. "Aku malah terlalu terkekang, mau melakukan apapun tidak bisa, bahkan tadi saja aku kena marah gara-gara pulang terlambat, padahal, ini adalah hal sekali seumur hidup aku, yang pernah aku lakukan. Kamarku langsung diperiksa, bahkan barang-barangku semua dikeluarkan, mamaku mencurigai aku menyimpan sesuatu yang aneh-aneh."

"Sampai seperti itu?"

Lana mengangguk perlahan. "Hal itu yang membuat aku sangat kesal, mamaku sangat tidak percaya sama aku, padahal aku tidak pernah meminta atau membantah mereka."

"Mungkin mereka terlalu sayang dan khawatir sama kamu, Lana."

"Apa harus seperti itu, Noah? Aku selalu mengikuti apa kata mereka, mereka saja tidak peka apa yang sebenarnya aku inginkan, Noah. Ceritakan saja bagaimana dengan kehidupan kamu?"

"Tidak ada yang istimewah dengan kehidupan aku, tapi kalau kamu memaksa, aku akan menceritakan hal lain."

Noah malah bercerita tentang pengalamannya yang lucu. Lana terkekeh pelan dengan menahan tawanya, sampai pada akhirnya Lana tertidur mendusel pada dada Noah. Noah yang melihat wajah Lana tampak tersenyum. Tangan Noah mengusap lembut pipi Nala.

Noah beranjak perlahan dari tempat tidur, dia akan pergi dari sana. Noah mengendap-endap berjalan menuju jendela kamarnya, dan membukanya secara perlahan. Dia keluar pelan-pelan, saat sudah di luar, tidak sengaja dia terjatuh di antara tanaman. Noah langsung bersembunyi di antara tumbuhan yang agak lebat yang ada di taman rumah Lana.

"Sayang, itu suara apa?" tanya wanita cantik yang posisinya ada di bawah tubuh suaminya, dan mereka sedang tidak menggunakan apa-apa.

"Mungkin salah satu tanaman kita ada yang jatuh karena terkena angin. Kamu ingatkan bulan ini memasuki musim hujan disertai angin yang agak kencang. Kita lanjutkan saja, permainan kita yang belum selesai. Jangan membuat aku menahan seperti ini, Sayang." Pria yang ada di atasnya melanjutkan apa yang tadi sempat berhenti.

"Hentikan dulu, aku akan memeriksa keadaan di luar, aku tidak mau ada apa-apa di rumah kita." Wanita cantik itu beranjak dari tempat tidur dan mengambil selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang polos.

Noah yang berada di antara tumbuhan yang lebat masih berdiam diri di sana, Noah melihat salah satu lampu di kamar sebelah Lana menyala dan terdengar suara jendela di buka. Terlihat seorang wanita memeriksa keadaan di luar, dia menundukkan kepalanya melihat sekitaran taman "Oh shit! Kenapa mamanya Lana masih terbangun? Aku kira dia sudah tidur," umpat Noah kesal.

Beberapa detik kemudian, mamanya Lana masuk kembali ke dalam, dan menutup jendela. Noah langsung bernapas lega, dan segera pergi dari sana. Noah bisa selamat, karena penjaga Lana barusan bangun dan memeriksa keadaan rumah, pada saat Noah sudah pergi dari sana.

Noah dengan senyum tipisnya tampak sangat bahagia mengendarai motornya di jalanan yang sedang sepi. "Lana, aku akan membuat kamu suatu saat akan bahagia," dialognya sendiri.

Noah berada di atas bukit sendirian, tubuhnya dia baringkan di atas tanah yang penuh dengan rerumputan, kedua lengannya dia gunakan sebagai penyangga kepalanya, Noah menatap langit malam ini yang terlihat banyak sekali bintang menyebar menghiasi langit yang terlihat gelap. Noah tersenyum membayangkaN ciuamannya yang dia sudah lakukan dua kali dengan Lana, dan bagi Noah rasanya sangat manis. Noah tidak pernah merasakan sensai yang luar biasa walaupun itu hanya sekedar ciuman. Noah bahkan sering kali berciuman dengan setiap gadis yang mendekati dia, tapi dengan Lana sangat berbeda.

"Gadis itu kenapa sangat membuat aku tidak karuan seperti ini?"

Tidak terasa Noah ketiduran di atas bukit sampai pagi menjelang. Noah di kejutkan dengan bunyi ponsel milikny. Noah melihat nama dokter yang menangani keadaan kakaknya ada pada layar ponselnya.

"Iya, dok?"

"Noah, dokter yang aku katakan sudah datang, apa kamu hari ini bisa ke rumah sakit, kamu bisa berbicara langsung dengannya."

"Iya, Dok, aku akan segera ke sana." Noah segera mengambil jaket dan kunci motornya, Noah menuruni bukit dan menuju motornya, Noah dengan cepat memacu motornya menuju ke rumah sakit di mana kakaknya di rawat.

Beberapa menit kemudian Noah sampai di sana, dia langsung menuju ruangan dokter. Di sana Noah bertemu dengan dokter yang direkomendasikan bisa menangani keadaan kakaknya.

"Apa kamu adik dari pasien yang bernama Nathali?" Dokter dengan perawakan tinggi besar dan memakai kacamata putih itu mengulurkan tangan mengajak Noah berjabatan.

Noah menerima jabatan tangan dari dokter itu. "Iya, Dok, saya Noah adik dari pasien yang bernama Nathalia.

"Saya sudah membaca semua riwayat kesehatan kakak kamu, dan kebetulan sekali saya dipindah tugaskan di rumah sakit di kota ini. Jadi saya bisa memantau keadaan kakak kamu nantinya."

"Lalu? Apa kakak saya perlu dipindahkan ke rumah sakit yang lebih baik di kota yang lebih memiliki fasilitas lengkap? Karena kalau hal itu sampai terjadi, jujur saja saya belum menyiapkan semuanya, biaya dan yang lainnya."

Dokter yang terlihat masih berusia sekitar 30 tahun itu tersenyum pada Noah. "Kita lihat saja perkembangan lebih lanjutnya di sini. Aku akan mencoba menangani kakak kamu."

"Terima kasih, Dok. Saya akan mencarikan biaya yang di butuhkan untuk kakak saya." Dokter itu tersenyum dan mereka berjabatan tangan, kemudian Noah pamit untuk melihat keadaan kakaknya.

KakaK Noah ternyata berada di taman yang ada di rumah sakit sedang duduk melamun sendirian. Noah mencoba mendekat ke arah kakaknya.

"Hai, Nat," sapanya. Noah duduk di samping kakaknya,