webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

204. Berbagi Cerita

Satu jam berikutnya. Susano sudah lebih tenang dari sebelumnya. Bi Eem membawakan makan malam ke kamar, sesuai yang Venus perintahkan.

"Terima kasih, tapi Paman tidak memiliki selera untuk makan," lirih Susano yang terdengar pilu dan lesu, terlihat dari wajahnya yang pucat pasif serta keriput yang membuatnya tampak lebih tua beberapa tahun.

Venus mengulas senyuman terbaiknya. Senyuman yang mampu membuat Susano semaki tenang, sekaligus mengingatkannya akan malam pengkhianatan itu.

Setiap kali melihat Venus, maka otaknya akan membawa pikiran yang telah rapuh itu melalang buana, merangkai kembali kepingan-kepingan masa lalu, merangkainya dalam satu peristiwa bodoh malam itu.

"Apa yang Paman sedang pikirkan?" Venus meletakkan baki berisikan makan malam untuk Susano, di meja. "Kalau begini terus, maka aku akan benar-benar membenci Paman," lanjutnya bernada ancaman.