webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Not enough ratings
205 Chs

203. Kehadirannya

"Bapak, ada apa?" Bi Eem pun datang setelah mendengar keributan yang berasal dari kamar Susano.

"Astaghfirullah, Ya Allah," ucap Eem spontan, sambil menutupi matanya dengan sebelah tangan. Semata-mata bukan karena melihat Susano, tetapi Adistia yang hanya memakai pakaian dalam itu.

"Cepat usir dia dari sini!" perintah Susano dengan nada keras. Segera dia berbalik badan, menghindar dari kontak langsung dengan wanita yang masih berstatus kakak iparnya itu.

Adistia menaikkan sebelah alisnya, mengecilkan penglihatannya, "Tunggu dulu! Mengapa kau tiba-tiba mengusirku?" Dia naik pitam, segera berdiri dan melilitkan kain yang sempat terlepas itu. Kainnya terbuka bukan karena ketidaksengajaan, tapi memang sengaja dibuka guna menarik perhatian Susano seperti dulu.

"Pergi dari sini!" bentak Susano kembali, tanpa sedikitpun menurunkan intonasi suaranya, "Bi Eem. Tolong bantu kakak iparku ini menemukan pintu keluarnya. Aku rasa dia tidak tahu jalan pulang!" selorohnya menyindir.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com