"Andai dirimu masih ada, maka kita akan mengenang masa-masa itu kembali, Kak. Rumah yang mungkin lebih disebut gubuk itu, mulai kemasukan air ketik hujan deras. Untungnya wilayah kita bukan langganan banjir. Kalau saja, maka setiap musim penghujan datang, kita akan berganti rumah. Hahaha."
Agaknya terdengar sedikit tawa kecil yang menyesakkan dada. Kepalanya tertunduk, "Maafkan aku, Kak. Gara-gara aku yang tidak tegas, sekarang Firman tidak tinggal di rumahmu. Aku tidak mengerti, mengapa hari itu dia tidak datang ke rumahku saja?"
Letak rumahnya dengan milik kakaknya, Ayah Venus, dapat dikatakan cukup jauh. Lantaran lokasinya berada di dua desa yang berbeda. Namun, masih satu desa dan kecamatan, serta kabupaten dan provinsi.
Lamunan Susano pun terpecah belah saat pintu kamarnya diketuk. Badannya berbalik arah, sepasang bola mata menjatuhkan pandangan pada benda padat berbentuk persegi panjang itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com