Klotak...
Srukkk...
Sekujur tubuh lemas, pistol jatuh ke lantai bersamaan dengan tubuh yang berlutut.
Matanya berkaca-kaca. Tangannya gemetaran. Penyesalan terdalam dalam hidupnya.
Darah mengucur deras, mengalir dari lengannya. Dia tetap sadar karena untung saja, pistol itu melesat tidak pada sasaran jadi hanya mengores kulitnya meskipun goresannya dalam.
"Tangan ini. Kenapa... Kenapa harus tangan ini yang melukainya?" gumam Diego lirih.
Disamping itu, Naura berada dipangkuan Delice dengan telapak tangan yang menggenggam lengannya.
Benar. Naura tertembak. Saat ini, Delice sudah menggendongnya keluar dari gedung.
Rans dan Alfi menarik paksa Diego untuk lari karena pasukan Delice sudah menyergap.
Semuanya lari. Hanya Tuan Harka yang tertangkap.
"Bodoh! Kenapa menarikku pergi? Apa kalian bosan hidup?" maki Diego.
"Maaf, Tuan. Semua rencana kacau. Delice sama sekali tidak bisa diremehkan," jelas Alfi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com