"Kita harus cepat membantu Delice," Naura berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
Tempat mereka bersembunyi sangat mendukung situasi untuk membangunkan gairah dalam diri.
"Kau benar!" Loid langsung tersadar.
"Tapi, lukamu..."
"Aku pakai Wig. Lukanya tertutup oleh poni. Kau tidak perlu takut," ujar Loid sembari mengelus ujung kepala Naura.
Mereka menyelinap keluar setelah kondisi lorong senyap. Mereka kembali pada rencana awal.
Setelah berhasil mengendap-endap seperti maling jalanan, akhirnya Naura dan Loid sudah dekat dengan pintu rahasia.
Bersamaan dengan itu, Naura melihat Diego yang sedang bersama dengan Hansel. Wajah Hansel sudah babak belur tapi entah siapa yang membuatnya seperti itu karena saat Naura melihat, mereka sedang bercengkrama sangat akrab.
'Itu orang yang menculikku. Apa penculikan itu ada hubungannya dengan Diego?' batin Naura.
Perhatian Naura teralihkan oleh kedatangan Ken. Ken mengelap tangannya yang terciprat oleh darah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com