webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime & Comics
Not enough ratings
145 Chs

82 - Hisoka x Nen x 200th Floor Part 2

Killua : OI! ITTAI DARE DA?! SOKO NI AITSU, DETE KOI YO!! (OI! SIAPA ITU?! ORANG YANG ADA DI SITU, KELUARLAH!!)

Seketika itu juga, aura hitam yang sejak tadi ingin membunuh mereka semakin membesar, sehingga koridor berubah menjadi lebih mencengkram, gelap dan dingin. Lucia tersenyum ketika melihat Killua dan Gon tidak sanggup untuk melangkah maju ke arah depan.

Lucia tahu ada seorang pegawai yang berdiri di depan sana dan juga Hisoka yang sedang bersandar di dinding koridor yang ada di persimpangan sebelah kanan. Hisoka menyambut kedatangan Killua dan Gon dengan sempurna. Dia tersenyum licik menyeramkan.

Dia melihat pertandingan Killua dan Gon sewaktu mereka masih berada di arena lantai 190. Dia mempunyai firasat kalau Killua dan Gon akan segera tiba di arena lantai 200, sehingga dia menunggu kedatangan mereka sejak tadi.

Killua : Luci!

Killua berteriak keras memanggil nama Lucia sambil menutupi wajahnya dari aura hitam yang menekan dirinya. Lucia berhenti melangkah lalu menoleh sedikit ke arah belakang.

Dia tidak mengatakan apapun lalu kembali menghadap ke arah depan dan sedikit tersenyum. Lucia menggunakan telepatinya kepada Hisoka.

Lucia : "Hisoka, hentikan hawa membunuhmu itu. Kau membuatku kesal."

Aura hitam yang ingin membunuh mereka secara perlahan-lahan semakin memudar, sehingga Gon dan Killua bisa kembali melihat ke arah depan dengan lebih jelas. Mereka tersentak kaget saat melihat adanya seorang pegawai berdiri di ujung sana. Pegawai itu tersenyum penuh arti.

Pegawai : Apa benar ini Killua-sama dan Gon-sama? Pendaftaran di arena lantai 200 ada di sebelah sana (sambil mengarahkan tangan ke tempat pendaftaran) Jadi tolong segera daftarkan diri sebelum jam tengah malam pada hari ini.

Gon : A-aura membunuh tadi bukan berasal dari pegawai ini, kan? *berbisik*

Killua : Wakannee... (Aku tidak tahu...) *berbisik*

Pegawai : Saat ini di arena lantai 200 ini, ada sekitar 137 peserta dan mulai dari arena lantai 200 ini, kalian tidak akan mendapatkan hadiah uang lagi dan kalian bebas menggunakan senjata apapun dalam pertandingan jika ada silakan digunakan ya.

Killua dan Gon masih sedikit kebingungan. Mereka menyimak semua perkataan yang dilontarkan oleh pegawai dan waspada dengan sekitaran mereka, lalu tiba-tiba seseorang yang tidak asing muncul dari persimpangan sebelah kanan sambil memainkan sebuah kartu jokernya.

Dia berdiri tepat di belakang pegawai tersebut sambil berkacak pinggang. Baik Gon maupun Killua tersentak kaget. Mereka tidak dapat mempercayainya.

Gon : Hi-hisoka!

Killua : Hisoka, doushite koko ni?! (Hisoka, kenapa kau ada disini?!)

Hisoka hanya tersenyum licik menyeramkan menanggapi pertanyaan Killua. Dia melempar kartu jokernya tepat di depan Gon dan Killua. Refleks pegawai itu berteriak kaget dan langsung menyingkir sedikit ke arah samping.

Hisoka : Zero, selamat datang di arena lantai 200 (tersenyum licik menyeramkan)

Lucia : Apanya yang selamat datang? Kau jangan berlagak menjadi sebagai seorang pegawai dong, Hisoka!

Hisoka : Apa itu hal yang aneh, Zero? Aku merasa ini tidaklah hal yang aneh. Bercanda...

Lucia hanya mengangkat kedua bahu dan tangannya ke atas lalu menggelengkan kepalanya. Hisoka memegangi rambutnya lalu secara perlahan melihat ke arah Killua dan Gon.

Hisoka : Aku ini menyukai pertarungan dan di sini tempat bertarung. Kalian berdua, kenapa berada di tempat seperti ini? Hm, sepertinya aku tahu kenapa?

Gon masih tercengang dan terpaku diam di tempatnya, dia tidak bisa membalas pertanyaan Hisoka. Sedangkan Killua mengabaikan pertanyaan Hisoka.

Killua : Luci, kau tahu Hisoka ada di sini?!

Lucia : Hm, begitulah... (tersenyum)

Killua : (Kenapa dia memanggil Luci "Zero"? Aku tidak tahu apa hubungan Hisoka dan Luci... Tapi, jangan bilang sejak awal Hisoka juga pengguna Nen seperti Luci dan aniki?!) *merasa kesal*

Hisoka : Ini bukanlah suatu kebetulan, sejujurnya aku tahu dari seseorang kalau kalian akan ke sini, maka dari itu aku sudah menunggu kalian. Lagipula tanpa itu juga, aku juga tahu nantinya kalian akan datang ke sini. Dan...

Tiba-tiba ekspresi wajah dan aura Hisoka berubah berbeda menjadi menyeramkan. Dengan sengaja dia mengeluarkan hawa bloodlustnya.

Killua dan Gon yang menyadarinya pun tersentak kaget dan mulai waspada. Lucia hanya diam dan memerhatikan gerak gerik mereka bertiga.

Hisoka : Sebagai senior disini, aku akan menguji, apakah kalian pantas berada di arena lantai ini atau tidak.

Killua : FUZAKENA! (JANGAN BERCANDA!) Kita baru saja sampai di sini!

Hisoka perlahan-lahan mengangkat satu tangannya ke atas dan mengerakkan tangannya ke arah Gon dan Killua seperti sedang mengusir seekor lalat.

Hisoka : Kalian masih terlalu cepat dan awal untuk berada di tempat ini.

Dia dengan sengaja mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat seperti yang biasa dilakukan oleh Illumi. Bahkan lebih kuat dari yang dikeluarkan oleh Illumi. Killua dan Gon pun luar biasa terkejut.

Gon : (Na-nan da?! (A-apa?!))

Killua : (Se-sebenarnya aura macam apa ini?!)

Hisoka : Aku tidak akan pernah membiarkan kalian lewat! Coba saja kalau kalian bisa. Fufufu... Lihatlah, kalian bahkan tidak bisa membuka mata. Sudahku bilang kan, ini masih terlalu cepat bagi kalian untuk berada di arena lantai ini...

Killua dan Gon yang menerima aura itu seolah-olah seperti di tampar oleh badai salju yang dingin dan kuat, sedikit demi sedikit mereka langsung termundur ke belakang sambil menutupi wajah mereka.

Gon : Ughhh!!

Killua : Luci, lakukan sesuatu dong!

Hisoka melihat ke arah Lucia. Lalu kembali menatap dingin dan sinis ke arah Killua dan Gon.

Hisoka : Zero, kuperingkatkan, aku tidak akan segan-segan membunuh mereka, meskipun kau membantu mereka untuk melangkah maju ke sini!

Lucia : Tenanglah, aku tidak akan ikut campur sedikit pun, Hisoka.

Lucia melihat ke arah Killua dan Gon.

Lucia : Maaf, aku bukannya membela atau berada dipihak Hisoka. Tapi apa oniichan lupa? Aku hanya menyuruhmu ke arena lantai 200 karena pengguna Nen hanya ada di arena lantai 200. Lagian oniichan sendiri yang memaksaku untuk memberitahumu tentang Nen, bukan? (pura-pura tersenyum polos)

(Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 81.)

Killua : Ugh! I-itu benar. Tapi... (sedang berusaha menahan auranya Hisoka)

Hisoka : Jadi pergilah sekarang! Pokoknya sekarang masih terlalu cepat buat kalian. Kembalilah jika kalian sudah belajar dengan benar!

Lucia : Seperti itulah yang dikatakan oleh senior Hisoka, Wing-san (tersenyum)

Hisoka melirik ke arah Lucia lalu mengikuti arah pandang Lucia yang sedang melihat ke arah belokan sebelah kiri dan menghentikan aura membunuhnya, akan tetapi dia masih belum menurunkan tangannya ke bawah.

Killua dan Gon langsung menoleh ke arah belakang, terlihat Wing muncul dari belokan sebelah kiri. Dia berdiri beberapa meter dari Killua dan Gon.

Gon : Wing-san!

Killua : (Sejak kapan dia berada disana?!)

Meskipun Wing tersenyum ramah, akan tetapi di balik kacamatanya dia menatap sinis dan dingin ke arah mereka semua terutama ke arah Lucia.

Wing : Sepertinya aku cukup terkenal sehingga nona mengetahui namaku?

Lucia : Tidak juga (tersenyum)

Wing : Killua-kun, Gon-kun, kalian berdua tidak akan sanggup bisa melewati aura orang itu. Karena...

Wing menghentikan perkataannya sejenak. Dia menatap Killua dan Gon dengan serius.

Wing : Kalian tidak punya pertahanan untuk melawan Nennya.

Gon : Nen?

Wing : Sekarang ini kalian seperti orang yang telanjang tanpa satu pun busana di badai salju dan bingung kenapa ini dingin. Jika kalian memaksakan diri, kalian bisa mati.

Killua : KORE GA NEN DA TO?! (INI YANG KAU SEBUT DENGAN NEN?!) *mulai emosi*

Lucia dan Hisoka : . . . . .

Killua : Kau tahu, dia bisa menghentikan kami hanya dengan aura dan keinginannya! Usotsuki! (Pembohong!) *sedikit berteriak*

Wing : Hai, are wa uso desu (Ya, itu adalah bohong) *tersenyum tipis* Penjelasan tentang tekniknya, aku memang sudah berbohong, tapi kali ini aku akan sungguh-sungguh memberitahu dan mengajari kalian mengenai Nen yang sebenarnya. Jadi sekarang menyerah saja lalu kembalilah ke apartemenku.

Gon : Um, kak pegawai...

Pegawai : Y-ya?

Gon : Tadi kamu berkata kalau batas waktu untuk mendaftarkan diri pada hari ini adalah sebelum jam tengah malam, kan? Jika hari ini tidak mendaftarkan diri, apa yang akan terjadi?

Pegawai itu mengatakan bahwa jika Gon tidak mendaftarkan diri untuk hari ini maka levelnya mungkin akan langsung diturunkan ke arena lantai 1.

Akan tetapi Killua tidak akan diperbolehkan untuk berpartisipasi maupun mendaftarkan dirinya lagi dikarenakan sebelumnya Killua pernah satu kali menolak untuk mendaftarkan dirinya.

Lucia : Hm, sayang banget, kalau tidak bisa mendaftarkan diri lagi. Oniichan, aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus kembali ke sini dan daftarkan dirimu sebelum jam tengah malam tiba ya!

Killua : Jadi, Wing-san, jika kami menyerah sekarang, apakah kami bisa kembali ke sini lagi sebelum jam tengah malam?

Killua menatap Wing dengan serius, dia menunggu sebuah jawaban yang dia harapkan. Lucia yang melihat adanya sebuah keraguan dari Wing pun hanya tersenyum.

Lucia : Tenang saja, oniichan. Itu semua tergantung pada kalian. Bukan begitu, Wing-san?

Wing sedikit tersentak. Apa yang ada dipikirannya tadi telah dikatakan oleh Lucia. Dia menatap Lucia dengan tajam, serius dan waspada. Hisoka menurunkan tangannya lalu tersenyum.

Setelah itu, dengan berat hati mau tidak mau Killua dan Gon terpaksa mundur. Mereka mengikuti Wing dari belakang dan kembali ke apartemennya Wing.

Hisoka : Kau tidak ikut bersama mereka?

Lucia : Tidak, aku akan mengganggu jika aku ikut bersama mereka. Jadi aku akan menunggu di sini saja. Ngomong-ngomong Hisoka, kau tidak mungkin terus duduk di sini sampai mereka kembali, bukan? Bagaimana kalau kau traktir aku minum teh di arena lantai 50 sambil menunggu mereka kembali? (tersenyum)

Hisoka : . . . . . (menatap Lucia dengan dingin)

Lucia : (Menyebalkan, apaan sih tatapan matanya itu!) *tersenyum tapi sambil menahan emosi*

Killua dan Gon tiba di apartemennya Wing dalam tiga menit dan sudah lebih dari lima menit, Wing mengajarkan Nen kepada Gon dan Killua. Wing langsung mempraktekkannya secara langsung dan menunjukkannya kepada Killua dan Gon.

Sebagai contohnya, dia mengunakan beberapa buah tangkai bunga dan mengubahnya menjadi keras dan kuat sebagai senjata untuk menyerang keramik guci yang keras, lalu dia mengatakan bahwa inilah yang disebut dengan Nen.

Wing : Nen berpicu pada kemampuan untuk memanipulasi aura dan membuatnya menjadi energi kehidupan. Setiap orang pasti mempunyai sedikit energi kehidupan. Tapi kebanyakan dari mereka tidak melepaskannya. Untuk membangun energi yang terselubung yang diketahui sebagai Ten. Dengan itu, kau bisa membuat tubuhmu mengeras, sekeras besi bahkan bisa lebih dari itu dan juga bisa memperlambat efek penuaan. Lalu Zetsu, seperti yang kau tahu, itu untuk menghilangkan aura. Ini efektif untuk menyembunyikan keberadaanmu dan memulihkan kelelahan parah. Kemudian Ren, teknik ini untuk membuat auramu menjadi kuat.

Tiba-tiba Wing menatap serius dan tajam ke arah Gon dan Killua lalu mengeluarkan auranya.

Wing : Apa kalian bisa merasakannya? (tersenyum ramah)

Gon mengangguk.

Killua : Ya, aku bisa merasakannya.

Wing : Inilah yang disebut Ren.

Gon : Tapi ini berbeda dari sebelumnya, ini tidak terasa berbahaya.

Wing : Itu karena aku tidak ada niatan untuk memusuhimu *tersenyum* (Selain itu, aku akui kalau aku terkejut dengan indra perasa mereka. Mungkin itu karena bagaimana kehidupan mereka tumbuh sedikit berbeda dari orang lain pada umumnya. Tapi, potensi alami mereka juga faktor utamanya.)

Wing kembali melanjutkan penjelasannya, dia berkata bahwa hanya dengan aura saja, itu bisa digunakan untuk membunuh orang tapi dengan syarat jika orang tersebut sudah tidak berdaya. Aura juga bisa digunakan untuk melindungi orang dari seseorang yang menggunakan Nen dengan niatan buruk.

Wing : Kau harus menggunakan Ten untuk bertahan, tahan aura orang lain dengan aura dirimu, jika tidak...

Wing berjalan ke arah tembok apartemennya. Dia mengeluarkan auranya ke arah tembok lalu tiba-tiba tembok tersebut hancur. Seketika itu juga, Gon dan Killua tersentak kaget. Mereka tercengang dan mata mereka pun melebar.

Wing : Tubuhmu akan hancur lebur tak bisa seperti tembok ini.

Sementara itu, Lucia dan Hisoka sedang bertanding bermain kartu poker di samping loket pendaftaran. Hisoka tersenyum licik menyeramkan.

Hisoka : Fufufu... Mada hayai (Masih terlalu cepat)

Hisoka tertawa sambil melempar kartu AS nya ke arah Lucia, dengan cepat Lucia langsung memiringkan kepalanya dan kartu tersebut pun tertancap ke dinding.

Lucia : Urusai! Mou ikkai! (Berisik! Sekali lagi!) *menahan emosi*

-Bersambung-

Semoga episode kali ini tidak mengecewakan Readers, ya?

Jika seru? Yuk langsung tekan VOTE ya 💕

Ada keluhan pada ceritanya? KOMENTAR ya 💕

See you on the next chapter 😘