81 81 - Hisoka x Nen x 200th Floor Part 1

Dari kejauhan Lucia sedang melihat ke arah jendela dengan menggunakan teropong kecil di atas atap rumah orang lain. Dia memerhatikan Killua, Gon, Zushi dan Wing yang berada di dalam sebuah apartemen sederhana yang berada di tingkat dua.

Hisoka : Kau sedang apa?

Lucia : Ssst. Diamlah!

Hisoka pun diam dan memerhatikan pandangan mata Lucia pada sebuah apartemen sederhana yang berada di seberang sana.

Hisoka : Hm, mereka sedang apa?

Lucia yang merasa terganggu pun menoleh dan dia pun tersentak.

Lucia : Aa! Hi-hisoka sejak kapan?!

Hisoka : Baru saja.

Lucia : . . . . Ohh...

Seketika itu juga suasana keduanya menjadi kaku dan canggung.

Lucia : Kau tidak bertanding?

Hisoka : Tiga hari lagi.

Lucia : Jangan bilang kau mengikutiku?! (sedikit mengeluarkan aura hitam)

Hisoka : Masaka... (Tidak mungkinlah...)

Lucia : Pergilah, jangan menggangguku!

Hisoka mengabaikan Lucia dan masih enggan pergi dari sana. Dia berdiri di samping Lucia. Dia yang penasaran pun hanya diam dan memerhatikan ke arah depan tepatnya ke arah Gon sambil tersenyum licik yang menyeramkan.

Lucia membiarkan Hisoka, dia melihat Wing sedang menjelaskan sesuatu dan menulis sesuatu di papan tulis kecil. Kemudian tidak lama setelah itu, tiba-tiba aura di sekelilingnya Wing langsung berbeda.

Terlihat Wing mengeluarkan sebuah aura yang ingin membunuh ke arah Killua. Killua dan Gon yang merasakan aura yang mencengkram pun merasa sedikit ketakutan. Mereka berusaha menahan aura itu sedikit lebih lama, tapi Killua gagal dan langsung melompat ke belakang.

Lucia hanya tersenyum melihat reaksi dan ekspresi Killua. Sedangkan Hisoka yang memerhatikan sejak awal di samping Lucia pun mengerti. Dia langsung tersenyum licik yang menyeramkan. Dia yang terpancing, sedikit mengeluarkan bloodlustnya.

Hisoka : (Hm, dia sedang belajar. Tapi... Masih belum. Sebentar lagi. Sedikit lagi...)

Meskipun Hisoka mengatakan di dalam hatinya. Akan tetapi, semua perkataan Hisoka bisa terdengar dengan jelas di telinganya Lucia dan seketika itu juga Lucia merasa sedikit jengkel. Setelah itu, Hisoka melompat turun dan pergi dari sana tanpa pamit terlebih dahulu ke Lucia.

Lucia : Dasar, akhirnya dia pergi juga (bergumam)

Tidak lama kemudian, terlihat Killua dan Gon keluar dari apartemen itu. Mereka berjalan pulang ke Arena Surga. Lucia melihat Wing sedang menatap tajam ke arah Killua yang semakin menjauhi apartemennya lewat jendela.

Setelah merasa aman, Lucia pun turun dari atas atap dan mengikuti Killua dan Gon dari belakang secara diam-diam.

Killua merasa sangat kesal. Di sepanjang jalan, baik Gon maupun Killua tidak berbicara apapun, mereka sibuk dengan pemikiran mereka. Gon sedang mencerna ulang dan berpikir keras tentang Nen yang tadi mereka pelajari dari Wing.

Jalanan menuju ke Arena Surga tidaklah besar dan cukup ramai. Jalanan itu hanya diterangi dengan beberapa lampu tiang, sehingga membuat jalanannya sedikit gelap.

Tiba-tiba Killua berhenti melangkah dan sedikit menyampingkan tubuhnya lalu menoleh ke arah belakang. Gon yang bingung pun berhenti berjalan lalu mengikuti arah pandang Killua dan melihat ke arah jalanan.

Gon : Killua, ada apa? (bingung)

Killua : Percuma saja kau bersembunyi begitu. Aku tahu kau di situ.

Gon : Eh? Siapa yang kau maksud, Killua?

Killua : Luci, keluarlah. Jangan membuatku jengkel. Aku sedang kesal.

Lucia : Yaah, aku ketahuan. Hehehe.. Oniichan kalau sedang kesal begitu, tidak bisa diajak bercanda. Tidak seru! (pura-pura cemberut)

Gon : Lucia! Sejak kapan?

Killua mengabaikan keluhan Lucia lalu kembali berjalan.

Lucia : Hm, sejak kalian memasuki apartemen itu. Kalian ngapain di sana?

Gon : Belajar Nen.

Lucia : Nen?

Killua : Kau kan sudah tahu.

Gon : Eh? Benarkah?

Killua : Dulu aku tidak tahu apa-apa, tapi sekarang aku sudah tahu. Telepati, membaca pikiran, dan pedang darah. Itu semua Nen, kan?

Gon yang baru menyadarinya pun sedikit tersentak kaget. Lucia hanya tersenyum.

Lucia : Seperti biasa, oniichan selalu cepat tanggap ya. Hehehe...

Killua : Sejak kapan kau bisa menggunakannya? Kau tidak pernah memberitahuku.

Lucia : Aku lupa sejak kapan.

Killua menghela nafas ringan.

Killua : Baiklah. Berarti dia bohong ya (merasa kesal)

Gon : Bohong?

Killua : Ya, semua penjelasannya memang terasa sempurna dan Wing memang benar-benar kuat. Hanya saja, ada hal yang tidak benar.

Gon : Eh?

Killua merasa ada yang ganjil dan kurang dengan penjelasan Wing mengenai Nen pun mengatakan sesuatu.

Killua : Tidak seperti ini. Dia tidak bisa membohongiku karena pertahanan Zushi. Zushi, dia tetap bisa berdiri meskipun berapa kali pun aku sudah menghajarnya sampai dia babak belur dan juga rahasia kekuatan aniki (Illumi) dan kekuatan Luci itu... Tidaklah sesederhana seperti penjelasan yang dia katakan itu. Aku sangat yakin, Wing pasti sedang merahasiakan sesuatu dan mencoba menyembunyikannya dari kita.

Lucia : Itu benar, oniichan (tersenyum)

Killua dan Gon refleks melihat ke arah Lucia.

Killua : Darou! (Ya, kan!) Yappari naa, aitsu wa oretachi wo damashiteru! (Sudah kuduga, orang itu sedang membodohi kita!)

Gon : Sou na no? (Benarkah begitu?) *masih bingung*

Killua : Mochiron! (Tentu saja!) Luci, tidak bisakah kau memberitahuku sekarang saja secara langsung?

Lucia : Maaf, oniichan. Seperti yang kau bilang, Nen itu tidak sesederhana itu, jadi aku tidak bisa mengajari kalian. Lagian tidak akan seru juga, jika aku memberitahumu begitu saja.

Killua : Haaaah... Ayolah!

Lucia : Hm, baiklah, bagaimana jika aku beritahu sedikit bocoran?

Gon : Apa itu?

Lucia : Rahasia yang ingin kalian ketahui itu ada di Arena Surga. Pergilah ke arena lantai 200. Di sana kalian akan menjumpai pengguna Nen (tersenyum)

Killua : Ok. Gon, aku mau mengubah rencana kita. Aku menargetkan untuk mencapai lantai yang dikatakan oleh Luci! Sepertinya di sana pasti ada orang yang menggunakan Nen! Kalau tidak ada yang mau memberitahu kita, kita akan mencari tahu dan belajar sendiri!

Gon : Ya! (Sebenarnya itulah tujuanku sejak awal) *tersenyum*

Lucia : Semangat ya oniichan, Gon! (menyeringai)

Tiga hari kemudian, baik Killua maupun Gon sudah berhasil mencapai lantai 190 tanpa terluka sedikit pun. Sekarang mereka berdua sedang berdiri di atas ring yang ada di arena lantai 190. Lucia sedang menonton mereka dari kursi penonton.

Lucia : (Sebentar lagi mereka akan bertemu dengan Hisoka dan pada saat itulah mau tidak mau, Wing akan benar-benar mengajari mereka. Sungguh menarik...) *tersenyum*

Sementara itu, seluruh orang yang berada di Arena Surga beserta Wing dan Zushi yang berada di arena lantai 50 sedang melihat ke arah monitor TV yang terpampang di sepanjang koridor jalan disetiap lantainya. Monitor TV sedang menyiarkan pertarungan Killua dan Gon.

Tidak sampai 30 detik setelah wasit membunyikan peluitnya, baik Killua maupun Gon sudah berhasil mengalahkan lawannya dalam sekejap. Sorakan dari arah penonton semakin keras.

Wing : (Akhirnya mereka berdua sampai juga di arena lantai 200. Shikaganai (Aku tidak punya pilihan) Apa boleh buat...)

-Di sebuah kamar VIP, di lantai 100-

Lucia : Selamat ya, kalian berdua sudah mencapai arena lantai 200! Kalian berdua sungguh hebat! Lawannya sampai tak berkutik sama sekali, lho. Hahaha..

Killua : Mereka saja yang terlalu lemah. Tapi aku sungguh kesal. Dulu, aku membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk bisa mencapai arena lantai 200. Tapi anak ini... (melihat dan menunjuk ke arah Gon yang terpaku diam saat melihat buku rekeningnya) hanya 3 hari saja (mengeluh kesal)

Gon hanya tersenyum kaku saat mendengar komentar dari kedua sahabatnya, lalu dia mencoba untuk membela dirinya.

Gon : Itu kan wajar, karena dulu Killua masih berumur 6 tahun.

Killua : Iya sih, tapi tetap saja menjengkelkanku.

Lucia : Tapi, setelah ini akan berbeda...

Killua dan Gon langsung menatap ke arah Lucia. Lucia yang mengendalikan keuangan Killua (lebih tepatnya memaksa untuk mengendalikan) sedang memainkan buku rekeningnya Killua.

Lucia : Jangan tegang begitu, aku yakin kalau kalian berdua pasti sanggup melewatinya. Percayalah (tersenyum)

Lucia, Killua dan Gon menaiki lift.

Gon : Lucia, seperti apa ya lantai 200 itu?

Lucia : Kamu akan segera tahu, Gon (tersenyum)

Mereka pun tiba di arena lantai 200. Pintu lift terbuka. Mereka bertiga keluar dari lift, akan tetapi suasananya sungguh berbeda jika di bandingkan dengan arena di lantai sebelumnya yang terkesan sangatlah ramai.

Di arena lantai 200 ini, meskipun ada beberapa orang yang berdiri di koridor, akan tetapi suasananya sangatlah dingin dan sepi. Hanya terdengar suara musik yang cukup keras sedang mengalun keluar dari speaker.

Killua : Suasananya jelas langsung berbeda dari arena lantai sebelumnya...

Gon : Ya.

Terlihat dengan jelas raut wajah Killua dan Gon berubah menjadi serius. Lucia hanya tersenyum sambil berjalan santai ke arah depan. Killua dan Gon mengikuti langkah Lucia dari belakang.

Lucia : Sepertinya pengumumannya tertulis pendaftarannya ada di sebelah sana ya?

Pada saat mereka berbelok ke arah kiri. Killua dan Gon langsung tersentak kaget. Mereka tidak bisa melangkah maju lebih dari itu ke arah depan karena terhalangi dengan aura membunuh yang sangat kuat. Aura Nen yang menekan dan menusuk langsung ke arah mereka.

Killua : (Nan darou?! (Apa ini?!))

Gon : Aku tidak bisa maju! Tiba-tiba rasanya kita seperti berada di dalam hutan yang dikelilingi oleh para monster. Padahal ini hanyalah koridor yang menuju ke arah pendaftaran... Insting membunuh ini pasti mengarah pada kita!

Killua menggertakkan giginya dengan geram lalu berteriak keras.

Killua : OI! ITTAI DARE DA?! SOKO NI AITSU, DETE KOI YO!! (OI! SIAPA ITU?! ORANG YANG ADA DI SITU, KELUARLAH!!)

-Bersambung-

Nah, ayo ke sini fansnya Hisoka. Kita duduk bareng dipojokan main kartu bareng 😂 Jarang² Hisoka keluar banyak ya? 🤗 Mohon maaf jika episode kali ini tidak sesuai ekspektasi dan mengecewakan ya. Hahaha.. Tapi jangan khawatir, next episode Hisoka akan muncul lebih banyak lagi 🥳😄

Jika seru? VOTE ya 💕

Ada keluhan pada ceritanya? KOMENTAR ya 💕

See you on the next chapter 😘

avataravatar
Next chapter