webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime & Comics
Not enough ratings
145 Chs

140 - Menghilangkan Nen × Ujian Hunter

Setelah Killua berhasil keluar dari dunia Greed Island. Gon kembali latihan Nen bersama Biscuit supaya dapat menguasai teknik rahasianya dengan sempurna. Ditengah-tengah latihannya, tiba-tiba dari atas ada seseorang dengan kecepatan tinggi datang ke arah Gon dan Biscuit.

Biscuit : Kau ini...

Abengane : Aku Abengane. Apa temanmu yang satu lagi tidak ada?

Biscuit mulai berakting polos dan imut. Dia berjalan sedikit maju mendekati Abengane.

Biscuit : Mesin apa yang ada di bahumu itu? Apa telah terjadi sesuatu?

Abengane : Ini ditanam oleh bomber. Tolong dengarkan aku sebentar.

Abengane menceritakan semua kejadian mengenai bomber. Dia meminta bantuan dari tim Gon untuk menghalangi bomber dalam mengumpulkan semua kartu.

Dia juga menyuruh tim Gon untuk membantu mereka membalaskan dendam kepada para bomber dan mendukung tim Gon untuk memenangkan game ini.

Abengane : Maaf, aku akan pamit sekarang. Aku akan menggunakan waktuku yang tersisa untuk memberi tahu tentang bomber sebanyak mungkin. BOOK! "return on, Bunzen!"

Cahaya yang menyilaukan langsung membawa Abengane terbang ke arah kota Bunzen. Setelah itu, Abengane pergi ke arah hutan.

-Di perdalaman hutan, kota Bunzen-

Abengane membuat api unggun dan sebuah boneka kayu yang terbuat dari pohon kayu, lalu segera mengaktifkan Nennya dan melafalkan sebuah mantra. Dia memulai ritual aneh untuk membangkitkan makhluk Nen supaya dapat mengangkat bom yang ditanam Genthru pada bahu kirinya.

Abengane : "Migamura, Samingadura, Interaminga, Zenberarubura. Roh hutan, hilangkanlah Nen yang tercemar yang ada pada diriku."

Sesaat sebelum Abengane melempar boneka kayu tersebut ke dalam api unggun, dia menatap tajam pada boneka kayu tersebut.

Abengane : (Hal menakutkan apa yang akan terjadi nanti? Dengan kekuatan Nen Conjuration-ku ini, aku meminjam kekuatan roh hutan untuk membuat makhluk Nen yang mampu memakan Nen orang lain.)

Abengane melempar boneka kayu tersebut ke dalam api unggun. Tiba-tiba api unggun semakin besar menyebar ke udara dan menciptakan sebuah makhluk aneh muncul dari api unggun tersebut. Makhluk itu langsung berjalan menghampirinya. Makhluk itu mengendus-endus bahu kirinya, kemudian menyedot bom yang ada dibahunya.

Makhluk aneh itu berhasil memakan bom di bahu kirinya. Abengane menghela nafas lega sambil meraba-raba bahu kirinya. Setelah itu, makhluk aneh ini langsung naik ke atas dan melingkari tubuhnya.

Abengane : (Makhluk aneh ini tidak akan menghilang dan akan terus menempelku sampai Genthru melepaskan kekuatan Nennya atau mati, tapi setidaknya aku tidak perlu khawatir pada ledakan yang akan terjadi padaku nanti.)

Makhkuk itu menciumi pipi Abengane.

Abengane : (Aduhh, aku jadi punya partner yang menyusahkan...) Hei, jangan bergerak!

Abengane menutupi seluruh dirinya dengan jubah kuning.

Abengane : (Bomber pikir dia pasti sudah berhasil membunuh kami semua... Akan kubuat dia percaya itu sampai aku membuat pergerakan!)

Sementara itu, nasib seluruh anggota tim lainnya termasuk Jispa, Nickes dan Puhat kecuali Abengane telah mati terbunuh karena Genthru, Bara dan Sub telah mengaktifkan Nen mereka dan meledakkan seluruh bom pada tubuh semua orang. Mereka bertiga tertawa bahagia saat melihat kejadian itu, lalu pergi meninggalkan tempat kejadian.

Dari jarak yang cukup jauh di balik pohon besar, Kaname yang hanya diam menyaksikan itu semua pun hanya tersenyum licik cukup lebar. Setelah melihat tim bomber telah pergi meninggalkan tempat, dia pun kembali berjalan masuk ke dalam hutan.

-Di perdalaman hutan, kota Masadora-

Gon : Biske...

Biscuit menoleh.

Gon : Aku merasa ada baiknya jika kita pergi melihat ke markas mereka sebentar saja?

Biscuit : Percuma saja. Mereka sudah kehabisan waktu dan kita tidak mungkin sempat menyelamatkan mereka semua, karena kita tidak tahu di mana para tim bomber itu berada sekarang dan lagipula kita juga tidak tahu di mana lokasi markas mereka, bukan?

Gon terdiam, dia menunduk kesal.

Biscuit : Aku mengerti perasaanmu itu, tapi meskipun kau tahu lokasi markas mereka, kita tidak punya satu pun kartu mantra sihir sekarang.

Gon : Aku tahu itu... Tapi pasti ada yang bertahan hidup dari ledakan itu, kan?

Biscuit : Inai wa ne (Tidak ada.)

Gon sedikit tersentak kaget, dia langsung mengangkat kepalanya melihat ke arah Biscuit.

Biscuit : Jika kekuatan bomber mampu memasangkan bom pada target tanpa ada yang menyadarinya, maka dia tidak mungkin akan membuat kesalahan seperti itu.

Gon kembali menundukkan kepalanya. Dia merasa sedih dan juga kesal.

Biscuit : Hanya saja...

Gon kembali melihat ke arah Biscuit.

Biscuit : Jika kita terus memainkan game ini, kemungkinan besar kita akan menghadapi bomber. Dengan begitu, suatu saat kita akan mendatangi markas mereka.

Gon : Ya.

Biscuit : Ayo kembali ke kota Masadora dulu.

-Kota Masadora-

Gon mengikuti Biscuit yang berjalan cepat di depannya.

Gon : Sekarang kita mau kemana?

Biscuit : Tentu saja ke toko yang menjual kartu mantra sihir. Jika ingin berhadapan dengan bomber, kita membutuhkan kartu mantra sihir, bukan? Jadi sudah waktunya kita mengumpulkan kartu mantra sihir. Kita bisa menukar semua kartu monster yang kita dapatkan dengan uang. Selain itu, jika apa yang dikatakan Abengane benar mengenai bomber yang sedang melakukan pembunuhan massal, maka semua kartu yang hilang itu sebagai gantinya akan tersedia sekarang.

Ekspresi Gon langsung berubah serius ketika mendengarkan perkataan biscuit.

NPC : Okyaku-sama, kyou wa rakkii (Tamu yang terhormat, hari ini kau beruntung.) Sebelumnya kita kehabisan kartu mantra sihir, tapi sekarang kita mempunyai banyak kartu yang baru.

Gon : (Yappari... (Seperti yang diduga...))

NPC : Terima kasih banyak!

Gon dan Biscuit keluar dari toko dengan membeli semua kartu mantra sihir.

Biscuit : Sekarang kita berdua masing-masing mempunyai 60 kartu mantra sihir. Tapi Killua yang sedang pergi, yang mana yang kita simpan dan yang ditukar ya?

Gon : Biske... Sepertinya kita memang harus menghentikan mereka.

Biscuit tersenyum tipis.

Biscuit : Tentu saja, tapi sebelum itu kau harus latihan keras dulu.

Gon : Ya!

Tiba-tiba Gon sedikit menundukkan kepalanya, dia teringat dengan Lucia.

Gon : Apa Lucia tahu tentang hal ini? Semoga dia baik-baik saja. Apa yang sedang dia lakukan sekarang ya?

Biscuit : Bukannya dia sedang mengejar hmm si Kanako itu? Aku rasa dia pasti mengetahui tentang bomber juga. Jadi kau tidak perlu memikirkan dan mengkhawatirkannya, karena dia lebih kuat darimu. Tugasmu sekarang adalah kau hanya perlu fokus latihan keras yang banyak supaya bisa mengejarnya!

Gon : Osu! Anu, Biske...

Biscuit : Ya?

Gon : Namanya Kaname bukan Kanako... (sweatdrop)

Biscuit : Ya, terserahlah. Mau Kaname atau Kanako, pembunuh tetaplah pembunuh. Ayo sekarang kita latihan lagi. Go! Go!

Gon pun mengikuti Biscuit dari belakang.

Lucia sedang menggunakan kartu "contact" di bindernya. Shalnark dan anggota lainnya yang berdiri di dekat Lucia melihat ke arah binder Lucia.

Shalnark : Chrollo Lucilfer? (bergumam)

Shizuku : Itu boss?

Lucia : Bagaimana menurutmu, Shal? (tersenyum lebar)

Shalnark memegangi dagunya. Dia tersenyum lebar lalu tertawa kecil.

Shalnark : Aku mengerti sekarang. Hahaha.. Ternyata begitu cara kerja kartu "contact" ini.

Phinks : Hey, jangan asyik sendiri saja! Shalnark, berhenti tertawa dan cepat jelaskan pada kami!

Shalnark : Hm? Ah, maaf, maaf...

Shalnark : Jadi, di sini orang yang terdaftar dengan nama Chrollo ini bukanlah boss kita yang asli.

Phinks : Apa kau yakin?

Shalnark : Tentu saja.

Lucia : Phin, kau ini pelupa banget mirip kakek-kakek ya.

Phinks : Apa?!

Shalnark : Kalian berdua tenanglah dulu. Biar aku jelaskan sedetail mungkin. Karena untuk memainkan game ini memerlukan Nen, jadi tidak mungkin boss yang kekuatan Nennya tersegel bisa memainkan game ini. Selain itu, boss juga tidak bisa menghubungi kita karena kita adalah laba-laba dan juga dia belum menemukan orang dengan kemampuan Jonen (orang yang bisa mencabut Nen orang lain.) Jadi aku rasa, boss menyuruh seseorang yang bukan anggota laba-laba untuk bisa membantunya lalu dengan atas izinnya, orang ini meminjam lalu memakai namanya untuk mewakilinya.

Shizuku : Lalu siapa orang yang memakai nama boss itu?

Lucia : Siapa lagi kalau bukan Hisoka (tersenyum)

Feitan : Cih! Sudah pasti dia ya.

Phinks : Dari mana kau seyakin itu jika itu Hisoka? Bisa jadi orang lain, kan?

Lucia : Sudah pasti begitu. Aku dan Hisoka ikut pertukaran sandera. Hisoka yang mengkhianati laba-laba sudah pasti bukan anggota laba-laba lagi, jadi Lucilfer pasti akan menyuruh Hisoka karena hanya dia satu-satunya yang bisa dihubungi oleh Lucilfer saat ini. Apalagi imbalannya yang bisa bertarung dengannya, Hisoka tidak mungkin menolak untuk melewati kesempatan ini. Lalu, pada saat pertukaran sandera itu, Lucilfer pergi ke arah timur sesuai petunjuk ramalannya. Tampaknya kalian lupa dengan ramalannya ya?

Bagaikan disambar petir, semua anggota Ryodan kecuali Lucia dan Shalnark sedikit tersentak kaget karena tiba-tiba tersadar dan teringat kembali dengan ramalan Chrollo yang pernah ditunjukkan ke mereka semua.

"Timur adalah arah yang dituju. Kau akan menemukan orang yang kau tunggu."

Phinks : Begitu ternyata...

Shalnark : Aku baru menyadarinya sewaktu Zero berkata tentang ramalan boss. Lalu seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, sekarang aku menjadi semakin yakin jika dunia game ini memanglah dunia nyata.

Lucia tersenyum cukup lebar.

Shizuku : Apa maksudmu?

Shalnark : Jika di lihat dari sebuah peta, pulau Greed Island ini tepat di timur kota Yorknew, bukan? Boss pasti datang ke sini untuk mencari pengguna Jonen. Tapi dia tidak bisa memasuki pulau ini dengan cara biasa karena Nennya tersegel. Dan menyadarinya jika ini pulau Greed Island.

Phinks : Bentar-bentar. Barusan kau bilang, jika dunia ini nyata tapi masa hanya karena tidak bisa menggunakan Nennya, boss tidak bisa memasuki pulau ini?

Feitan : Pfft. Bukankah itu hal aneh?

Shalnark berpikir sambil memegangi dagunya.

Shalnark : Hmm... Masalahnya aku juga masih belum menemukan jawabannya. Aku rasa pasti ada penyebab lainnya.

Lucia : (Itu pasti karena Razor mengusirnya.) Kalau penasaran, bagaimana kalau kita pergi mengeceknya sendiri dan temukan penyebabnya? (tersenyum lebar)

Shalnark : Idemu itu selalu menarik, Zero (tersenyum lebar)

Feitan : Bagaimana caranya?

Lucia : Tentu saja, kita harus keluar dulu dari sini, lalu untuk memastikannya jika dunia ini bukanlah dunia game, maka mari kita coba temukan pintu masuk lainnya seperti apa yang Lucilfer lakukan saat dia masuk ke dalam pulau ini.

Shalnark : Benar juga ya. Hahaha..

Phinks : Pffft. Lagi-lagi kita ganti rencana ya. Ayo kita ajak Franklin dan Machi juga. Semakin banyak orang, maka semakin seru dan menantang.

Setelah itu Lucia dan anggota Ryodan lainnya keluar dari game ini.

Franklin : Oh? Kalian sudah kembali?

Machi : Selamat datang kembali. Bagaimana gamenya, apa itu seru?

Lucia : Frank, Machi. Kita datang untuk menjemput kalian! Shalnark telah menemukan permainan baru yang lebih menantang dan seru! (tersenyum lebar)

Franklin dan Machi yang tidak mengerti hanya saling pandang.

Shalnark : Biar aku jelaskan pada kalian (tersenyum lebar)

Shalnark pun menjelaskan semuanya kepada Machi dan Franklin. Dan Machi memutuskan untuk tidak ikut mencari pintu masuk lainnya ke pulau Greed Island. Dia lebih memilih menjaga markas bersama Bonolenov.

Shalnark : Baiklah, ayo berangー Lho? Zero mana?

Feitan : Kita di suruh menunggunya sebentar. Dia mau menjemput satu makhluk yang ada di rumahnya yang bisa untuk mengawasi Hisoka.

Shalnark : Baiklah.

-Sementara itu, Killua yang berada di pergunungan Dolle-

Kiriko atau Magical Beasts sedang mengendus-endus aroma Killua. Killua merasa sedikit tegang dan canggung.

Kiriko 1 : Hmm, aku bisa mencium aroma Gon.

Kiriko 2 : Aku jadi ingin bertemu dengannya lagi...

Kiriko menyajikan kue manis dan minuman hangat untuk Killua.

Kiriko 1 : Aku akan membawamu ke tempat ujian.

Killua : Aku harus buru-buru pergi dan langsung ujian, agar aku bisa segera kembali ke tempat Gon.

Kiriko 2 : Walau kau ingin segera begitu, tapi ujian masih beberapa hari lagi baru bisa di mulai.

Killua : Oh, begitu ya.

Kiriko 2 : Sementara menunggu, bagaimana kalau kau ceritakan pada kami tentangmu dan Gon?

Killua : Oke.

Killua tersenyum lebar. Dia langsung menceritakan semuanya dari Gon yang datang mengunjungi rumahnya sampai sekarang tanpa terlewatkan sedikitpun dengan perasaan senang.

-Beberapa hari kemudian-

Kiriko mengantar Killua ke tempat pendaftaran lokasi ujian berada. Kiriko menjelaskan sesuatu dengan singkat, padat dan jelas. Setelah itu Killua masuk ke dalam apartemen tua. Dia menekan tombol bel kamar apartemen. Seorang pria menjawab dari balik pintu.

Killua : Apa ini kediaman Mihaeru?

Pria : Mihaeru ada di kamar 603.

Killua langsung pergi ke kamar 603 dan muncul seorang pria tua. Pria tua itu menyuruh Killua pergi ke toko "Sakura Boutique" yang ada di depan stasiun.

-Toko Sakura Boutique-

Pelayan toko 1 : Gunakan kartu ini saat membayar ke pelayan wanita itu, lalu kau akan diizinkan masuk ke ruangan ujian.

Killua menyerahkan sebuah kartu. Pelayan wanita itu langsung membawa Killua ke sebuah ruangan.

Pelayan wanita : Tamu yang terhormat silakan lewat sini.

Killua masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan dan ternyata adalah sebuah lift yang menuju ke lantai bawah tanah, di mana tempat lokasi ujian yang sebenarnya akan diadakan. Lift mencapai dasarnya dan pintu lift pun terbuka. Terlihat sudah ada banyak sekali peserta ujian yang berkumpul. Killua berjalan santai sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

Killua : (Ternyata tahun ini orangnya lebih banyak dari pada tahun sebelumnya. Apa tidak ada satu pun yang kukenal? Semoga ujian kali ini tidak membosankan. Seharusnya Luci berjanji akan menemaniku, tapi dia sedang sibuk mencari Kaname. Karena kali ini aku sendirian, aku akan segera menyelesaikan ujiannya dengan cepat.)

Tampak Tonpa mengendap-endap menghindari Killua yang membelakanginya. Dia juga membawa minuman kaleng beracun yang ada di kedua tangannya untuk diberikan kepada peserta baru. Killua berjalan ke depan dan berharap menemukan orang yang dia kenal. Tiba-tiba dari belakang tiga bersaudara Amori menyapa Killua dengan sombongnya.

Imori : Yo! (menyeringai lebar)

Killua menoleh.

Amori : Oh, kau ternyata gagal juga ya tahun lalu? (tertawa mengejek)

Umori : Kita akan mengembalikan hutang yang kau lakukan pada kami tahun lalu (tersenyum lebar)

Imori : Ujian kali ini tidak akan sama seperti tahun lalu (tersenyum licik)

Amori : Kali ini tidak akan kubiarkan kau seenaknya! (tersenyum licik)

Tiga bersaudara Amori tersenyum licik cukup lebar. Killua langsung mengabaikan mereka. Dia hanya menatap mereka bosan dan datar tanpa ekspresi. Tiba-tiba pintu terbuka, seorang penguji keluar. Seluruh peserta ujian langsung menoleh.

Penguji : Terima kasih buat kalian semua yang sudah datang ke sini! Tahun ini total peserta ujiannya sebanyak 1489 orang. Tapi penguji di babak kedua ingin aku membuang peserta sekitar 300 orang, jadi...

Penguji itu sengaja menjeda perkataannya. Dia memerhatikan dan menikmati ekspresi dari seluruh peserta ujian yang ada dihadapannya. Seluruh peserta kecuali Killua merasa sedikit tegang. Mereka saling menatap tajam dan dingin satu sama lain.

Penguji : Siapa sangka akan ada begitu banyak peserta di sini. Hmm, sekarang... Bagaimana aku harus menguji kalian ya, hm? (sambil memegangi dagunya)

Penguji itu menemukan ide cemerlang lalu tersenyum licik.

Penguji : Kalian ingin berkelahi habis-habisan tidak?

Seluruh peserta ujian tersentak kaget. Killua menundukkan kepalanya lalu tersenyum lebar.

Penguji : Kita masih punya banyak waktu dan ada dua jam untuk sampai jam makan siang... (sambil melihat ke arah jam tangannya) Kurasa dalam waktu itu... (mengangkat kepalanya dan melihat ke arah peserta ujian) Kalahkan sekitar lima peserta untuk setiap satu orang, cukup mudah bukan? (tersenyum licik)

Killua : (Lucky. Dengan begini aku bisa segera menyelesaikan ujiannya lebih cepat dari dugaanku.) *tersenyum lebar*

Penguji : Jadi kumpulkan lima buah pin yang bisa kau kalahkan dan bawakan padaku. Aku akan menunggu di dalam sana (menunjuk ke ruangan tangga darurat)

Penguji berjalan ke arah pintu. Lalu sedikit membalikkan kepalanya.

Penguji : Dengar! Ujian akan dimulai saat aku menutup pintu ini. Ingat! Lima pin ya...

Peserta : Apa?!

Peserta langsung berjaga jarak dan saling berhadapan satu sama lain. Mereka sudah siap bertarung saat pintu tertutup. Suasana panas, tegang dan mencengkram pun terjadi. Kemudian pintu pun tertutup.

CLACK!

Kegaduhan dan perkelahian sesama peserta dimulai. Penguji itu bersenandung senang. Dia menaiki beberapa tangga lalu duduk di atas anak tangga tersebut dan tersenyum licik. Baru saja dia mau merokok, tiba-tiba pintu terbuka. Dia terkejut bukan main.

Penguji : Eh?! Apa?! (kebingungan)

Tampak Killua muncul dari balik pintu, dia tersenyum lebar. Sejenak penguji itu bengong. Rokok yang ada dimulutnya pun terjatuh. Dia langsung melihat ke arah jam tangannya lalu kembali melihat ke arah Killua dengan heran.

Penguji : Hei, hei... Ini belum juga lewat setengah jam. A-apa kau sudah....

Killua membuka pintunya dengan lebar.

Killua : Kenapa tidak kau cek dan lihat sendiri saja?

Penguji itu terkejut bukan main. Dia tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa tercengang lebar saat melihat seluruh peserta sudah ambruk di atas tanah dan tidak sadarkan diri.

Killua : Tenang saja, mereka semua itu tidak mati. Mereka hanya tertidur pulas dan akan bangun beberapa hari lagi. Hey, cepat antarkan aku ke ujian babak kedua. Aku ini sedang buru-buru tahu!

Penguji : Hah?! Mu-mustahil...

Tiba-tiba Netero muncul dari bekakang.

Netero : Hohohohoho... Ujian keduanya tidak diperlukan lagi.

Penguji : Ke-ketua Netero! (sedikit tersentak kaget)

Killua : Yo! (tersenyum lebar)

Netero : Kemampuanmu itu telah terverifikasi. Hohohohoho...

Killua : Oh? Bagus kalau begitu.

Netero mulai mengamati Killua.

Netero : (Anak dari keluarga kegelapan Zoldyck, Killua. Dia kembali dengan peningkatan yang luar biasa baik.)

Penguji : Ba-baiklah. Peserta 1219, Killua-kun.

Killua : Ya! (mengangkat satu tangannya tinggi ke atas)

Penguji : Kau telah lulus ujian Hunter!

Killua : Doumo (Terima kasih.)

Netero : Hohohoho... Lalu, dimana anak yang mirip denganmu itu?

Killua : Luci tidak bisa ikut datang ke sini karena sedang sibuk.

Netero : Begitu ya. Sayang sekali.

Killua : Kalau kau ingin menitipkan kartunya, kau bisa titipkan kepadaku. Aku ini cukup bisa di percaya karena dia adalah adikku.

Netero : Hohoho. Baiklah.

Netero memberikan dua buah kartu lisensi Hunter kepada Killua. Setelah itu, Killua langsung menaiki kereta express dan kembali ke dunia Greed Island.

-Bersambung-