Gon tersenyum lebar. Dia senang saat melihat Killua kembali ke Greed Island.
Gon : Ah, Kirua! Okaeri! (Ah, Killua! Selamat datang kembali!)
Killua : Tadaima! (Aku kembali!)
Gon : Shiken dou datta? (Ujiannya bagaimana?)
Killua : Mochiron goukaku! (Tentu saja aku lulus!)
Gon : Yokatta! (Syukurlah!)
Gon dan Killua langsung saling ngetos dan mereka pun saling tersenyum lebar bersama. Biscuit menghampiri Gon dan Killua.
Biscuit : Maaf mengganggu kesenangan kalian berdua, tapi lihat kartu mantra sihir ini.
Killua : Uwaah, keren! Sejak kapan ada sebanyak ini?!
Gon : Fufufu.. Kita mengumpulkannya sewaktu kau pergi ujian. Ini bagianmu.
Killua : Oh, terima kasih! Hm, kartu ini cukup menarik perhatianku.
Gon mengambil kartu dari tangan Killua.
Gon : Kartu "contact"?
Killua : Ya, di situ tertulis kau bisa berbicara selama 3 menit ke pemain yang sudah pernah kau temui sebelumnya.
Biscuit : Bagaimana kalau kita mencobanya?
Killua : Aku penasaran kira-kira sudah berapa banyak pemain yang sudah kita temui ya?
Gon : Kalau begitu... "contact on!"
Killua : Oh! Ternyata cukup banyak ya.
Killua menekan-nekan tombol panah ke bawah secara perlahan-lahan pada bindernya untuk melihat satu per satu nama-nama peserta yang terdaftar pada layar. Tiba-tiba Killua membelalakan matanya.
Killua : Oi Gon, lihat ini. Sejak kapan kau bertemu dengan orang ini?
Gon mendekat dan melihat pada bindernya Killua. Dia juga membelalakan matanya.
Gon : Chrollo Lucilfer? (bergumam)
Killua : Apa kita pernah bertemu dengannya di sini tanpa kita sadari?
Gon : Aku rasa sih tidak pernah...
Biscuit yang sejak tadi hanya diam mendengarkan mulai kebingungan dan bertanya-tanya, akan tetapi Killua dan Gon yang fokus pada pembicaraan mereka pun mengabaikannya.
Biscuit : Eh, siapa Chrollo itu? Apa yang sedang kalian bahas?
Killua : Kalau kau dan aku tidak pernah bertemu dengannya di sini, berarti apa dia yang tanpa sengaja bertemu kita tanpa sepengetahuan kita ya?
Gon : Tapi itu aneh...
Killua : Kenapa?
Gon : Soalnya bukannya Nennya di segel oleh Kurapika, kan?
Biscuit : Hey, siapa lagi Kurapika?
Killua : Benar juga ya... Tanpa Nen tidak mungkin dia bisa masuk dan bermain ya...
Killua menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
Killua : Berarti kita bisa mengambil kesimpulan bahwa....
Biscuit yang marah dan lepas emosi langsung menjewer telinga Gon dan Killua dengan kuat.
Gon : A-aduh!
Killua : Aaaaaaa!
Biscuit : Bocah-bocah kurang ajar sialan! Beraninya mengabaikanku, hah?!
Gon : Sa-sakit aaaa!!
Killua : Le-lepaskan, itu sakit!!
Biscuit : Hmph!
Biscuit melepas jewerannya dengan kasar. Gon memegangi telinganya yang memerah. Killua mengeluh sambil mengusap telinganya.
Killua : Apaan sih dasar tua!
Satu bogem yang cukup kuat mendarat ke wajahnya Killua. Biscuit melihat ke arah Gon.
Biscuit : Jadi jelaskan siapa mereka?
Gon pun menjelaskan tentang pembicaraan mereka secara singkat kepada Biscuit.
Biscuit : Hoo tentang itu, ada kok orang yang bisa menghapus atau mengangkat Nen orang lain.
Gon : Eh? Memangnya ada ya?
Killua : Benarkah?
Biscuit : Tentu saja! Itu kemampuan yang bernama "jonen." Tapi sungguh langka orang yang bisa menggunakannya.
Killua : Itu berarti Chrollo sudah menghilangkan Nennya Kurapika dan memasuki game.
Gon : Tapi buat apa dia ke sini?
Killua : Entahlah... Apa sebaiknya kita laporkan ke Kurapika?
Gon : Ya, ide bagus.
Killua : Kalau begitu, sekali lagi aku balik ke dunia nyata ya.
Gon : Gunakan kartu mantra?
Killua : Bagusan simpan saja, aku akan kembali dalam waktu sekitar 4 jam ya. Bye...
Gon : Oke. Tolong ya, Killua!
☆
Lucia tiba di kediaman Zoldyck. Dia mendorong pintu gerbang utama (gerbang pengujian.) Kemudian, dengan cepat dia berlari masuk mentelusuri hutan dan tiba di dalam rumah utama. Dia berjalan cepat di koridor yang dingin dan sedikit gelap itu.
Zeno : Oh, kau sudah pulang Luci?
Lucia : Tidak. Aku hanya mampir sebentar untuk menjemput Kallu. Jiichan, di mana dia?
Zeno : Di taman belakang bersama Kikyo.
Lucia : (Ck. Jika dia bersama nenek sihir itu akan sulit membawanya pergi.) Jiichan, bisa membantuku membawa Kallu ke sini? Jiichan tahu kan apa yang akan terjadi kalau aku yang ke sana menemui mereka (merangkul manja lengan Zeno)
Zeno : Hohoho... Baiklah. Kau ini pintar merayuku.
Lucia : Hehe.. Terima kasih, jiichan (peluk Zeno) Aku akan pergi ke tempat Gotoh. Suruh Kallu ke tempat Gotoh ya.
Zeno : Hm, untuk apa kau mau menemui Kallu?
Lucia sedikit menoleh ke belakang.
Lucia : Aku punya satu mainan baru yang mungkin dia sukai. Dia pernah bilang ingin mengukur kekuatannya pada mainan itu (tersenyum licik)
Tanpa menunggu tanggapan Zeno, Lucia sudah beranjak pergi dari sana menuju ke rumah pelayan.
-Rumah pelayan-
Gotoh menyeduh teh hangat ke cangkir. Lucia duduk di sofa panjang sambil mengunyah cookies yang disajikan Gotoh.
Gotoh : Ada keperluan apa anda berada di sini?
Lucia : Aku rindu padamu, Gotoh. Kau tidak merindukanku? (tersenyum)
Gotoh : . . . . . Anda selalu bercanda yang tidak lucu.
Lucia : Pfft. Kau sungguh membosankan. Bagaimana keadaanmu, Gotoh?
Gotoh : Saya baik, Lucia-sama.
Lucia : Pfft. Padahal lebih bagus jika kau tidak begitu.
Gotoh tidak terprovokasi sama sekali. Dia menatap tajam sambil menyodorkan sebuah cangkir di hadapan Lucia. Lalu berdiri tegak tepat di samping Lucia. Tiba-tiba pintu terbuka.
Lucia : Oh, kau sudah datang?
Kalluto : Ane-sama (kakak), kakek bilang kau sedang mencariku. Ada apa?
Lucia tersenyum lebar. Lalu dia bangkit dari tempatnya.
Lucia : Kallu, aku memerlukan bantuanmu.
Kalluto : (Bantuan apa? Tidak biasanya ane-sama meminta bantuan dariku.)
Lucia berjalan mendekati Kalluto, dia memegangi satu pundaknya Kalluto lalu sedikit menundukkan kepalanya untuk menyamai tinggi badannya dengan Kalluto, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Kalluto. Dia membisikkan sesuatu supaya Gotoh tidak dapat mendengarkannya.
Lucia : Bukannya kau sangat ingin tahu apa yang selama ini kulakukan? Lalu aku menemukan mainan yang pas dan kuat supaya kau dapat mengukur kekuatanmu itu, kan? Aku ada saran yang bagus, cuman kalau oyaji (ayah) tahu pasti dia tidak akan setuju. Jadi biar aku yang mengurus segalanya.
Kalluto : . . . . .
Lucia tersenyum licik, lalu kembali menegakkan tubuhnya.
Lucia : Dou? (Bagaimana?)
Kalluto : Aku akan berpamitan dulu kepada okaaー
Dengan cepat Lucia memotong perkataan Kalluto.
Lucia : Tidak. Itu tidak perlu, aku sudah mendapat izinmu dari kakek. Lalu, Gotoh akan mengurus sisanya semuanya. Bukankah begitu Gotoh?
Lucia tersenyum, dia sengaja mengatakan dengan suara keras dan melirik Gotoh yang sejak tadi memerhatikan mereka.
Gotoh : Saya mengerti.
Lucia : Kalau begitu, ayo kita pergi.
Lucia langsung menarik tangan Kalluto dan keluar dari rumah pelayan itu. Lucia dan Kalluto bergerak cepat melewati pepohonan sampai keluar dari gerbang pengujian.
☆
-Di dalam villa kediaman Battera-
Kurapika : Itu tidak mungkin. Jika dia... Tidak, jika laba-laba yang menghilangkannya, aku akan tahu itu.
Killua : Maksudmu, itu sesuatu yang kau pertimbangkan saat kau menggunakan teknik Nenmu itu?
Kurapika : Tentu saja. Karena beberapa kemampuan Nen dapat digunakan terhadap orang, itu sangat logis bahwa ada kemampuan untuk menghapusnya.
Killua : . . . . Yah, pokoknya aku sudah melaporkannya ke kamu ya. Sisanya kuserahkan padamu sekarang.
Kurapika : Terima kasih atas pemberitahuannya.
Killua : Tidak masalah. Bye.
Killua dan Kurapika secara bersamaan menutup telepon mereka.
Kurapika : (Aku pastikan itu bukan Chrollo, tapi firasatku mengatakan bahwa orang itu pasti ada kaitan dengannya.)
-4 jam kemudian, Killua kembali ke Greed Island-
Gon : Jadi gimana?
Killua : Kurapika bilang itu pasti palsu.
Biscuit : Ohhh...
Gon : Jadi siapa yang memakai namanya ya?
Killua : Entahlah. Kenapa kita tidak mencoba mendatanginya langsung?
Gon : Benar juga ya!
Gon langsung mengeluarkan sebuah kartu.
Gon : "accompany on, Chrollo Lucilfer!"
☆
-1 jam yang lalu-
Lucia, Kalluto dan para Ryodan sedang menaiki kapal ferry kecil dan menuju ke arah timur.
Phinks : Oh, kita hampir sampai!
Lucia tersenyum lebar.
Shalnark : Jadi selama ini dugaanku benar. Kita bukan berada di dalam game melainkan di dunia nyata (tersenyum lebar)
Shuzuku : Jadi pulau itu adalah pulau Greed Island ya? Aku baru tahu ternyata di daerah timur ada pulau seperti itu.
Tidak lama kemudian, para Ryodan tiba. Pada saat mereka memasuki pulau Greed Island, mereka telah di sambut oleh Razor. Karena Razor telah mengeluarkan paksa orang-orang Ryodan.
Setelah itu, Ryodan yang kembali ke dalam Greed Island melalui peraturan dan prosedur yang sudah ditetapkan dengan benar, Lucia langsung menawarkan untuk langsung mengunjungi Hisoka sesuai rencana awal mereka.
Hisoka yang sedang berada di tengah-tengah danau kecil, dia sedang membersihkan dirinya. Dia merasa ada seseorang sedang memperhatikannya dari dekat tapi Hisoka tidak dapat melihat siapapun, dia pun mengaktifkan Gyounya, namun hasilnya nihil.
Hisoka : Hm, omoshiroi naa (menarik) *sambil menjilat bibirnya.*
Lalu dia membalikkan badannya karena merasakan ada orang yang datang dari langit. Muncul Lucia dan anggota Ryodan lainnya.
Lucia : Yahoooo Hisoka, aku datang untuk mencicipi daー.
Lucia yang tersadar sepenuhnya tersentak kaget saat melihat pemandangan tak senonoh di depan matanya, tanpa basa basi Lucia langsung melemparkan senjata darahnya ke arah Hisoka. Dengan mudahnya Hisoka menghindar.
Hisoka hanya memiringkan kepalanya ke samping tanpa bergerak dari tempatnya sedikit pun. Bagaikan angin, senjata darah Lucia terbang meleset melewati pipi Hisoka dengan cepat, seketika itu satu pohon langsung terbelah menjadi dua bagian lalu senjata darah itu menancap di tengah-tengah pohon lainnya.
Feitan : Cih, dasar cabul (bergumam)
Phinks dan Franklin hanya bisa diam melonggo. Shalnark menutupi mata Shizuku. Kalluto yang bersembunyi di belakang tubuh Lucia hanya diam dan sedikit mengintap.
Hisoka tersenyum licik seperti biasanya menanggapi semua itu. Tanpa ada rasa malu, dengan santainya Hisoka berkata, "Bukannya itu tidak sopan menyerang orang yang sedang mandi, Lucia-chan?"
Lucia : Cepat pakai bajumu atau kali ini kupastikan burungmu itu yang terpotong brengsek! Dan jangan menyebut namaku dengan kata "chan" SIALAN! (siap-siap mau melempar senjata darahnya lagi)
Hisoka hanya tersenyum licik cukup lebar. Dia berjalan santai keluar dari danau, lalu memakai pakaiannya dan berkata, "Jika kalian mencari seseorang, biar aku saja yang mengejarnya bersama Lucia."
Lucia : Oh? Seperti yang diharapkan, tidak salah aku datang mengunjungimu. Tanpa kubilang tujuanku ke sini pun, kau sudah tahu ya, Hisoka.
Shalnark : Hisoka, apa kau sudah menemukan tikusnya?
Hisoka : Lucia-chan kasihan ya, misimu jadi panjang karena mereka tidak berguna.
Merasa terhina Feitan langsung menyerang Hisoka dengan pedangnya.
Lucia dengan cepat telah berada di tengah-tengah mereka dan menghantam tangan mereka ke tanah dengan kuat dan menghasilkan ledakan, "Sudahlah, kalian!!"
Suara Lucia sedikit meninggi. Tiba-tiba mood Lucia menjadi sangat jelek sekali, kata-kata Hisoka berhasil membuat Lucia merasa jengkel ditambah lagi Hisoka masih menyebut kata "chan" pada namanya.
Dan juga mengingat tentang jalur cerita di Greed Island sudah sangat berubah dari cerita aslinya, Lucia tidak menyangka cerita aslinya akan menjadi berantakan seperti ini, padahal Lucia sangat ingin bersenang-senang di Greed Island bersama Gon dan Killua sambil membunuh para bomber, tapi sekarang malah dia melalang buana bersama Ryodan mencari Kaname Wright.
Feitan dan Hisoka mundur sejenak karena merasakan mood Lucia yang lagi jelek itu.
Feitan : Hm, sepertinya tiga bungkus cookies tidak akan cukup.
Feitan yang melihat mood Lucia yang sudah berubah menjadi sangat jelek sengaja mengatakan itu kepada anggota lainnya dengan suara kecil supaya tidak terdengar oleh Lucia.
Phinks : Itu salahmu karena tiba-tiba menyerang Hisoka.
Feitan menatap tajam Phinks yang cuek. Shalnark hanya bisa tertawa kecil.
Lucia : Haaah... Kalian berisik!
Shalnark : Tenanglah, Zero. Lalu sekarang apa yang mau kita lakukan?
Lucia : Kallu, kau bisa ikut bersama Feitan dan lainnya (Ryodan.) Kalian carilah si pencabut Nen itu. Hisoka akan mengejar tikus itu, sebelum Bungee Gumnya terputus.
Hisoka tersenyum lebar. Dia tidak merasa kaget sama sekali ketika Lucia tahu kalau dia telah merekatkan Nennya pada tubuh Kaname dengan Bungee Gumnya. Hisoka tidak hanya mandi dengan nyaman, namun untuk jaga jaga, dia telah memasang perangkap disekitaran dia. Pembunuhan berantai yang rumornya telah berkembang jauh sampai ke telinga Hisoka tentu saja akan meningkatkan kewaspadaannya.
Franklin : Lalu kau?
Lucia : Aku akan pergi ke tempat Gon dan oniichan-ku berada. Hisoka, aku mau tikus itu mati! Bye!
Lucia langsung pergi meninggalkan mereka semua. Mendengar nama Gon, seketika itu juga Hisoka teringat pada Gon dan libidonya serasa naik kembali. Lalu tidak lama setelah itu, anggota Ryodan lainnya dan Kalluto juga pergi terbang meninggalkan lokasi Hisoka.
Hisoka : Nah, ayo kita selesaikan ini, mood dia yang lagi jelek sangat tidak seperti biasanya ya.
Sambil bergumam, Hisoka pun berjalan ke arah pepohonan dan masuk ke dalam hutan. Hisoka sampai di titik akhir di mana Bungee Gum yang di tempelkan terlihat sudah terlepas.
Hisoka : Hmmm, sepertinya dugaanku benar, kau menyelimuti dirimu dengan Nen yang bersifat memantulkan cahaya, hal ini membuatmu transparant ya, tapi seorang pengguna Conjurer yang mencampurkan Enhancer untuk menghaluskan Nen Conjurationnya menyebabkan pengguna Gyou tidak dapat melacakmu, sungguh seorang yang berbakat ya, namun membiarkan seseorang berbicara sendiri bukannya itu tidak sopan untuk anak-anak sepertimu, Kaname-chan?
Hisoka bisa menahan sabitan pisau yang diarahkan ke arahnya dengan kartunya, Kaname menunjukan dirinya. Kaname tersenyum psycho.
Kaname : Heeee, kau bisa juga ya melihat diriku.
Mengesampingkan pisau Kaname dan melompat ke belakang dengan melempar kartu-kartunya ke arah Kaname.
Hisoka : Lebih tepatnya aku merasakannya.
Hisoka sambil mempersiapkan gerakan menyerang berikutnya, Kaname dengan cepat mengelak serangan Hisoka dan dengan gerakan cepat, dia berlari menuju ke arah Hisoka, Hisoka membuat Bungee Gum dan bermaksud menempelkannya ke Kaname tapi Kaname membuat Nen kaca dan membuangnya ke arah lain. Hal ini membuat Hisoka tidak bisa menempelkan Bungee Gumnya.
Hisoka : Hm, sungguh lawan yang merepotkan, tapi jika tidak bisa ditempelkan...
Hisoka menambah kecepatannya dengan cepat ke arah Kaname, lalu menyerangnya dengan gerakan aneh, layaknya seorang badut, dia menyerang Kaname dengan kaki, tangan, gerakan salto, tubuh hisoka dapat digerakan semaunya.
Kaname masih berada di posisi bertahan pun tidak kalah diam membalas serangan Hisoka, tapi Hisoka telah menyiapkan perangkapnya, dia telah menempelkan Bungee Gumnya dikartu-kartunya dan Kaname yang sejak tadi tidak mengetahuinya, hingga Bungee Gum Hisoka sudah sebanyak tali laba-laba Machi.
Hisoka langsung menariknya dan menjebak Kaname dalam jeratan Bungee Gumnya. Kini Kaname sudah terikat dengan Bungee Gum dan tidak bisa bergerak, Hisoka langsung melesat cepat ke arah leher Kaname, tapi dia terhenti dan terkejut, Kaname juga telah memasang Nen kacanya dalam bentuk runcing yang banyak ke arah datangnya Hisoka.
HIsoka : (Ternyata, dia tidak hanya bisa menyeliputi dirinya dengan Nen kaca ini, dia bahkan bisa menghaluskannya walau tidak ada kontak tubuh dengan Nennya.)
Bagaimana tidak terkejut, kurang dari 1 mm saja Hisoka pasti sudah buta tertusuk potongan kaca transparant tersebut, tapi tubuh Hisoka bisa merasakan bahaya mendekat yang membuat dia berhenti secara tiba-tiba.
Diluar perkiraan Hisoka, Kaname dapat memotong Bungee Gum miliknya dengan mudah. Melihat adanya celah, Kaname hendak mau kabur dari sana, akan tetapi gagal karena tiba-tiba ada serangan kilat mengenai salah satu bagian tubuhnya.
UHK.
Kaname memuntahkan darah. Dia cukup terkejut saat melihat sebuah senjata darah berbentuk spear berhasil menembus kaca transparantnya dan juga telah berhasil melukai bahu kirinya.
Kaname : (Bagaimana spear ini bisa mengenaiku?! Aku tidak bisa menyadari keberadaannya, di mana wanita itu bersembunyi?!)
Dari kejauhan beberapa meter ke depan, terlihat Lucia berjalan santai sambil tersenyum lebar. Dengan cepat, Kaname mencabut keluar spear tersebut. Lalu membuangnya ke samping. Dia memegangi bahu atasnya yang terluka. Dan mundur secara perlahan-lahan ke belakang.
Kaname : Aku sangat suka bertarung denganmu.
Setelah mengucapkan itu kepada Hisoka, Kaname langsung pergi dari sana, Hisoka tidak bisa mengejarnya karena kaca transparant Kaname sepertinya masih belum menghilang sepenuhnya.
Lucia : Cih, tikusnya berhasil kabur ya.
Lucia melihat ada banyak sekali Nen kaca runcing transparant yang menempel di sebagian pohon.
Hisoka : Ya, itu karena kau tiba-tiba datang menyerang.
Lucia : Tapi bukannya kau sudah gagal? Kau bahkan tidak bisa menyentuhnya. Dan juga padahal yang kuincar itu bagian jantungnya. Sayang banget meleset. Hihi..
Hisoka : Hm, aku hanya kurang beruntung. Lalu bukannya katamu tadi kau mau pergi menemui mereka?
Lucia : Aku berubah pikiran (tersenyum)
Tiba-tiba dari atas langit terlihat ada seseorang yang terbang datang ke arah Lucia dan Hisoka. Gon, Killua dan Biscuit terpaku diam beberapa detik saat mendarat tepat di hadapan seseorang yang bernama Chrollo Lucilfer. Gon dan Killua sedikit tersentak kaget.
Gon dan Killua : Hisoka?!
Hisoka tersenyum licik sangat lebar.
Hisoka : Wah, ada apa ini? Aku kedatangan tamu yang tidak terduga.
Gon : (Eh, kenapa Hisoka memakai nama Chrollo?!)
Lucia : Gon, oniichan, kalian merindukanku ya?
Killua : Luci! Kau kenapa ada di sini?!
-Bersambung-