webnovel
#ACTION
#REINCARNATION
#SUPERPOWERS

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime & Comics
Not enough ratings
145 Chs
#ACTION
#REINCARNATION
#SUPERPOWERS

127 - Greed Island Part 1

-Di apartemen Gon dan Killua, dua hari kemudian-

Setelah insiden pertukaran sandera di atas tebing, tiba-tiba Kurapika jatuh sakit. Leorio dan Senritsu menjadi sibuk mengurus Kurapika yang sakitnya tidak kunjung sembuh. Gon dan teman-temannya menyewa sebuah apartemen tua di pinggiran kota Yorkshin.

Tampak Killua sedang sibuk dengan laptopnya. Sedangkan Gon hanya duduk santai sambil melihat sebuah cincin yang dia dapatkan dari ayahnya, Ging. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Killua dan Gon menoleh.

Killua : Oh, kau sudah kembali? Mana snack pesananku?

Lucia : Sialan, aku bukan pembantumu!

Killua : Kau lupa ini adalah hu.ku.man buatmu karena kau juga ada dipihak musuh.

Killua tersenyum jahil. Dia sengaja menekan kata hukuman satu per satu dengan jelas. Gon hanya tertawa kaku. Lucia cemberut, bibirnya maju beberapa senti ke depan. Lucia memberikan roti lapis dan minuman kotak pesanan Gon kepada Gon. Lalu dia berjalan mendekati Killua yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Lucia : Lalu, bagaimana keadaan Kurapika?

Gon : Dia baik-baik saja, tapi demamnya masih belum turun sama sekali (sambil mengunyah roti lapis)

Killua menerima pesanannya, chocorobo dan minuman chocolate limited edition dari Lucia. Lucia melihat ke arah laptop sambil mengunyah cookiesnya.

Gon : Hei, ini sudah lebih dari satu hari sekarang... (tiba-tiba suaranya mengecil) Kuharap demamnya tidak turun sama sekali.

Killua yang tidak terlalu fokus mendengar perkataan Gon hanya asal menjawab.

Killua : Aku harap juga begitu.

Lucia : Tenang Gon, baru dua hari kok. Semoga Kurapika sakit selama sebulan.

Killua tersadar, dia menjatuhkan permen hisap dari mulutnya, lalu menoleh ke arah Gon dan Lucia.

Killua : Eh, tunggu. Apa yang kalian... Tidak maksudku Gon tadi kau bilang "tidak turun"?

Gon : Benar. Habisnya perlelangan berikutnya akan segera di mulai dan Lucia bilang Ryodan juga pasti akan muncul. Lalu jika pada saat lelang berakhir, sementara dia masih sakit, maka dia tidak perlu pergi dan melawan Ryodan lagi.

Killua hanya diam menatap Gon.

Lucia : (Jika sesuai alur aslinya sih untuk sementara mereka tidak akan bertemu. Tapi aku tidak bisa mengatakannya karena aku tidak bisa menemukan alasan yang tepat untuk dijelaskan pada mereka, sebaiknya aku diam saja.)

Gon : Aku benar-benar tidak mengharapkan Kurapika harus melawan Ryodan lagi.

Killua : Menurutku jika dia benar-benar ingin membalas dendamnya, maka seharusnya dia membunuh bossnya bukan menyelamatkan kita.

Lucia : Kalau itu terjadi, maka kemungkinan aku akan melawan kalian.

Killua : Apa? Kenapa kau harus...

Lucia : Lucilfer, dia itu sahabatku. Dan aku adalah anggota Ryodan.

Killua : Haa? Apa kau gila?! Aku ini keluargamu! Kurapika, Leorio dan Gon juga temanmu! Kau lebih memilih dia daripada kami?! (mulai emosi)

Killua bangkit dari tempatnya. Lucia hanya menatap Killua yang emosi dengan wajah polosnya.

Gon : Jika Kurapika ingin membalas dendam, bukannya lebih baik dia memilih kemampuan yang berbeda?

Killua melihat ke arah Gon yang secara tidak langsung mencairkan suasana dan meleraikan kedua sahabatnya yang hampir bertengkar.

Killua : Benarkah?

Gon : Karena jika dia ingin membunuh Ryodan, dia tidak perlu repot-repot menusuk jantungnya, bukan?

Killua : Kalau targetnya satu sih itu mungkin tapi ini...

Gon yang menundukkan kepalanya melihat ke arah Killua.

Killua : Kurapika menghadapi seluruh anggota Ryodan. Jika dia menangkap satu, dia tidak bisa langsung membunuh semuanya. Dia juga butuh informasi lain tentang anggota lainnya.

Gon : Begitu, kah?

Killua : Secara pribadi, kekuatannya itu sangatlah tidak berguna untuk balas dendam.

Gon : Begitu ya...

Gon tiba-tiba teringat dengan perkataan Kurapika yang berterima kasih** padanya.

"Aku sungguh bersyukur. Aku telah menemukan dan memiliki sahabat yang baik dan bisa dipercaya. Terima kasih..."

(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 118.)

Lucia : Ah, padahal aku berharap Kurapika lebih memilihku dari pada Hisoka sebagai perantara informasinya. Apa karena dia tidak menganggapku sebagai temannya ya? (sambil menunjukkan ekspresi sedih)

Gon : Bukan begitu, itu karena sebelumnya Kurapika tidak tahu kalau kau termasuk salah satu dari anggota Ryodan.

Lucia : Benar juga ya...

Killua : Kau ini! Bukannya tadi barusan kau lebih memilih mereka dari pada kita?! Dasar plin plan! (kembali emosi)

Lucia : Ya, mau bagaimana lagi. Meskipun aku berteman dengan Kurapika dan oniichan adalah keluargaku, kenyataannya kalau aku ini termasuk anggota Ryodan tidaklah berubah. Aku juga bingung mau berada di pihak mana!

Killua : Makanya sini balik ke kita, buang saja mereka! Dasar!

Lucia : Tidak bisa begitu! (Soalnya cookies mereka lebih banyak dan enak dari padamu, Killua. Hihi..)

Gon yang bingung dengan pertengkaran kecil dari kedua sahabatnya hanya bisa tersenyum kaku.

Gon : Sudah, sudah. Setidaknya sekarang untuk sementara masalah Ryodan sudah selesai dan Lucia bukanlah musuh kita. Jadi janganlah bertengkar ya.

Lucia mengulurkan lidahnya ke arah Killua.

Killua : Gon, lihat! Karena kau terlalu memanjakannya, dia jadi begitu!

Gon : Tenanglah Killua. Lucia juga.

Lucia : Hmph!

Killua menghela nafas ringan lalu dia bersandar pada dinding dan sambil membuka snack chocorobonya lalu mengambil satu kemudian memasukkannya pada mulutnya.

Killua : Tapi ya baiklah, aku akui sih. Itu memang benar, kalau aku jadi dirimu, aku juga akan bingung dengan posisiku.

Lucia : Benar, kan! Itu sungguh sulit. Aku terpaksa harus memikirkan segala akal dan bertindak secara adil. Sesekali pujilah aku, oniichan! (berharap)

Killua : Baiklah, baiklah. Anak baik! (sambil mengelus-elus kepala Lucia)

Lucia : Lalu sekarang kita hanya perlu fokus di perlelangan untuk mendapatkan game Greed Island itu.

Gon tiba-tiba menunjukkan ekspresi serius, dia teringat dengan foto Ging yang ada di bingkai foto rumahnya.

Killua : Itu benar. Untuk sementara, lebih baik Kurapika tetap seperti itu saja. Jika boss Ryodan tidak kembali, mereka pasti lebih bertekad untuk mencari Kurapika.

Gon : Ya.

Killua : Kita juga harus lebih berhati-hati saat pergi ke tempat perlelangan nanti. Jadi, kau benar punya rencana untuk mendapatkan salah satu Greed Island, kan?!

Killua mendekatkan dirinya pada Gon dan sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya ke arah Gon.

Killua : Rencanamu harus berhasil!

Gon : Ya, tapi itu 50:50! (sweat drop, tersenyum kaku)

Killua : Bukannya sebelumya kau bilang 70%?!

Gon : Lalu karena aku tidak bisa mengajak Leorio karena dia harus menjaga Kurapika, jadi aku akan mengajak Zepile-san untuk ikut.

Lucia : Hm, sudah berapa banyak uang yang kalian kumpulkan?

Gon : Um, itu... Belum cukup sih (tersenyum kaku)

Lucia : Kalau kurang mau kupinjamkan? Tabunganku lumayan banyak.

Gon : Terima kasih, Lucia.

Kemudian mereka bertiga pun mulai membahas tentang rencana untuk mendapatkan game Greed Island.

-Keesokan hari-

Tempat perlelangan diadakan berada di sebuah hotel mewah. Para mafia, orang kolongmerat dari seluruh dunia telah berkumpul di satu gedung.

Gon, Killua, dan Lucia bersama dengan Zepile sebagai asisten sudah berdandan rapi. Mereka memakai jas serba hitam dan siap mengikuti perlelangan untuk memperebutkan Greed Island.

Gon : Perlelangannya katanya ada di gedung B.

Killua : Lewat situ. Di sana.

Lucia : Oniichan, Gon, aku mau ke toilet sebentar ya. Kalian duluan masuk saja. Nanti aku menyusul.

Killua : Ya sudah. Jalan lama-lama ya!

Lucia pun berpisah dari Zepile, Gon dan Killua. Dari kejauhan, Lucia melihat Zepile menyuruh Gon dan Killua duluan masuk ke dalam karena ingin melihat-lihat barang antik yang di pajang di luar ruangan.

Gon dan Killua sudah memasuki ruangan. Lucia langsung menggunakan Zetsu untuk menghilangkan auranya. Lalu bersembunyi di balik pot besar yang tidak jauh dari ruangan tersebut untuk menunggu.

Tidak lama kemudian, seolah-olah seperti di kejar anjing gila tampak Gon dan Killua berlari sekuat tenaga keluar dari ruangan tersebut. Mereka di kejar oleh dua orang yang tidaklah asing bagi Lucia.

Gon : Apa?! Kenapa mereka ada di sini?!

Killua : Mana kutahu! Cepat lari saja sekuat tenaga!

Tiba-tiba Phinks sudah berada di depan Gon dan Killua.

Kilua dan Gon : Ha! (sedikit kaget)

Phinks : Hei, dingin sekali. Tega sekali. Kenapa kalian lari? (tersenyum licik)

Killua dan Gon hendak berbalik badan, tapi di sana ternyata sudah ada Feitan yang memblokir jalan. Killua dan Gon menggertakkan gigi mereka tanpa suara.

Feitan : Tidak perlu lari seperti itu. Di mana Zero?

Killua : (Tidak perlu lari katanya?!)

Killua dan Gon sungguh bersikap waspada. Mereka memerhatikan setiap gerak gerik Feitan dan Phinks yang ada di hadapan mereka.

Phinks : Sekarang dia pasti bersama kalian, kan?

Lucia : (Untung saja aku bersembunyi, kalau tidak pasti bakalan repot.)

Gon : Ugh.

Feitan : Melihat reaksi mereka sepertinya benar.

Killua : Apa yang kalian inginkan?!

Feitan : Jangan khawatir. Kami tidak akan menyakiti atau membunuh kalian.

Phinks : Karena kami tidak bisa membunuh si pengguna rantai sekarang.

Gon : Eh? Apa maksudmu?

Phinks : Hah? Bukankah dia menggunakan rantai pada boss kami? Itu berarti kita tidak bisa membunuhnya.

Gon : Kenapa? Bukankah itu bisa dijadikan kesempatan buat kalian?

Phinks : Nen tidak akan menghilang walaupun orangnya mati. Nen yang di picu oleh kebencian yang besar dan penyesalan yang kuat bisa bertahan cukup lama setelah mati. Nen tersebut juga akan mengarah pada target melalui emosi. Karena boss sudah tidak bisa menggunakan Nennya, dia bisa terbebani oleh serangan itu. Peninggalan Nen seperti itu bisa sangat menakutkan, karena itu aku tidak bisa membunuh si pengguna ranー

Tiba-tiba Phinks terdiam. Dia sedikit tersentak kaget karena melihat Feitan mengerutkan dahinya. Feitan menatap tajam ke arah Phinks untuk menyuruhnya tutup mulut. Phinks yang menyadari kode yang diberikan oleh Feitan pun berhenti berbicara lebih lanjut.

Phinks : (Apa aku terlalu banyak bicara? Aku tahu itu. Aku tidak akan berbicara lagi. Tapi seperti itulah pengguna Nen yang bisa menghilangkan Nen orang lain.)

Lucia yang mendengar semua pembicaraan mereka tersenyum licik.

Phinks : Ya, jadi begitulah urusan kami dengan kalian. Kami datang hanya ingin menikmati perlelangan juga berharap bisa menemukan Zero.

Killua : Apa yang akan kalian lakukan jika bertemu dengannya?

Phinks : Entahlah. Mungkin meminta penjelasan darinya? Atau lebih tepatnya memukulnya?

Seolah-olah ingin membalas dendam, Phinks tersenyum jahat. Killua dan Gon melonggo mendengar perkataan Phinks. Lucia hanya bisa tersenyum marah. Dia menahan emosinya.

Phinks : Bercanda.

Tampak Phinks hendak beranjak pergi dari tempatnya.

Lucia : Tidak ada yang bisa kujelaskan. Dan akulah yang akan memukulmu duluan, Phin!

Gon, Killua, Feitan dan Phinks refleks melihat ke arah sumber suara. Lucia muncul dari balik pot besar.

Phinks : Ternyata kau bersembunyi di sana. Anak sialan ini semakin jago saja menggunakan Zetsu.

Lucia : Kuanggap itu pujian darimu (tersenyum)

Feitan : Ya, aku sudah tahu, kalau kau pasti ada di sekitar sini.

Lucia : Begitu, kah? Hihihi...

Lucia berjalan mendekati Phinks dan berdiri di sampingnya. Phinks hanya diam.

Lucia : Apa kabar kalian, Phin? Fei Fei?

Phinks : Kau beneran akan keluar?

Lucia : Memangnya aku bilang begitu?

Phinks : Bukannya surat yang kau tulis itu begitu?

Lucia : Seingatku, aku hanya tulis "aku pergi" tapi bukan berarti aku "keluar." Lagian aku tidak bisa meninggalkan kalian karena aku sudah berjanji pada Lucilfer dan juga bukannya kalian tidak bisa apa-apa tanpa diriku ini?

Feitan : Cih, omong kosong apa itu.

Lucia hanya tersenyum.

Phinks : Baiklah, aku anggap kau sedang berlibur. Kau kan selalu begitu.

Feitan membalikkan badannya, Phinks berjalan melewati Killua dan Gon. Lucia mengikuti dari belakang.

Lucia : Kalian berdua saja? Mana lainnya?

Phinks : Anggota lainnya masih ada di markas. Mereka bersiap-siap untuk pulang ke Meteor.

Gon : Anu, itu...

Lucia, Phinks dan Feitan menoleh.

Gon : Bagaimana keadaan Pakunoda-san?

Phinks : Dia sudah mati.

Gon dan Killua tampak sedikit terkejut. Gon merasa berduka. Dia sedikit menundukkan kepalanya.

Gon : Oh, begitu ya...

Phinks hanya diam menatap reaksi Gon. Dia tiba-tiba teringat dengan memori yang dia dapatkan dari Pakunoda mengenai pembicaraan Pakunoda dengan Gon dan Killua saat menuju ke tempat pertukaran sandera. Sejenak dia tenggelam dalam lamunannya.

"Kalian berdua kenapa tidak lari? ー Pakunoda."

"Lari apa? ー Gon."

"Aku yang terluka begini, seharusnya ini kesempatan baik buat kalian untuk bisa kabur. Jika kau melakukannya, aku akan kehilangan pengaruhku dan ketua akan di bunuh sama pengguna rantai. Kenapa tidak lari? Kalian ini temannya, bukan? ー Pakunoda."

"Karena kami ini temannya. Kami tidak ingin dia membunuh ー Gon."

"Karena ini kami lebih memilih dengan pertukaran sandera. Ini adalah metode yang baik ー Killua."

"Pakunoda membelalakkan matanya, dia sangat terkejut dengan pengakuan Killua dan Gon yang diluar dugaannya. Lalu dia tersenyum ramah."

Gon : Ada apa?

Gon merasa heran melihat Phinks yang hanya diam menatapnya. Phinks tersadar dari lamunannya.

Killua : Gon, ayo kita pergi. Perlelangannya akan segera di mulai.

Phinks : Paku...

Killua dan Gon kembali melihat ke arah Phinks.

Phinks : Paku ingin berterima kasih pada kalian.

Setelah mengatakan itu, Phinks pergi menyusul Feitan dan Lucia yang sudah berdiri cukup jauh dari tempatnya dan Gon berada. Gon dan Killua masih terpaku diam di tempat mereka. Lucia melambaikan tangannya.

Lucia : Gon, oniichan! Kutinggal ya!

Gon dan Killua berjalan mengikuti dari belakang dalam keadaan diam.

Feitan : Paku mati tapi kau tampak tidak kaget ya?

Lucia : Ya, karena aku sudah tahu, hal ini akan terjadi.

Phinks menatap Lucia.

Phinks : (Dia sudah tahu?)

Lucia membalas tatapan Phinks lalu tersenyum.

Lucia : "Ya, aku tahu."

Phinks terkejut karena tiba-tiba ada suara yang terlintas muncul di kepalanya. Sejenak dia terpaku diam di tempatnya. Feitan menoleh.

Feitan : Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau berhenti berjalan?

Lucia : Phin, kau baik-baik saja? (tersenyum)

Phinks : Ya.

-Markas Ryodan-

Shizuku sedang menatap diam ke arah kuburan Pakunoda yang mereka buat sendiri. Mereka mengubur tubuh Pakunoda di dalam tanah yang berada di lantai dasar gedung. Anggota lainnya yang masih sedih dan berduka hanya diam di tempat masing-masing.

Shizuku : Andai saja ada seseorang dengan kemampuan Nen yang dapat menghilangkan kekuatan segel, Paku mungkin tidak harus mati. Dan boss dan Zero tidak akan pergi meninggalkan kita seperti ini.

Franklin : Tidak. Itu tidak akan terjadi.

Machi : Kami benar-benar kewalahan dengan kekuatan Nen si pengguna rantai. Tapi bukan hanya itu...

Tiba-tiba Shalnark menyela perkataan Machi.

Shalnark : Ada banyak sekelompok orang yang mengaku bahwa mereka bisa melakukannya. Tetapi hanya segelintir orang yang benar-benar dapat menghilangkan kekuatan Nen pada seseorang. Sekarang ini, boss pasti sedang mencari seseorang untuk menghilangkan kekuatan Nen si pengguna rantai dari tubuhnya.

Shizuku : Kami tahu kelemahannya, jadi tidak ada alasan untuk terburu-buru, kan?

Shalnark : Yang harus kita lakukan sekarang adalah menunggu. Feitan dan Phinks sedang pergi ke perlelangan sekalian untuk mencari keberadaan Zero. Aku harap mereka menemukannya. Lalu jika kita dapat menemukan seseorang dengan kemampuan Nen Exorcist, maka kita dapat melepaskan segel Nen terkutuk si pengguna rantai sialan itu.

-Bersambung-