Gon, Killua, dan Leorio sedang berada di sebuah warnet. Mereka sedang berusaha untuk mencari berbagai informasi mengenai di mana markas tempat berkumpulnya para anggota Genei Ryodan berada dari internet.
Leorio : Tidak bagus... Tidak dapat apa pun. Aku menyerah! Ini hal yang mustahil untuk mencari keberadaan mereka dengan cara seperti ini!
Killua : Ya, setiap laba-laba berhadiah dua miliyar memang menarik sih... Dan untuk menemukan mereka hampir tidak mungkin. Tapi jangan menyerah secepat itu dong! Mau bagaimana pun juga, kita harus segera menemukan Luci!
Gon : Eh, bukannya kita bisa menanyakan informasi dari situs Hunter? Misalnya tempat para Ryodan saat ini. Sebagai gantinya, kita tawarkan hadiah besar.
Leorio : Hei, hei! Dari mana kita dapatkan uang itu?
Gon pun tersenyum lebar. Lalu dengan penuh kepercayaan diri, Gon mengeluarkan kartu lisensi Hunternya. Killua dan Leorio yang tidak mengerti dengan maksud Gon yang menunjukkan kartu lisensi Hunternya pun hanya menatap bingung.
Kemudian, Gon pergi ke bank untuk mencetak buku tabungannya, lalu pergi ke ATM (tempat pengambilan uang). Dia melihat buku tabungannya. Leorio terkejut saat melihat angka pada buku tabungannya Gon. Angka pada buku tabungan tertulis sekitar 100 juta jenni.
Leorio : Uwo! Luar biasa! Aku tidak menyangka, kau benar-benar berduit.
Killua : Dasar, apa kau yakin menjual kartu lisensi Huntermu itu? Kau terlalu nekat.
Gon hanya tersenyum, lalu dia membeli sebuah katalog Southernpiece (katalog perlelangan) atas sarannya Leorio. Dia mengecek isi dari katalog tersebut. Dia membalikkan setiap halamannya dengan penuh hati-hati, lalu tersenyum senang saat menemukan informasi mengenai game Greed Island dari katalog itu.
Setelah itu, mereka bertiga pergi ke baazar perlelangan, tempat orang-orang menjual benda-benda unik dari seluruh dunia. Gon melihat ke kiri dan ke kanan, lalu dia menemukan sebuah pisau belati yang begitu menarik perhatiannya.
Ternyata adanya aura Nen dari pisau belati tersebut saat Gon menggunakan Gyou. Killua berkata bahwa itu adalah pisau belati Ben. Dan menjelaskan asal usul pisau belati tersebut. Tiba-tiba Killua langsung menemukan sebuah ide cemerlang untuk bisa mengumpulkan uang dengan cara ini.
Kemudian, Gon dan Killua pun langsung mengelilingi baazar perlelangan. Sedangkan Leorio yang tidak bisa menggunakan Gyou pun menawarkan dirinya untuk mengecek informasi di cafe warnet. Mereka pun berpisah dan menjalankan tugas mssing-masing.
Killua dan Gon menggunakan Gyou untuk mencari benda yang bisa mengeluarkan aura Nen, lalu mereka bersaing dengan menawarkan harga tinggi supaya bisa mendapatkan benda-benda tersebut sampai batas waktu yang ditentukan telah habis.
Killua berkata jika sudah ada orang yang menawar duluan, maka dia menyuruh Gon untuk menaruh harga 2.5 kali lebih besar dari orang yang pertama menawar. Gon pun mendengarkan perkataan Killua. Barang yang mereka dapatkan itu mereka menjualnya kembali pada toko perdagangan barang.
Gon dan Killua yang hampir tertipu, ditolong oleh seseorang ahli menilai barang yang bernama Zepile. Zepile adalah seorang pria yang bersaing dengan Gon dan Killua untuk memperebutkan benda yang ada di baazar perlelangan.
Setelah itu, Gon pun menaktir Zepile untuk makan siang bersama sebagai tanda terima kasih karena sudah menolong mereka. Selesai makan siang, mereka bertiga berbincang-bincang dan saling bertukar pertanyaan. Dan akhirnya Zepile pun memutuskan untuk membantu Gon untuk mengumpulkan uang. Kesepakatan pun terjadi.
Tiba-tiba ponsel Gon berdering. Leorio mengatakan dia telah menemukan dua anggota laba-laba dari CCTV yang ada di jalan. Tampak Nobunaga dan Machi sedang menyamar. Mereka berjalan santai dikerumuman orang.
Gon : Eh?! Kumo ga...?! (Eh? Laba-laba...?!)
Leorio : Aa, machiganai sa sou da (Ya, sepertinya tidak salah lagi) Aku sekarang melihatnya dari video CCTV di jalan.
Killua menyuruh Gon menyerahkan ponselnya.
Killua : Apa Luci terlihat?
Leorio : Tidak ada tanda-tanda. Targetnya hanya ada dua orang yang ada sesuai di lembaran brosur bagian atas itu. Pria dan wanita. Aku akan pergi buntuti mereka. Kita bertemu di sana ya.
Killua : Baiklah.
Telepon pun terputus. Killua mengembalikan ponselnya Gon.
Gon : Ayo pergi, Killua!
Killua : Ya.
Gon : Maaf, Zepile-san, kuserahkan perlelangannya padamu ya.
Killua : Carikan kami harga yang bagus ya!
Zepile : Hah?
Gon dan Killua hanya tersenyum. Gon mengacungkan jempolnya ke atas, setelah itu Gon dan Killua langsung pergi meninggalkan Zepile begitu saja.
Zepile : Oke! Serahkan padaku! (tersenyum percaya diri!)
☆
Dari kejauhan, Gon, Killua dan Leorio sedang memantau Nobunaga dan Machi dari kejauhan. Mereka berada di sebuah cafe yang berada di lantai 3. Mereka menikmati dessert dan minuman sambil memantau setiap gerak gerik Nobunaga dan Machi. Tampak Nobunaga dan Machi sedang duduk santai di salah satu cafe outdoor dan menikmati minuman mereka.
Nobunaga : Sampai sekarang aku masih tidak bisa percaya, jika Uvo benar-benar telah terbunuh.
Kematian Uvo membuat seluruh anggota Genei Ryodan kecuali Hisoka dan Lucia merasa sangat sedih dan marah. Mereka langsung berdiskusi satu sama lain dan memutuskan untuk pergi keluar markas ke pusat kota setelah mendapatkan izin dan persetujuan dari Chrollo.
Mereka mencari keberadaan si pengguna rantai untuk membalaskan dendam atas kematian Uvogin. Mereka di bagi ke dalam beberapa tim. Nobunaga dan Machi menyamar untuk memancing target keluar. Mereka memerhatikan ke sekitaran mereka dengan sesakma.
Machi : Ya. Tidak akan kumaafkan dia yang sudah membunuh dan membuat Zero menangis sampai sebegitunya.
Nobunaga : Uvo tidak hanya bodoh tapi aku tidak menyangka Zero tidak sempat menolongnya.
Machi : Aku juga tahu hal itu.
Nobunaga : Walaupun Uvo menghadapi musuh yang sulit, seharusnya dia masih punya taktik dan pengalaman untuk menang. Tapi sayang sekali...
Machi : Terserahlah dan berhentilah untuk berpikir hal seperti itu.
Nobunaga : Si pengguna rantai sialan! Kalau ketemu, akan ku cincang dia sampai ketulang-tulangnya!
☆
Gon dan Leorio menunjukkan ekspresi yang sangat serius. Sedangkan Killua bersikap sangat santai dan tenang sambil menikmati es krimnya.
Leorio : Oke, sekarang bagaimana caranya menangkap mereka supaya bisa bertemu dengan Lucia?
Killua : Dengan kemampuan kita yang sekarang, itu hal yang mustahil untuk bisa menangkap mereka.
Leorio yang tidak setuju pun langsung bangkit dari kursinya dan hampir mengebrak meja.
Leorio : Apa yang kau bilang?! Kalau tidak dicoba, kita mana tahu, kan?! Lagian kenapa juga baru bilang sekarang?! Apa kau tidak ingin bertemu dengan Lucia lagi?! (suara meninggi)
Killua : Diamlah! Mereka akan menyadari kita nanti.
Leorio yang tersadar pun langsung kembali duduk dikursinya dan mengatur emosinya.
Leorio : Cih!
Killua : Apa boleh buat, kan? Aku merasakan perbedaan kekuatan kita dengan mereka saat pertama kalinya melihat mereka. Mereka setara dengan Luci. Atau bahkan mungkin lebih kuat dari Luci. Aku bisa tahu karena ayahku juga pernah bekerja mengurusi Genei Ryodan.
Gon : Eh?
Leorio : Apa?!
Killua menyedot minumannya.
Killua : Lagian, untuk bisa bertemu dengan Luci atau tidak, aku tidak merasa khawatir.
Gon : Kenapa?
Killua : Dia pernah bilang padaku untuk tidak perlu merasa khawatir dan nikmati saja hari-hariku bersamamu karena katanya kita akan segera bertemu lagi dengannya nanti**.
(**Buat Readers yang lupa, silakan kilas balik baca di episode 91.)
Gon : Begitu...
Killua : Dan ayah juga pernah menyuruh kami untuk menjauhi Ryodan.
Gon : Apa ayahmu tidak tahu kalau Lucia itu salah satu dari anggota Ryodan?
Killua : Kemungkinan. Atau mungkin pada saat itu, Luci belum bergabung dengan Ryodan. Karena itu sudah lewat beberapa tahun, sih...
Leorio : Aku tahu jika Lucia itu kuat tapi...
Sekilas Leorio melirik ke arah Machi dan Nobunaga dari jendela cafe.
Leorio : Aitsura, sonna ni tsuyosou na no ka (Apa mereka memang terlihat begitu kuat?)
Killua : Bagaimana kalau mereka digambarkan seperti ada dua Hisoka di sana, mengerti?
Seketika itu juga, Gon dan Leorio langsung refleks membayangkan ada dua Hisoka yang sedang duduk di sana. Raut wajah mereka langsung berubah kaku dan merasa ciut.
Leorio : Ehm... Kalau begitu sih, memang benar...
Gon : Kita tidak mungkin bisa...
Killua : Jadi, kalian pikir kenapa mereka bisa berada di sini?
Leorio : Mungkin saja mereka sedang lagi berkencan?
Gon : Eh? Benarkah begitu?
Killua : Aku rasa tidak begitu, karena dilihat dari gaya posisi mereka saat ini, mereka terlihat sangat waspada pada sekitaran mereka. Kupikir awalnya itu hanya sebuah peringatan, karena para mafia sedang mengejar mereka.
Killua yang sedang mengunyah ice creamnya, tiba-tiba berhenti mengunyah dan menatap serius ke arah Leorio dan Gon yang tepat berada di depannya.
Killua : Tapi mereka tidak akan duduk di tempat umum, kan? Itu karena mereka sama sekali tidak merasa khawatir. Mereka seperti sedang menunggu seseorang. Seolah-olah bertingkah sebagai umpan untuk memancing keluar yang mereka inginkan.
Sementara itu, Nobunaga dan Machi.
Nobunaga : Kita sedang di awasi ya.
Machi : Mereka bukan amatiran.
Nobunaga : Ya, aku tidak tahu dari mana, tapi mereka sedang mengawasi kita.
Machi : Apa itu si pengguna rantai?
Nobunaga : Entahlah. Jika iya, pasti akan kubunuh! Tapi kita tidak bisa bertindak sesuka hati tanpa izin. Kita akan ikuti perintah boss untuk melakukannya.
Machi : Boss pasti berharap bisa merekrutnya.
Nobunaga : Machi... Boss hanya bilang untuk mencari dan membawanya. Apa kau sudah lupa peraturan yang tak tertulis itu? Hidup atau mati, itu lakukan sesukamu. Benar, kan?
Nobunaga dan Machi masih melihat ke sekeliling mereka dengan sangat tajam.
Nobunaga : Terserah kau ingin menafsirkan perintah boss sesukamu, tapi kau tidak bisa memaksaku untuk setuju.
Machi : Aku kan masih belum mengatakan apapun juga. Yang memaksa penafsirannya kan itu kau, bangsat.
Tiba-tiba sekaleng minuman yang berada di antara mereka berdua tiba-tiba sedikit retak. Seketika itu, suasana di sekitaran mereka berdua terlihat memburuk. Baik Machi maupun Nobunaga saling merasa panas dan beradu tatap pandang dengan sinis dan tajam.
Mereka saling menatap dingin dan serius satu sama lain. Meskipun keduanya masih saling menahan amarah, akan tetapi aura blootlust keduanya telah keluar dan lepas kendali.
Dari kejauhan, tim Phinks yang mengikuti Nobunaga dan Machi dari belakang bersembunyi di antara gedung-gedung tinggi. Lucia menggunakan teropong untuk melihat ke arah mereka.
Lucia : Paku, sepertinya akan terjadi pertarungan antara Machi dan Nobu.
Pakunoda meminjam teropongnya Lucia.
Pakunoda : Tidak perlu khawatir. Mereka akan segera menyelesaikannya.
Phinks kembali dengan membawa minuman untuk Lucia dan Pakunoda.
Phinks : Mereka cuma terbawa suasana.
Lucia terkekeh.
Lucia : Aku rasa, mereka berdua sungguh cocok.
Pakunoda pun tersenyum.
Phinks : Itu tidak mungkin.
Lucia yang jahil ingin mencoba untuk menggoda Phinks. Dia menyeringai lebar.
Lucia : Phin, apa kau cemburu?
Phinks hanya melotot. Lucia semakin terkekeh. Pakunoda langsung berusaha untuk menenangkan Phinks dan menegur Lucia.
Lucia : Aku bercanda. Hehe... Kau terlalu serius, Phin (menyeringai) Ngomong-ngomong, mana minuman choco mintku? (tersenyum)
Phinks menghela nafas lalu memberikan sekotak choco mint kepada Lucia. Lucia langsung menyedot minumannya sambil kembali mengarahkan teropongnya ke tempat Machi dan Nobunaga.
Lucia : (Seharusnya di sekitar sana ada Killua, Gon dan...)
Lalu tanpa di sengaja, Lucia langsung menemukan sosok Killua, Gon dan Leorio yang berada di seberang cafe yang posisinya cukup jauh dari tempat Machi dan Nobunaga berada. Dia pun tersenyum lebar.
Lucia : Mitsuketa... (Aku menemukanmu...)
Pakunoda : Kau mengatakan sesuatu, Zero?
Lucia menoleh lalu langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
Lucia : Tidak, bukan apa-apa. Hehe..
Bertepatan dengan itu Gon, Killua dan Leorio yang berada di cafe yang cukup jauh dari tempat Nobunaga dan Machi berada juga bisa merasakan aura tekanan yang begitu besar yang diberikan oleh mereka pun langsung terkejut.
Seketika itu juga, mereka bertiga merasa takut dan merinding. Tanpa sadar, mereka bertiga langsung merasa tegang dan bercucuran keringat.
Killua : Nampaknya suasananya telah berubah.
Gon : Aku bisa merasakan hal yang sangat tidak enak...
Leorio : A-apa kita ketahuan?
Killua : Tenang saja, posisi kita bertiga masih aman di sini. Mereka tidak mungkin bisa sadar dan tahu dengan posisi kita.
Leorio : Apa kau yakin? Selain itu, aku tidak bisa menggunakan Zetsu seperti kalian berdua untuk menyembunyikan keberadaanku tahu.
Killua : Jika kita tiba-tiba menggunakan Zetsu, itu akan berbahaya dan memancing perhatian mereka. Mereka itu bukan merasakan Nen melainkan mencari orang di sekitaran mereka yang terlihat atau bertingkah mencurigakan.
Killua mencomot satu buah cherry pada gelas ice creamnya, lalu mengunyahnya.
Killua : Jadi, lebih baik hilangkan ketegangan pada raut wajah kalian dong. Bertingkahlah lebih tenang, normal dan santai.
Leorio dan Gon pun hanya bisa tertawa kaku dan memasang ekspresi aneh. Killua yang melihat reaksi pada kedua sahabatnya itu hanya bisa tersenyum kaku.
Kembali ke Nobunaga dan Machi.
Nobunaga : Ayo kita putuskan ini sekarang. Kau akan membawanya hidup-hidup atau mati?
Machi : Ii darou (Baiklah.)
Machi melemparkan sebuah koin emas ke atas lalu menangkapnya.
Nobunaga : Kepala.
Machi : Ekor.
Kemudian di sisi lain, timnya Shalnark. Shalnark dan Chrollo sedang mencari informasi mengenai si pengguna rantai melalui komputer di sebuah penginapan. Tampak Chrollo sedang memegang sebuah foto Neon.
Chrollo : Dia?
Shalnark : Dia adalah putri dari keluarga Nostrade. Namanya Neon. Menurut informasi dari situs Hunter, si pengguna rantai adalah body guardnya. Sama seperti body guard lainnya. Ada foto dan nama beserta beberapa informasi mengenai mereka.
Chrollo : Dan gadis ini yang membawa kesuksesan untuk keluarga Nostrade?
Shalnark : Mungkin. Semua informasi ini juga berasal dari situs Hunter, kemungkinan besar tidak salah lagi.
-Bersambung-