"Jika aku tidak bisa kembali memiliki Jati, maka ga ada yang boleh memilikinya." Ucap Selly kesal.
"Sudahlah sayang. Dia sudah menikah. Kamu jangan menghancurkan rumah tangganya." Pinta sang ayah.
"Pa, kalau Mama saja bisa menyingkirkan permaisuri Papa, aku pasti juga bisa." Ayah Selly merasakan tamparan yang jauh lebih sakit seribu kali lipat dari tamparan pipi mantan istrinya.
Baru kali ini dia melihat anaknya sendiri rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk seorang lelaki. Kalau begitu, betapa bodohnya dia merelakan mantan istri dan anaknya.
Istrinya memang tak secantik mendiang ibu Selly. Namun pendidikannya lebih baik dari ibu Selly. Bahkan anak pertamanya tidak pernah melakukan hal memalukan seperti ini.
Dia bahkan baru menyadari bahwa mantan istrinya juga tidak menuntut harta gono-gini yang telah mereka hasilkan bersama. Bahkan hidupnya jauh lebih baik setelah perceraiannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com