webnovel

My Twins Lovers

Ice Preechaya Waismay, si gadis pengarang cerita profesional, seorang secret admirer yang ga pernah dianggap oleh Sea Grissham Aidyn, pria berkharisma yang berprestasi di sekolahnya. Sampai suatu saat Ice menerima beasiswa ke Korea dan ia bertemu dengan Aldrich Liflous Moonglade, pria dengan wajah yang sama persis dengan Sea. Dan saat saat di Korea inilah sosok secret admirer yang dulu menghilang. Ice menjalankan hari harinya bersama Aldrich. Tapi, cerita belum berakhir sampai disini. Karena, Sea dan Aldrich, satupun tak ada yang tahu jika mereka memiliki saudara kembar, eh.. kembar? Yakin kembar? Muka sama bukan berarti kembar, kan? Penasaran? Baca dulu dong, kalian yang suka romance dengan baper bapernya wajib baca. Eh, tapi kalo kalian gamau baca, its okay

Leenymk · Teen
Not enough ratings
30 Chs

12. Perlindungan

"Jangan ngambul, bukan waktu yang tepat."

"Diih"

"Ice, kalau lo mau segininya tau, kenapa lo ga nyoba tanyain Sea"

"Sea udah pernah bilang kalau dia anak tunggal."

"Dia kan bisa aja nutupin lo, ga mungkin dia bakal bilangin silsilah keluarganya ke orang kek lo, emang lo siapa nya dia? Orang penting dalem hidupnya juga bukan."

Deg.

Nyakitin, tapi bener, gue ga bisa berkata apapun -batin Ice.

Ice seketika terdiam, ia juga berhenti berjalan.

"Kenapa? Kok diem? Do you sad?"

Ice masih diam, ia tak menjawab melainkan hanya menatap kosong lantai.

"Maaf..... gue ga sengaja bikin lo sedih" sambung Aldrich.

"It's okay Ald.." Ice tersenyum menatap Aldrich, seperti tak terjadi apapun.

"Semua udah berlalu dan gue bisa nerima kenyataan, jadi, I'm very fine" sambung Ice masih dengan senyuman.

"Hm.."

"Terus yang lo bilang ke gue itu, gue bakal nanyain dia kalau gue udah siap.."

"Oke.."

"Kenapa lo ga coba move on dari Sea?" Tanya Aldrich tiba tiba.

"Gatau juga, entah ga bisa atau memang gue nya yang gamau.."

"Gue tau dia udah punya pacar bahkan dia udah gonta ganti pacar beberapa kali.. tapi ga ngerti juga, kenapa gue masih harus suka.."

"Coba liat sisi jelek nya dia"

"Udah, gue tau semua sisi jelek dia. Tapi.. lo ga pernah suka sama orang, lo ga bakal ngerti. Gue bisa nerima semua sisi jeleknya dia, dan gue sama sekali ga liat itu sebagai kekurangannya dia. Mungkin ini yang namanya cinta bikin buta. Gue beneran buta Ald. Bahkan gue tau gue buta, tapi gue ga berusaha ngubah perasaan gue."

"Siapa bilang gue ga pernah suka sama cewek?" Tanya Aldrich.

"Lah? Pernah? Siapa? Coba tunjukin.." Ice seketika bersemangat.

"Emang lo siapa gue? Kenapa harus gue bilangin?" Aldrich tersenyum usil.

Ice hanya menunjukkan wajahnya yang kesal, tapi lucu, Aldrich sampai tertawa melihatnya.

"Lama lama bisa aja lo bisa move on dari Sea, lo bisa aja tiba tiba suka sama gue, gue kan mukanya sama kayak Sea, ya kan?" Kata Aldrich.

"Muka iya, tapi sifat kagak."

"Ck, iya memang, tapi menurut cerita cerita lo, Sea lebih banyak buruknya daripada gue."

Ice seketika menoleh dan menatap Aldrich dalam.

"Apa maksud lo ngomong gini Ald?" Ice tersenyum miring.

"Atau cewek yang lo bilang lo suka itu gue?" Tanya Ice, tatapannya masih ke mata Aldrich.

Aldrich sedikit terkekeh mendengar perkataan Ice. 'Dasar geer' batin Aldrich.

"Ice, lo coba tatap mata gue ya, gue juga ga bakal berhenti natap mata lo"

"Emang kenapa?" Tanya Ice.

"Deteksi kebohongan gue"

"Cewek yang gue suka bukan lo, dan sekarang gue uda ga suka, itu cuma masa lalu gue aja" jelas Aldrich yang belum mengalihakan matanya ke arah lain.

Ice memundurkan wajahnya yang tadi sangat dekat dengan Aldrich dan mengalihkan matanya ke arah lain.

"Iya, lo ga bohong" lanjut Ice.

"Ni kelas kita" kata Aldrich menunjuk ke satu ruangan. Sederhana tapi terlihat indah.

"Oke, ini teman baru kalian, silahkan perkenalkan diri di depan. Aldrich silahkan duduk ditempat mu" kata wali kelas.

"Nama gue Ice Preechaya Waismay, dari Indo, panggil gue Ice. Gue disini dapet beasiswa, salam kenal semua" Ice tersenyum kepada semua teman baru nya.

"Oke Ice, kamu boleh duduk disamping Aldrich."

Ice pun duduk di tempat duduk yang diperintahkan wali kelasnya.

Ia hanya terdiam disana, sedikit rasa canggung yang muncul pada Ice dengan teman barunya.

"Oke, anak anak semua, sekarang kita akan memulai pelajaran dengan bab yang baru, jadi seperti yang kemarin ibu sudah pernah ajarkan, jika suatu pulau memiliki jumlah penduduk yang banyak, maka,...." bla bla bla.. Ice hanya mendengarkan tanpa berbicara apapun, hari pertama baginya menerima pelajaran yang asing dengan teman yang juga asing.

Waktu berlalu dengan cepat dan sampailah waktu istirahat.

"Kuy, ngapain diem?" Tanya Aldrich yang sudah berdiri dari tempat duduknya, saat itu kelas sudah kosong.

"Gue lagi nungguin tas, mau masukin ni kunci" kata Ice sambil nunjukin kunci kamarnya ke Aldrich.

"Kenapa ga ke kantong celana aja?"

"Celana gue ga ada kantong"

"Uda, nanti aja balik dari kantin, nanti makanannya habis, di kolong aja dulu taruh. Tas lo juga nanti bakal di taruh diatas meja lo."

"Gamau, nanti ilang gue ga bisa masuk kamar"

"Lo ga usah takut, sekolah ini aman, gue bisa jamin" kata Aldrich serius. Akhirnya Ice mengalah, ia meletakkan kunci kamarnya di kolong mejanya.

"Oh iya lo mau ke kantin kan?" Tanya Ice.

"Gue ga laper, lo aja, mending gue nungguin tas"

"Kalau lo ga ke kantin tiap istirahat, rugi lo sekolah disini, bayar uang sekolah udah meliputi makan siswa disini, jadi lo mesti pergi untuk ngambil makan siang lo" jelas Aldrich.

"Oh, oke gue ngerti, sama aja kayak drama korea yang pernah gue nonton. Oke, gue ke kantin sama lo" selesai bicara Ice pun langsung bangun dari kursinya dan pergi ke kantin bersama Aldrich.

Dikantin sekolah ini terlihat sangat bersih, siswa nya juga disiplin, berbaris sambil menunggu makanan, ini memang kantin impian Ice. Ia ingin sekolahnya di Indonesia juga menerapkan sistem antrian begini.

"Gue suka suasana kantin sekolah lo Ald" kata Ice yang tersenyum sambil melihat sekitar.

"Sekolah lo di Indo beda?" Tanya Sea.

"Beda banget.. ga ada antrian, disana pake sistem siapa cepat dia dapat.." jelas Ice.

Aldrich hanya tersenyum, "yaudah, baris" kata Aldrich. Mereka berdua pun berbaris, Ice didepan dan Aldrich di belakang.

Tak lama, mereka pun mendapat sepiring makanan, makanan yang sederhana, tapi terlihat lezat. Mereka berdua mencari tempat duduk sekitar sana.

Tiba tiba, seorang gadis datang menghampiri meja mereka berdua, dan gadis itu menyapa mereka berdua dengan cara menggebrak meja.

Ice dan Aldrich menoleh bersamaan ke gadis itu.

"Lo" kata Aldrich.

"Aldrich, siapa cewek nya ni? Gue denger dia duduk sebangku sama lo!" Lanjut gadis itu.

"Dia mau siapa gue, emang apa urusannya sama lo?" Tanya Aldrich.

"Ald, lo berubah banget! Dulu lo ga sekasar ini sama gue!" Kata gadis itu.

"Lo gaada hubungannya lagi sama gue, sejak lo milih dia" lanjut Aldrich.

Gadis itu mengepalkan tangannya. "Bukan! Tapi sejak lo ketemu sama cewek ini" gadis itu menunjuk Ice dengan telunjuknya.

"Lo, lo ngerebut Aldrich dari gue, dia cowok gue, jangan harap hidup lo bakal tenang" ancam gadis itu kepada Ice.

Ice hanya terdiam, ia tak tau masalah ini, ia tak mengerti apapun, apa yang mesti ia lakukan.

"Jangan sentuh dia!" Bentak Aldrich dan ia langsung berdiri dari kursinya.

"Kenapa lo harus ngelindungin dia??" Mata gadis itu sudha berkaca kaca.

"Dia, orang yang penting bagi gue, kalo lo sentuh dia, jangan bilang gue ga ngingetin lo"

"Emang kenapa? Lo mau ngapain gue? Lo ga mungkin ngapain gue, karena lo masih sayang sama gue!" Lanjut gadis itu. air matanya sudah keluar.

Aldrich hanya terdiam, perkataan gadis itu barusan seperti menusuk nusuk dadanya saat ini.

Gadis itu tiba tiba tersenyum. "Kan, lo ga bilang apa apa, lo ga nentang, berarti lo masih sayang sama gue"

"Lo hati hati aja, kalo lo masih sama Aldrich, lo ga selamet" jelas gadis itu ke Ice. Kemudian ia langsung meninggalkan meja mereka berdua.

Gue ga pernah dapet perlindungan dari Sea, tapi tepat hari ini, lo ngasih perlindungan ke gue Ald, lo bikin gue ngerasa aman dideket lo, makasih -batin Ice

"Ice, lo gausah takut sama ancamannya, gue disini, sebagai buddy lo, gue yang bakal ngelindungin lo" jelas Aldrich.

Deg.

Kok jantung gue cepet banget sih detakannya? -Batin Ice.

Ice tersenyum canggung, "Dia mantan lo Ald? Cewek nya ni yang lo bilang lo suka?" Tanya Ice tak yakin.

"Iya mantan, iya, tapi karang, perasaan gue udah ga kayak dulu.. udahlah, gue gamau ngegali, ganti topik" kata Aldrich.