webnovel

Ch. 128

"Urus saja." Suara Sehun terdengar memenuhi kamar utama di rumah mewahnya itu.

"..."

"Beri dia surat pemecatan. Aku tidak sebaik itu untuk membiarkan uangku di makan rayap tak berguna." Seperti biasa, suara Sehun akan terdengar dingin dan penuh intimidasi. Terlebih untuk hal-hal yang tidak ia sukai. Saat ini contohnya.

"Jelas saja ada yang salah dengan laporan keuangan." Ia mendesis tidak suka. Para sampah masyarakat itu seharusnya dilenyapkan saja. Memenuhkan permukaan bumi dengan percuma.

"Eunghh dad." Tangan kiri Sehun terulur untuk mengusap kepala Haowen. Membuat tenang si pemilik kepala legam yang saat ini tengah bergelung bagai kepompong di sampingnya.

"Tidurlah. Malam masih terlalu panjang untukmu." Bisik Sehun. Mengecup puncak kepala putranya dan kembali mengecek berbagai jenis laporan yang masuk kedalam emailnya. Melelahkan memang. Tapi mau bagaimana lagi, ratusan bahkan ribuan nyawa bergantung pada laporannya kali ini.

Sehun menghela nafas lelah. Jika saja si kelinci liar itu masih berbaring nyaman di sampingnya, mungkin Sehun akan dengan senang hati membuang laptopnya keatas lantai sana.

"Hhh."

**

"Aish... ini dimana lagi?" Suzy mengerang kesal. Sudah gaunnya terlalu panjang dan juga apa ini? Taman bermain? Apa sekarang ia bertugas menjadi salah satu pengantar mimpi indah? Heol!

"Taman bermain macam apa yang tidak ada pengunjungnya? Belum seles-" ucapannya terhenti saat melihat kepala kecil hitam legam yang menyembul dari balik ayunan yang bergerak teratur di depannya.

"Hai adik kec-" Suzy tau ini mimpi, tapi apa mimpinya harus seperti ini? Maksudnya, bukan berarti Suzy tidak suka. Hanya saja dadanya terasa sesak menahan tangis sekarang.

"Haowen?" Panggilnya kecil. Berdiri di depan anak kecil yang tengah menunduk menatap ujung sepatunya.

"Mommy?" Saat kepala kecil itu tarangkat. Suzy tau jika matanya yang sudah berkaca-kaca tengah mengalirkan aliran kecil di pipi berisinya.

"Hai sayang." Langkahnya Suzy bawa mendekat. Mengusak pelan kepala hitam legam yang sangat mirip dengan Sehun itu. Tersenyum hangat saat Haowen berdiri dari duduknya dan langsung menubruk tubuhnya dengan pelukan hangat.

"Kau sudah sangat besar sekarang." Ujar Suzy. Membawa Haowen dalam gendongannya dan mengecup kedua pipi serta dahi si pemilik muka datar turunannya ayahnya itu, Oh Sehun.

"Mommy, Haowen minta maaf karena thudah membuat mommy pergi." Haowen berbisik kecil dengan kedua tangan kecilnya yang memeluk erat leher Suzy. Terisak sesenggukan karena ia masih merasa bersalah pada wanita cantik yang sudah melahirkannya itu.

"Sst, tidak masalah sayang. Mommy baik-baik saja. Berhenti menangis ok." Suzy mengusap pelan punggung kecil Haowen yang bergetar dalam pelukannya. Suzy tau jika air matanya sudah menggenang di pelupuk mata. Suzy memang baik-baik saja karena itu memang keinginannya. Tapi yang membuatnya tidak baik-baik saja adalah rasa rindunya pada Sehun yang kian waktu kian besar.

"Daddy thangat merindukan mommy." Suara si kecil terdengar bergetar karena tangis. Semakin mengeratkan pelukannya pada leher Suzy yang hanya mengusap sayang punggungnya.

"Maafkan mommy sayang." Bisik Suzy. Mencium sekali kepala Haowen karena ia rasa waktunya tinggal sebentar lagi.

"Mom." Panggil Haowen.

"Ya Haowen-ah?" Tanya Suzy. Mendudukan Haowen pada pangkuannya dan mengusap wajah tampan milik anaknya.

"Bithakah mommy tinggal lebih lama? Haowen masih merindukan mommy." Ucapan si kecil membuat hati Suzy makin teremas sakit. Sungguh, ia benar-benar ingin tinggal lebih lama sebenarnya.

"Mommy tidak tau sayang." Lirih Suzy.

"Mommy, Haowen thangat mencintai mommy." Ujar Haowen. Memeluk Suzy lebih erat karena ia benar-benar tidak ingin Suzy pergi secepat ini. Benar-benar tidak ingin.

"Mommy juga sangat mencintai Haowen."

Mereka berada dalam diam. Meresapi waktu yang berlalu tanpa mau melepas pelukan barang sekejap saja.

"Haowen."

"Ne mom?"

"Jangan nakal oke, belajar yang rajin, dan jadi anak baik." Ujar Suzy. Mengusap kepala Haowen yang sudah kembali terisak kecil di pelukannya.

"Hks.. ne. Haowen tidak akan nakal."

"Baik-baik pada hyung dan daddy. Makan yang teratur, tidur jangan telat, dan hidup dengan baik. Anak mommy mengerti?" Tanya Suzy. Menatap mata setajam elang milik Haowen yang sudah berkaca-kaca karena sedih.

"Haowen mengerti hks mom." Isakan kecil itu membuat mata Suzy berkaca-kaca. Ia merasa bangga dan... sedih? Entahlah. Haowen terlalu pintar untuk ukuran anak kecil seperti dirinya.

"Mommy sangat menyayangi Haowen. I love you son."

"Haowen juga menyayangi mommy. I love you more mom."

"Bye sayang. See you."

"Hks... bye mom. See you."

"Daddy." Haowen terduduk dengan mata yang berkaca-kaca. Merayap masuk kedalam pelukan Sehun yang hanya tersenyum lembut padanya.

"Hks."

Sehun tau apa yang terjadi. Dengan lembut, Sehun mengusap kepala Haowen dan sesekali mencium sayang puncak kepala Haowen.

"Mimpi buruk?" Tanya Sehun. Mengusap punggung bergetar Haowen yang terus terisak pada ceruk lehernya.

Gelengan Sehun terima serta pelukan yang mengerat pada lehernya. Sehun tidak yakin dengan apa yang terjadi, tapi Sehun cukup peka untuk tidak bertanya sekarang.

"Daddy, kapan kita bitha ke makam mommy hks?" Tanya Haowen.

"Lusa kita bisa pergi." Jawab Sehun. Mengusap surai hitam anaknya yang isakannya makin memudar.

Entahlah, Sehun tidak yakin dengan apa yang ada dalam pikirannya. Hhh, dia menginginkan ibunya atau menginginkan sosok ibu? Bathin Sehun dengan mata yang ia tutup rapat. Khawatir jika tanpa sepengetahuannya bulir bening bernama air mata akan jatuh begitu saja pada pipinya.

"Tidur yang nyenyak. Daddy berharap kau mimpi indah." Bisik Sehun.

"I love u."

**

Ceklek.

Pintu kamar utama terbuka dengan sosok mungil yang keluar dari sana. Rambut acak-acakan, piyama berantakan, dan juga mata yang masih setengah terbuka.

Haowen membawa langkahnya menuruni anak tangga dengan pelan. Mata elang miliknya menangkap dua sosok saudaranya yang tengah duduk nyaman dengan bersandar pada kursi empuk di belakangnya.

"Hyung." Haowen menghempaskan tubuhnya begitu saja pada pangkuan Jesper dan Jinyoung.

"Masih mengantuk?" Tanya Jesper. Membawa tangannya untuk mengusap kepala Haowen yang makin lama matanya makin memudar kembali.

Anggukan Jesper terima. "Daddy?" Tanya Haowen.

"Ada rapat." Itu suara Jinyoung yang tengah menepuk-nepuk kecil Haowen yang berada di pangkuannya dan mata yang tetap menatap lurus pada layar televisi.

Hening.

Tiga tuan muda itu tengah bersantai dalam posisi masing-masing. Jesper dengan sebelah tangan yang mengusap kepala Haowen yang berada di pangkuannya dan kaki yang terulur hingga mencapai meja, Jinyoung dengan tangan yang menepuk kecil kaki Haowen yang bersemayam nyaman di pangkuannya serta kaki yang menindih kaki Jesper di atas meja, dan Haowen yang tengah tidur nyaman diantara para saudaranya.

"Apa kita jadi foto keluarga nanti?" Tanya Jinyoung penasaran. Bukannya Sehun ada rapat dadakan? Apa sempat?

"Daddy akan berusaha pulang lebih awal katanya." Suara Jesper berdengung pelan. Ini hari libur dan mulutnya juga terlalu malas untuk beraktivitas. Bicara salah satunya.

"Oke."

Hening.

Mereka lebih nyaman dengan keheningan nampaknya. Sehun yang irit bicara membuat ketiga anaknya juga sangat irit bicara.

Lima belas menit masih hening hingga tanpa sadar dua pria itu hampir saja menyelam dalam alam mimpi mereka jika tidak ada suara berisik dan juga suara bantingan pintu yang sungguh memekakan telinga.

Brak.

"Waktunya makan siang anak-anak!"

"Ingin rasanya aku berkata kasar."

Tbc

Thank u

DNDYP