Rupiah tumbuh di lingkungan yang buruk. Dia hanya sekolah sampai sekolah dasar. Hal ini karena selain bapaknya bekerja serabutan, Rupiah juga tergolong anak yang tidak pandai (Baca: Sangat Bodoh) di kelas. Dia tidak punya teman, hingga guru yang seharusnya memperlakukan murid tanpa pilih kasih malah terkesan menjauh dan selalu tidak berada di pihaknya meski saat Rupiah Benar.
Pernah suatu ketika saat kelas membuat kelompok beranggotakan 3 orang. Hanya ada 23 orang. Normalnya, akan terbentuk 8 kelompok dengan satu kelompok beranggotakan 2 orang atau 7 kelompok dengan dua kelompok beranggotakan 4 orang. Namun hal itu tidak terjadi. Atas persetujuan guru dan inisiatif semua orang di kelas, terbentuklah 8 kelompok dengan 6 kelompok beranggotakan 3 orang, satu kelompok beranggotakan 4 orang, dan Rupiah sendirian.
Dapat dipahami jika ketidaksukaan teman-temannya karena Penampilan dan muka Rupiah yang terkesan tidak terawat (baca: kumuh, kusut, berambut ikal, hitam), tapi bagaimana dengan Guru? patut diduga perbedaan perlakuan ini karena Rupiah tidak pernah membayar uang rekreasi dan tabungan.
Jika saja Rupiah adalah anak yang pandai pasti dia akan ditawari dan mendapatkan beasiswa RT2K (Rukun Tetangga Tanggap Kemiskinan) yang dikelola swadaya oleh masyarakat sekitar. Tapi para petinggi desa enggan memberikan beasiswa tersebut. Meski begitu Rupiah kenyang mengenyam pendidikan gratis yang diselenggarakan pemerintah.
Di desa ini sampai tingkat sekolah dasar. Walaupun sebenarnya program sekolah gratis dari pemerintah sampai tingkat Sekolah Menengah Atas, tapi kenyataannya para guru dan pemangku kepentingan di lingkungan sekolah tetap menarik dana 'sumbangan' entah karena alasan apa pun. Begitu pula yang terjadi saat ini, di sekolah dasar.
Rupiah berpostur kecil. Hm seperti peri? bukan, ia lebih mirip seperti bangsa troll dalam cerita rakyat scandinavia. Ia jarang merawat diri. Ia tidak punya rasa sayang terhadap diri sendiri, selalu memakai seragam sekolah lusuh dan memakai secara serampangan dan berbau tidak enak.
Hanya Bapak Rupiah seorang yang merawatnya. Olehnya Rupiah diberi makan seadanya. Seadanya, Jika ada diberi, jika tidak ya minta tetangga. Sudah tiga kali mereka berdua pindah rumah. Gubuk reyot itu selalu roboh jika dibangun di dekat rumah warga (hanya angin saja tidak mungkin merobohkan gubuk, kenyataannya mereka 'diusir' dengan lembut oleh warga dengan merobohkan gubuk secara diam-diam agar bapak dan anak itu pindah). Hingga kali ke tiga mereka pindah di dekat hutan.
Sebenarnya kehidupan Rupiah tidak selamanya buruk. Bak ungkapan 'didalam kesusahan pasti ada kemudahan', Sebuah keniscayaan jika Rupiah mempunyai teman. Seorang teman, hanya seorang saja. Saat semua menjauhinya (termasuk guru, warga sekitar, teman sebaya) anak itu selalu mendekat.
Rupiah senang akan kehadirannya. Saat pulang sekolah mereka selalu bersama. Saat di rumah, Bapak Rupiah menyambut dengan penuh cinta kasih. Hanya merasakan kehangatan kecil itu diantara hawa dingin yang mencabik-cabik, Rupiah bersyukur, amat bersyukur.
Lambat laun Rupiah kecil menyadari jika tidak ada orang yang bisa disebut ibu. Ia pernah sekali menanyakan hal itu ke bapak pengangguran itu, sebagai satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Namun, bapaknya langsung naik pitam. Berdasar kejadian itu, Rupiah tidak mau lagi mengungkit-ungkit dimana ibunya.
Di dunia ini, semuanya fana, tidak tetap dan tidak kekal. Termasuk pertemanan, dan cinta kasih keluarga. Teman yang selama ini menjadi partner setia ternyata mempunyai maksud tersembunyi. Ia mendekati rupiah agar mendapat kepercayaan penuh darinya.
Akhir kelas 6, teman Rupiah itu bersikukuh meminta Rupiah agar sesekali bermain ke rumahnya. Anak itu menolak karena tidak percaya diri, dan mengatakan jika dia selalu dimaki oleh penduduk sekitar jika ia terlalu lama berdiam diri di sekitar kampung (selama 6 tahun selama SD, kegiatan Rupiah saat pulang dari sekolah hanyalah pulang ke rumah melewati gang sepi yang jarang dilalui warga sekitar). Namun, teman Rupiah itu menyemangati dan berkata jika semua akan berbeda di rumahnya.
"Bapak dan ibuku selalu ramah terhadap tamu. Selain itu mereka sekarang tidak ada di rumah." Katanya sambil tersenyum.
Akhirnya Rupiah menyanggupi untuk mengunjungi rumah temannya itu. Ini adalah kali pertama baginya tidak langsung pulang ke rumah saat selesai dengan sekolah. Kemudian hal yang tak disangka terjadi. Saat sampai di rumahnya yang besar, Rupiah didorong masuk ke gudang di pekarangan rumah. Gadis kecil itu tersungkur ke tanah. Ia lalu bangkit dan lari ke pintu. Namun, Anak itu menutup pintunya. Dengan tenaga kecilnya, Rupiah berteriak-teriak ketakutan sembari menggedor-gedor pintu dari dalam. Sayup-sayup ia mendengar suara tawa temannya itu dan beberapa anak sebayanya yang lain.
Mereka telah merencanakan hal ini. Banyak yang tidak suka kepada rupiah. TERMASUK YANG DIPIKIR RUPIAH ADALAH TEMANNYA. Mereka merencanakan hal ini sejak lama. selama 2 tahun ini, teman "serigala berbulu domba" itu mendekati Rupiah hanya untuk mengambil hati Rupiah, agar mau berkunjung ke rumahnya (baca: menuju ke gudang). Rupiah juga mendengar suara air yang mengucur di depan pintu gudang tersebut. Tak lama berselang bau pesing tercium.
Kini Rupiah berada di dalam gudang yang sangat gelap dan pengap. Terus menerus ia berteriak meminta tolong dan menangis. Namun tidak ada pahlawan yang datang menolongnya. Sampai malam berselang, dia tak kunjung keluar dari ruangan pengap itu.
Namun akhirnya pintu terbuka. Seseorang yang mengeluarkannya tidak lain adalah orang tua dari teman Rupiah, dan teman Rupiah itu sendiri. Mereka mulai merasa khawatir saat mereka tidak lagi mendengar jeritan Rupiah dari dalam. Mereka takut akan berurusan dengan polisi jika mereka membunuh Rupiah.
Dengan sisa tenaganya Rupiah merangkak keluar dan langsung ditendang (secara harfiah) ke luar rumah. Rupiah bangkit dan berjalan dengan membungkuk, kakinya bergetar karena letih yang dirasa. Dia menengok belakang, mendapati tatapan tidak mengenakan mereka dan tawa sinis dari temannya itu.
Rupiah lapar dan lelah. Dia berjalan pulang ke rumah di tengah malam. Tidak ada yang diharapkan selain kasih sayang bapaknya. Tapi tidak ada kasih sayang malam itu. Hanya tamparan keras yang menghantam pipi kecil itu. Orang tua itu marah hanya karena Rupiah tidak pulang tepat waktu. Anak itu menangis 5 menit dan kemudian tertidur di kamarnya. Dia terlalu lemas dan lapar untuk mengeluarkan tangisannya.
Semua kejadian hari itu membuat Rupiah sadar akan kekurangannya. Kenapa orang-orang (Bapak Rupiah juga masuk dalam hal ini) membencinya. Sebuah nalar sederhana jika dikatakan manusia lebih suka bunga daripada kotoran hewan. Mulai saat itu ia harus merawat tubuhnya. Berusaha agar minimal di mata orang, dia bisa menjadi Bunga yang indah.
Tapi.
Ini adalah keputusan yang buruk.
Sangat buruk.
Rupiah keliru dalam satu hal mendasar. Harusnya dia mengubah pola berpikirnya, dengan menambah ilmu dan wawasannya, serta kemampuan bersosialnya, bukan sekadar memoles muka dan tubuhnya.
....
Wanita kecil itu kini beranjak dewasa. Ia tidak mau lagi memakai pakaian anak kecil. Ia juga mencoba bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga (babu) di rumah seorang pasangan kakek nenek untuk memenuhi kebutuhannya dan Bapak biologisnya. Gajinya kecil, tapi menurutnya hal ini akan menurunkan beban bapaknya. Rupiah saat itu tidak lagi menuntut pendidikan, ia menuntut pundi-pundi Rupiah.
Lambat laun Rupiah merasa betah dan nyaman di rumah pasangan kakek dan nenek itu. Mereka baik. Mereka tidak memperlakukan Rupiah seperti kebanyakan orang. Selain itu alasan lain mengapa Rupiah bekerja adalah beberapa hari yang lalu bapaknya terus-menerus mengeluh soal uang kepada Rupiah dan setiap itu terjadi gadis berusia anak SMP itu menjadi 'samsak tinju' bapaknya yang sedang mabuk.
Namun hingga saat Rupiah mendapatkan uang, Bapak dan anak itu juga sering terlibat adu mulut. Rupiah melarang lelaki itu membeli minuman keras dengan uang yang didapat Rupiah, karena uang itu untuk makan. Rupiah selalu kena pukul.
Bekas pukulan samar-samar terlihat pada area tangan, perut dan wajah Rupiah. Tapi Rupiah menutupi beberapa luka itu semampunya. Sesekali saat pasangan kakek nenek yang menjadi majikan Rupiah itu mengetahuinya, Mereka akan merawat lukanya. Rupiah selalu berbohong jika ditanya penyebab lukanya dan mereka berdua (kakek nenek) selalu meng-iya-kan apa pun alasan Rupiah.
Tapi apakah kau bisa membohongi orang yang telah puluhan tahun hidup lebih lama darimu? Tidak.
....
Beranjak usia SMA, Rupiah juga mengalami masa pubertas. Namun, alih-alih otaknya ikut berkembang, yang berkembang hanya badannya saja. Otaknya masih seperti otak anak sekolah dasar.
Pengaruh nutrisi dan lingkungan. Selama beberapa tahun ini, ia hanya berkomunikasi dengan dua manusia yang sudah lanjut usia, dan seorang pemabuk berat. Ini adalah faktor terbesarnya.
Rupiah sadar betul. Setiap ia tidur di kamar di gubuk reyotnya, bapak nafsu-an itu selalu mengendap-endap ke kamarnya, melakukan ini dan itu sejak dirinya berumur 9 tahun. Tapi otak dangkalnya hingga saat itu menganggap jika yang dilakukan bapaknya adalah bentuk kasih sayang. Itu berlangsung hingga 8 tahun lamanya. Alhasil tidak ada pemuda ataupun lelaki tua yang mau mempersunting orang gila sepertinya.
Suatu hari, saat umur rupiah genap 17 tahun postur tubuh rupiah seakan-akan tampak dewasa seutuhnya. Entah mengapa tapi semua makanan yang dimakan seakan-akan semuanya masuk ke dadanya.
Tubuh gadis itu seperti model sampul 'Playboy', tapi otaknya masih tetap bodoh. Apalagi dengan pakaian 'kekecilan' yang dikenakan Rupiah membuat siapa pun yang berjalan atau melintas di sekitarnya pasti menoleh kearahnya. Bahkan karena hal ini pula beberapa orang rela memutar jalan untuk sampai di tujuannya hanya demi melihat gumpalan lemak dan daging di posterior tubuh gadis itu.
Roda kehidupan terus berjalan. Tidak selamanya Rupiah bisa menghasilkan Rupiah. Kedua pasangan kakek nenek yang selama ini menjadi ladang uang bagi Rupiah meninggal. Mereka berdua mati hampir di waktu bersamaan karena umur. Proses penguburan dilakukan oleh warga sekitar tanpa sanak dan handai tolan. Tidak ada yang tahu dimana dan kemana anak-anak kakek nenek itu.
Rupiah dan bapaknya sangat terpukul atas hal ini. Perasaan mereka sama tapi dengan alasan yang berbeda. Rupiah telah kehilangan orang yang dianggap telah seperti kakek dan nenek rupiah sendiri, sedangkan bapaknya kehilangan sumber uang. Kini mereka berdua ada dalam situasi yang genting. Pasalnya tidak ada yang mau menerima Rupiah sebagai ART lagi.
Alasan itulah yang membuat selama beberapa hari ini gubuk reyot itu ramai laki-laki hidung belang saat malam hari. Sama seperti nasib ibunya dulu, Rupiah menjadi PSK. Semua orang yang datang akan dilayani dengan tarif yang sangat murah. Dengan 'open BO' Rupiah berhasil mendapat uang.
Gubuk reyot itu diperbaiki dan Mereka bisa membeli perabotan baru rumah tangga dalam sekejap. Walaupun begitu kedua manusia itu (Rupiah dan bapak) tidak mempunyai pikiran untuk membuat usaha sendiri, semua uang habis untuk membeli barang-barang baru dan alkohol. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Satu minggu setelah itu warga desa memergoki dan membubarkan tempat itu.
Sudah terlampau banyak lelaki yang melakukannya dengan rupiah. Bapak biologis rupiah juga seorang laki-laki. Tampaknya dia sedari awal tidak mengetahui jika Rupiah adalah anak kandungnya, jadi Dia juga melakukan itu dengan Rupiah. Bahkan sebelum para lelaki dipersilakan untuk menyentuhnya.
Hamil? tidak pernah. Bapak Rupiah menggunakan alat kontrasepsi dan selalu melihat tanggal aman dan bahaya setiap melakukannya secara 'bareback'. Namun hal itu tidak lagi dilakukan saat melihat banyak lelaki dipersilakan melakukannya. Dia menjadi tidak peduli. Hasilnya terlihat beberapa minggu kemudian. Rupiah muntah-muntah dan merasakan mual. Rupiah hamil.
Rupiah yang menjadi ibu, perutnya mulai membesar menyamai ukuran dadanya. Kini ia selalu berpakaian tertutup. Jubah besar, kaos oversize menjadi pakaian sehari-harinya saat berasa di luar. Mencuri? tidak, bapak bangsat itu hanya meminjam tanpa permisi dari rumah orang lain.
Creation is hard, cheer me up!
........
Skaninavia: https://id.wikipedia.org/wiki/Skandinavia
naik pitam: marah
pesing: bau air kencing (KBBI)
om-om: merujuk pada laki-laki duda; bisa juga diartikan laki-laki berumur tua yang belum menikah
bareback: https://en.wikipedia.org/wiki/Bareback_(sexual_act)