webnovel

My Slave, My Servant, My Daughter

kisah tentang Pak Sumi, seorang intel kepolisian yang berhasil membuka kedok rumah Bordil dan menemukan hal yang lebih buruk daripada PSK (Pekerja Seks Komersial) yaitu menemukan seseorang yang akan merubah hidupnya untuk selamanya. kisah tentang keluarga, masa lalu, dan ambisi seorang anak. Kisah tentang suatu keluarga kecil yang berperan besar dalam beberapa kasus skala nasional, masa lalu yang penuh dengan intrik, persahabatan, juga kengerian dan kekejian, serta ambisi seorang anak untuk mendapatkan kepercayaan, cinta dan kasih sayang... ah dan juga tubuh. Cerita akan berkutat pada Marie dan Pak Sumi, lalu orang-orang yang terdekat seperti Bu Rati (Istri Pak Sumi), Tiga anggota daun Semanggi (Clover), dan tokoh antagonis. Apakah Marie bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? berakhir bahagia atau tidak, itu semua pilihan anda, pembaca. *Penulis sangat tidak menyarankan untuk dibaca oleh anak-anak tanpa pengawasan Orang tua. Isi konten dan konflik cerita sangat mungkin TIDAK SESUAI untuk anak-anak (atau mungkin sebagian remaja baru). dimohon kedewasaan pembaca. **pict source: https://www.trekearth.com/gallery/Africa/photo1403560.htm

Cloud_Rain_0396 · Horror
Not enough ratings
102 Chs

Masa Lalu: Antara Kasih Sayang, Nafsu, dan Cuan

ketiga anak itu masih terus bersama di setiap kesempatan. Itulah mengapa banyak orang yang menyebutnya semanggi berdaun tiga. Jika ada satu saja anak yang tidak ada, maka orang yang melihat akan menanyakan dimana yang satunya. Meski masyarakat setempat tidak mengetahui nama mereka, karena ketiga anak itu terlihat terus bersama, maka kehilangan satu daun menjadi tampak.

...

Mbak Rupiah, begitu tetangga setempat mengenalnya. Seorang gadis berperawakan biasa seperti gadis desa pada umumnya. Nasib sial menimpa gadis itu. Ini adalah kisah masa lalu. Keluarganya hancur. Bapak dan ibunya bercerai karena impitan ekonomi. Bapak berengsek itu adalah seorang pengangguran dan pemabuk berat. Awal pernikahan mereka pun dikarenakan terlanjur berhubungan diluar nikah, maka nenek dan kakek Rupiah tidak mempunyai pilihan lain selain menikahkan mereka berdua. Itu adalah ide yang buruk. Satu tahun setelah rupiah lahir, mereka berpisah. Rupiah kecil ikut bersama ibunya pergi ke daerah yang termasuk administrasi Kecamatan Sekar dari Kecamatan Ngambon, tempat asalnya.

Setelah itu Ibu Rupiah menemukan tambatan hati yang baru. Seorang suami yang berprofesi sebagai muncikari. Selama tiga tahun mereka berdua berhasil bertahan hidup dengan memakan uang haram hasil menjajakan tubuh. Seorang suami yang harusnya memberikan dukungan finansial dan melindungi keluarga kecilnya malah menjual tubuh istri-istrinya sendiri. Istri-istri? Lelaki itu mempunyai banyak sekali orang yang disebut sebagai istri. dia kawin siri dengan semuanya lalu 'menjual' mereka semua. Ibu Rupiah masuk ke dalam bisnis haram ini.

Berkali-kali suami kedua Ibu Rupiah itu meminta izin kepada Ibu Rupiah untuk membiarkannya menjual juga tubuh anaknya yang baru berumur 3 tahun itu. Tapi ibunya menolak.

"Biarkan aku saja yang ternoda, jangan anakku, jangan." Katanya.

Meski begitu, suami bangsat ini tetap saja bersikukuh untuk menjajakan anak tirinya sendiri yang masih bayi. Berbagai cara telah dia lakukan, mulai dari mengolok-olok, memarahi, menghardik, sampai melakukan tindakan kekerasan fisik, tapi semua tetap nihil. Alhasil sebagai respons atas tindakan penolakan istrinya, sang suami akhirnya melakukan tindakan pencabulan terhadap anak tirinya itu (Rupiah) didepan mata Ibu Rupiah. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada Ibu Rupiah bahwa dia tidak akan bisa menolak apa yang menjadi kehendak suaminya.

Ibu Rupiah sangat terpukul atas kelakuan suami barunya itu. tidak cukup dia memadunya dengan banyak sekali wanita - semua istri orang itu dipekerjakan menjadi PSK (pekerja seks komersial) - dia juga merenggut masa depan anak kecil yang sangat dia cinta. atas kelakuannya, sang ibu memutuskan untuk pergi. Tapi tidak semudah itu.

Bisnis yang dilakukan orang itu adalah bisnis haram. Dia tidak ingin semua orang yang mengetahui hal tersebut untuk pergi. Tapi wanita itu tidak terlampau bodoh. Saat dia selesai melayani nafsu binatang suaminya dengan para istri-istri lain, laki-laki itu kelelahan dan kemudian tertidur. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu adalah kesempatan baginya untuk kabur. Berlari. Ia berlari. Sembari menggendong buah hatinya, ia berlari. Dari kecamatan sekar, dia memutuskan untuk menuju ke Kecamatan Ngambon kembali ke kampung halaman. Dia berlari sendirian di tengah gelapnya hutan tanpa sehelai kain melekat di badannya (segera setelah berhubungan dia cepat-cepat lari menuju kesana).

"Tidak akan ada yang melihatku disini, di dalam hutan pada malam hari... dengan rintik hujan." Begitu pikirnya.

Perempuan malang itu berlari di tengah hutan bersama anak semata wayangnya di tengah terpaan hujan gerimis sejauh 10 kilometer. Dia beberapa kali terjatuh dan tanpa sengaja membenturkan kepala anaknya ke tanah. Dia sangat tergesa-gesa ingin segera menemui orang tuanya dan menitipkan anaknya kesana. meskipun mereka berdua (kakek nenek Rupiah) miskin, namun ibu Rupiah yakin anaknya bisa aman disana.

Wanita itu berhasil. dengan sisa-sisa tenaganya yang tersisa, ia kini berada di depan rumah orang tuanya. tentu sepi, siapa juga yang masih terjaga di jam setengah 3 malam. Tanpa pikir panjang ia menggedor-gedor pintu orang tuanya itu. Tampak kosong. Puas ia didepan pintu, ia menuju ke samping rumah untuk meneduh karena tiba-tiba hujan menjadi lebih lebat.

Terbesit di hatinya untuk menitipkan bayi itu ke rumah bapak biologis sang bayi, tapi dengan perangainya yang seperti itu dia ragu untuk menyerahkannya. Ia lalu duduk beralaskan tanah dan berteduh di bawah genting. Hembusan angin malam disertai air hujan membuat hawa dingin berdansa hebat. Kemudian kedinginan itu melanda kedua orang itu. Pakaian anak itu basah. Alih-alih mengambil daun pisang untuk menutupi tubuh bugilnya, ia malah melepas baju anaknya untuk diganti dengan daun pisang itu. Anak kecil itu masih tertidur pulas karena pengaruh obat bius yang kuat yang diberikan suami muncikarinya.

Baru lima menit ia duduk, ia teringat sesuatu. Dia sekarang menjadi gusar. BURUNG (bukan makna secara harfiah) SUNANDAR TIDAK AKAN MEMBIARKAN SEORANG CACING KABUR DARI CENGKERAMANNYA. Cepat-cepat ia menggedor sekali lagi pintu rumah tersebut, tapi tetap tidak ada jawaban. Baru setelah itu ia menyadari ada bendera warna kuning tertancap di depan rumah dan dua keranda mayat berada di pekarangan belakang rumah, hal ini menandakan kedua kakek nenek Rupiah kemungkinan telah meninggal. Tidak ada pilihan lain baginya selain membiarkan bapak Rupiah menggendong anaknya. Kemudian ia pergi dari rumah orang tuanya ke rumah (gubuk) bapak biologis rupiah.

Di tengah jalan, wanita bugil itu melihat ada kumpulan anak muda dan bapak-bapak yang sedang ronda. Ia merasa beruntung. Tapi kenyataannya, adalah ide buruk untuk berjalan kearah mereka. ia sekarang harus kejar-kejaran dengan para warga yang sedang ronda malam.

"KUNTILANAK!!" Kata salah seorang warga yang melihat.

Bisa dibilang orang-orang disini masih percaya hal-hal mistik. Tapi beberapa dari mereka mencoba untuk menghilangkan stigma di pikiran mereka. Stigma yang dimaksud adalah stigma takut dengan hal-hal mistik. Oleh karena itu, mereka berpikir untuk mengejar 'setan' yang mereka temui. (meskipun percaya jika apa yang dilihat sebagai makhluk halus merupakan bukti atas kepercayaan mereka terhadap hal-hal mistis).

Mereka bermain polisi-polisian. Bu Rupiah selalu kalah dan menjadi 'pencuri' dan para warga yang ronda malam menjadi polisi. Di tengah kekacauan itu, wanita itu berhasil mencapai gubuk milik mantan suaminya dulu. Tanpa pikir panjang ia langsung melemparkan anaknya ke jendela yang terbuka dari luar. Kondisi yang gelap gulita hampir tidak memungkinkan bagi para warga untuk melihat kejadian itu. Akhirnya kejar-kejaran selesai. Wanita itu kalah, para warga juga kalah. Tidak ada yang menang. Para warga kalah karena mereka lari menuju ke rumah Pak RT, dan wanita itu kalah karena dia terperosok (dengan sengaja) ke sungai yang arusnya deras lantaran guyuran hujan. Mayat wanita malang itu tidak pernah ditemukan sampai saat ini.

...

Pagi hari setelah itu, seorang pengangguran (bapak biologis rupiah) kaget karena mendapati ada bayi berumur 4 tahun berbalut daun pisang ada di sampingnya. Anak itu masih tertidur, dia tidak bisa meninggalkan seorang bayi sendiri di rumah, meskipun bayi itu bukan anaknya (menurutnya). Tidak ada pilihan lain baginya selain membawa bersamanya ke prosesi pemakaman orang tua mantan istrinya, orang itu diwajibkan hadir oleh para penduduk sekitar mengingat tidak ada sanak saudara handai tolan dari kedua kakek nenek itu.

Penduduk sekitar yang melihatnya membawa seorang bayi, merasa kaget. Rumor-rumor aneh pun bermunculan seketika. Namun situasi terkendali kembali berkat kesigapan Pak RT dan Ustaz setempat. Oleh bapak biologis Rupiah, ia namakan anak itu Rupiah, terinspirasi dari benda yang sangat ia inginkan yaitu uang.

Sejak hal itu, semuanya berubah. Kini pengangguran itu 'dirangkul' oleh warga sekitar. Sesekali ia diberi pekerjaan untuk menyambung hidup pribadi dan anaknya. Banyak diantara mereka yang menginginkan Rupiah untuk diangkat menjadi anak, bahkan sampai lembaga sosial, yayasan dan panti asuhan juga melayangkan permintaan itu. Rupiah dari kecil sudah memiliki wajah yang rupawan, banyak orang yang ingin memilikinya. Tapi bapak satu anak ini menolak.

Bapak biologis Rupiah menjelaskan penolakannya dengan alasan ia sayang kepada anak tersebut. Padahal yang sebenarnya bukan itu alasannya. Alasannya bukan semurni itu, atau setulus itu. Lelaki itu hanya berpikir jika dia akan kehilangan belas kasihan warga jika ia menyerahkan anaknya kepada orang atau lembaga lain. 'Dia hanya ingin Rupiah, bukan Rupiah.'

"Aku tidak tahu Rupiah itu siapa, sepertinya aku mempunyai hubungan dengan anak ini, atau mungkin saja ini anak kandungku dari pernikahanku yang lalu. Jujur, aku sendiri tidak tahu anak ini anak siapa, dia tiba-tiba saja secara ajaib berada di pelukanku saat ku tertidur. Aku terlanjur mencintai anak ini."

Mendengar alasan itu mereka semua menyerah untuk membuat Rupiah menjadi anaknya. Orang itu mencintai anak kecil itu. benar-benar mencintainya, dengan sepenuh jiwa, raga, ... dan nafsu.

Glosarium:

Cuan: Untung. (Penulis)

Muncikari: induk semang bagi perempuan lacur; germo; jaruman; alku. (KBBI)

Bangsat: umpatan; seseorang yang berperangai buruk, atas perangai itu tidak disukai orang banyak. (Penulis)

Haram: terlarang oleh undang-undang; tidak sah; (KBBI)

Bugil: tidak berpakaian sedikit pun; telanjang bulat: (KBBI)

Ronda: berjalan berkeliling untuk menjaga keamanan; (KBBI)

polisi-polisi-an: sebuah permaian anak kecil, ada yang berperan sebagai pencuri dan polisi. setelah ditangkap biasanya akan berganti peran. (Penulis)

Cloud_Rain_0396creators' thoughts