webnovel

My Slave, My Servant, My Daughter

kisah tentang Pak Sumi, seorang intel kepolisian yang berhasil membuka kedok rumah Bordil dan menemukan hal yang lebih buruk daripada PSK (Pekerja Seks Komersial) yaitu menemukan seseorang yang akan merubah hidupnya untuk selamanya. kisah tentang keluarga, masa lalu, dan ambisi seorang anak. Kisah tentang suatu keluarga kecil yang berperan besar dalam beberapa kasus skala nasional, masa lalu yang penuh dengan intrik, persahabatan, juga kengerian dan kekejian, serta ambisi seorang anak untuk mendapatkan kepercayaan, cinta dan kasih sayang... ah dan juga tubuh. Cerita akan berkutat pada Marie dan Pak Sumi, lalu orang-orang yang terdekat seperti Bu Rati (Istri Pak Sumi), Tiga anggota daun Semanggi (Clover), dan tokoh antagonis. Apakah Marie bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? berakhir bahagia atau tidak, itu semua pilihan anda, pembaca. *Penulis sangat tidak menyarankan untuk dibaca oleh anak-anak tanpa pengawasan Orang tua. Isi konten dan konflik cerita sangat mungkin TIDAK SESUAI untuk anak-anak (atau mungkin sebagian remaja baru). dimohon kedewasaan pembaca. **pict source: https://www.trekearth.com/gallery/Africa/photo1403560.htm

Cloud_Rain_0396 · Horror
Not enough ratings
102 Chs

Marie, Miya, Sialan

Dua tahun sudah Marie berada di tempat pemasungannya yang baru. Sebuah tempat yang bau, kotor, dan remang-remang. Hanya ada satu lampu 5 watt yang menyala. Di tempat ini Marie memiliki pengalaman baru yaitu memakan makanan selain ASI. Agak menggelikan menyebut ASI sebagai makanan pokok anak usia sekolah dasar, tapi memang ASI yang dimakan Marie sehari-hari saat Dia berada di Rumah Pak Awan.

Banyak diantara anak-anak itu yang masuk, dibarengi dengan anak yang keluar. Setiap hari jumlah anak yang ada di ruangan itu hampir tidak berubah. Hanya tiga anak yang tidak berubah selama dua tahun semenjak Marie berada di sini. Ketiga anak itu adalah Marie, Miya dan Sialan. Sunandar sengaja menyimpan ketiga anak itu. Tentu Sunandar melakukannya bukan tanpa alasan. Sunandar menganggap mereka istimewa, Dia ingin menyimpan mereka lebih lama bersamanya.

Sialan.

Seorang Bayi 'bule' yang dipungut dari tempat sampah dipinggir kota yang berada di atas pulau Dewata. Saat ditemukan, Bayi itu masih berlumuran darah, dan menangis sekeras yang ia bisa (yang menjadi tanda jika Dia adalah bayi yang sehat). Sunandar lalu memungut bayi itu, di tempat sampah di Krisna (1). Sunandar waktu itu sedang mencari inspirasi untuk memperluas toko pakaiannya. Dia melihat bagaimana tata letak yang ada pada toko itu. oleh Sunandar, Sialan langsung dibawa ke rumah sakit dekat Krisna. Saat sampai di sana, Sunandar mengaku jika dia wali bayi itu. Sunandar berhasil lolos dari pemeriksaan identitas dengan segepok uang.

Sialan tumbuh dalam lingkungan yang buruk. Semenjak dibawa oleh Sunandar, Sialan selalu dibawa ke tempat perjudian di pinggir kota Surabaya. Jika tidak kesana, Sialan dibawa ke toko pakaian Sunandar yang merupakan tempat pelacuran pada malam hari. Sunandar pergi ke rumah, Sialan ditinggalkan di toko itu, dititipkan ke salah satu pegawai (baca: Pelacur). Dia tidak mau repot mengurus bayi 1 tahun itu. Begitu pun para pelacur mereka juga tidak mau ambil pusing memikirkan bayi itu.

Insting imprinting anak kecil yang masih polos memaksanya meniru perilaku orang yang ada di sekitarnya. kosakata buruk yang sering Ia dengar di setiap kesempatan, membuatnya fasih dalam mengucap kata-kata itu. Bayi itu setiap malam pasti ada di satu ranjang dengan wanita tuna susila yang sedang bekerja.

Sialan. Sebuah umpatan sehari-hari yang biasa dipakai oleh para pelanggan ataupun pelacur sudah tertanam di dalam otak bayi itu. Alhasil, bayi itu fasih berbicara sialan. Beberapa pelacur itu memanggil anak itu dengan sebutan 'sialan' karena nasib sial dirinya bisa dititipkan seorang anak bos-nya. Sampai saat ini Sialan menjadi nama bayi itu. Sialan menjadi anak pertama yang ada dalam genggaman tangan Sunandar.

Miya.

Tidak seperti anak lain yang diculik atau dipungut dari jalanan, Miya secara suka rela diserahkan langsung oleh ibu kandungnya sendiri. Anak umur 10 tahun itu adalah anak yang terlahir dari hubungan gelap antara ibu kandungnya dan kekasih simpanannya. Selama 10 tahun ibunya sanggup memberikan keterangan palsu kepada suaminya. Namun, sepandai-pandai orang berkilah, pasti akan terbongkar. Ayah Miya tidak percaya itu adalah anaknya, lantaran warna kulit Miya. Miya berkulit putih bersih, sementara suami istri itu berkulit cokelat matang.

Masalah pun terjadi. Pada tahun ke-10 usia Miya, Ayah Miya, seorang yang berprofesi sebagai pemulung, dengan amarah tersulut akhirnya datang ke Rumah sakit untuk menanyakan hasil tes DNA yang telah diajukan 10 tahun lalu (saat Miya lahir) yang sempat tidak bisa diambil lantaran biaya yang cukup besar (bagi orang itu). Akhirnya 10 juta rupiah Ia serahkan kepada pihak rumah sakit dan dia mendapat hasil tes DNA-nya.

Melihat hasilnya, Bapak tua itu terburu-buru kembali ke rumahnya dan bersiap melabrak istrinya. Dia membanting pintu rumah dan melihat istrinya menangis tersedu-sedu. sambil membawa dua lembar kertas hasil tes DNA yang dilekatkan dengan staples, orang itu bertanya apa alasan dibalik air mata istrinya itu. Istrinya menjawab bahwa Miya diculik oleh orang berjas hitam dan begitu saja dimasukkan ke dalam mobil bermerek Mitsubishi Outlander PHEV. Suaminya bertanya mengapa Dia tidak berusaha menyelamatkan buah hatinya itu. Istrinya berdalih jika ia saat itu sedang berada di belakang rumah untuk mencari belalang untuk lauk makan malam.

"Aku hanya melihat dari jauh tiba-tiba mobil besar itu berhenti di depan rumah dan membawa anak kita begitu saja." kata istrinya.

Lalu Ayah satu anak itu tersungkur, menutup matanya menahan isak sesak di dadanya dan menjatuhkan hasil tes DNA yang menyebutkan positif. Dari tes DNA diketahui jika Miya benar-benar anak pemulung itu. Tadinya orang itu tergesa-gesa kembali pulang dan ingin melabrak istrinya dengan pelukan dan permintaan maaf. Atas hal itu, Semua rasa kesalnya ke istrinya sirna.

Istrinya Berhasil. Sandiwara seorang wanita selalu berhasil menipu seorang pria, bahkan jika pria itu adalah manusia pertama di bumi, Adam. Istrinya dengan sengaja menyogok kenalannya di rumah sakit untuk mengganti hasil Tes DNA-nya. Lalu bagaimana dengan kebohongannya atas Miya yang dibawa oleh Sebuah mobil? itu tidak bohong. Pertemuannya dengan Sunandar beberapa bulan yang lalu membuat beberapa kesepakatan. ibu Miya menukar Miya dengan segepok uang. Uang itu untuk menyogok kenalan di rumah sakit (kekasih simpanan) dan menunjang kehidupannya bersama suami pemulungnya. Namun, Sunandar diharuskan menjemput Miya saat dia berada di rumah dengan menggunakan Mobil.

Pria pemulung itu masih memiliki keraguan kepada istrinya. Lalu Dia pergi keluar, bermaksud mengunjungi tetangga untuk mengecek kebenaran berita itu. Tidak sampai di rumah tetangga, pemulung itu dikejutkan dengan kedatangan ibu-ibu ke rumahnya. Dia mengatakan hal yang sama persis seperti yang dikatakan oleh istrinya. Akhirnya pemulung itu percaya.

Ibu Miya berhasil menyingkirkan Miya tanpa merusak rumah tangganya.

Marie.

Seorang anak yang seharusnya sudah mati saat pertama kali dilahirkan, tapi bisa bertahan hingga masuk ke usia ke-12. Bagi Marie kedatangannya ke Sunandar seperti 'lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya'. Setiap inci tubuhnya merasakan sakit yang teramat sangat. Sambungan kantong darah ke tangannya dibuat secara serampangan dan tanpa anestesi. Sambungan itu untuk mengganti darah yang merembes keluar. Setiap satu bulan sekali kantong darah itu habis dan harus diganti dengan yang baru. Sunandar tak mau tahu tentang bagaimana menghentikan darah yang keluar, Sunandar mengganti darah yang keluar dengan darah yang ada di kantong darah. Marie beruntung karena dia memiliki golongan darah AB yang bisa menerima semua golongan darah.

Acap kali Marie banyak bergerak, lukanya akan terbuka lagi.

Kepulan anak yang ada disana memakan makanan sisa nasi kotak yang dimakan oleh para pekerja untuk makan siang dan makan malam. Selain itu mereka juga memakan sisa makan malam para pekerja itu. Intinya, semua anak yang ada di sini menjadi tempat sampah untuk membuang makanan sisa.

Hari ini tepat tahun kedua Marie berada disana. Miya yang terus menghitung jumlah hari dengan goresan darahnya sendiri, mulai merasakan dampaknya. Miya terlihat pucat. Tentu Sunandar tahu hal itu, dengan melihat kamera pengawas. Dia mengetahui ada yang aneh dengan Miya. Oleh karena itu, kemudian Sunandar memutuskan untuk membawanya keluar sebelum anak itu mati. Sunandar tidak mau ada lagi anak yang menerima transfusi darah karena hal itu merupakan tambahan biaya baginya.

(1) Pusat oleh-oleh yang ada di Bali.

Cloud_Rain_0396creators' thoughts