"My Rose, kau marah?" Pertanyaan dari Alaric yang terus memburunya sejak tadi berhasil membuat Rosea merasa jengah. Bahkan, Darren juga memburunya melalui pesan. Pria yang kini tengah berada di kantornya, mengurus kekacauan yang Ashana buat, terus saja mengirimkan pesan dengan pertanyaan yang sama seperti yang Alaric lontarkan.
"Aku tidak marah. Lagipula, kalian sendiri yang seperti itu. Menganggap ucapanku dengan serius. Kalian tahu 'kan bahwa jika aku mabuk, semua yang kukatakan itu berbohong?" Ucap Rosea. Dia menghentikan langkahnya, membalik tubuhnya menatap Alaric dengan kedua mata yang terlihat lelah.
"Maafkan kami, My Rose... aku tidak berpikir sejauh itu." Alaric menggenggam erat tangan Rosea, mengecup tangannya dengan lembut kemudian tersenyum. Hal utu tentunya membuat Rosea tak lagi marah. Lagipula dia tidak serius dan hanya ingin mengerjai kedua pria itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com