webnovel

My Idiot Mom

Bagaimana perasaanmu saat kau tumbuh besar dan lahir dari seseorang yang kurang sempurna? akankah kau membencinya atau mungkin kau ingin melindunginya? dan tanpa kamu sadari , di setiap keadaan selalu ada cerita dibaliknya.

pearlx_sky · Teen
Not enough ratings
9 Chs

TIGA

Aku berjalan ke arah gerbang dengan lemas. Pelajaran hari ini sungguh sangat menyiksa. Setiap guru selalu mengocehkan sesuatu yang di buku sudah ada. Sungguh menyebalkan, kalau seperti itu lebih baik aku tak usah sekolah, cukup membaca buku saja, buang-buang waktu berhargaku saja.

Ku lihat diseberang, warung Bu As sudah penuh orang mengantri membeli makanan maupun sekedar camilan. Aku menatap keramaian itu dari jauh, sungguh anak-anak yang beruntung, bisa membeli apapun yang mereka mau, tanpa khawatir kekurangan uang. Aku hanya menghela nafas, tak sekali dua kali dalam sehari ku ingin mengubah hidupku yang menyesakan ini. Aku menunggu hingga kendaraan sepi agar bisa menyebrang dan menjemput ibu agar aku tak terlambat pergi bekerja.

Brrrm..brrrm..

Suara motor urakan yang katanya mahal ada di depanku. Aku mulai terbatuk-batuk karena asap yang berasal dar knalpot motor itu masuk kedalam indra penciumanku.

"Wooi biasa aja dong. Asap knalpot lo ke muka gue." teriak ku tak suka. Dia hanya menoleh sebentar dan mengegas motornya kencang. Sialan, anak siapa sih dia . pasti sama emaknya cuman dikasih uang mulu tapi gak di kasih ilmu sopan santun dan otak. Sungguh sial, Aku menyebrang sambil mengulurkan tangan kesamping untuk menyetop kendaraan.

Deg...

Aku berhenti mendadak. Jantungku rasanya berhenti ikut berdetak sesat. Ibu ku.tidak ada. Biasanya setiap aku pulang dia selalu berteriak-teriak maupun menloncat-loncat menungguku menyebrang. Aku berlari sambil membela kerumunan orang yang sudah kelaparan itu siapa tahu ibu ku ada di di dalamnya.

Jantung ku semakin berdetak cepat. Ibu ku tidak ada. Aku menarik nafas Panjang, berusaha untuk tidak panik. Bisa saja ibuku di dalam warung.

"Bu As. Ibu ku dimana?" tanyaku sambil setengah berteriak karena ramainya warung itu.

"Ibu kamu kan duduk disitu... Loh kok gak ada." Bu As langsung kaget seperti ku. Sepertinya ia tak menyadari kepergian ibuku. Tanpa membuang waktu lagi aku pun langsung berlari kesekitar.

"Ibuk...ibuk.." panggilku di pinggir jalan. Aku tak peduliku orang lain menganggapku gila atau apa yang terpenting ibuku ketemu.pikiranku mulai kalut, panik, takut bersatu menguasai perasaanku. Mataku mencarinya ke sekitar sekolah dan warung tapi tak ada. Tak ku dapati wanita setengah bawa yang memakai baju coklat itu.

"Ibuuuukk." panggil ku lagi.

Ibu ku tak pernah seperti ini. Dia tak pernah beranjak dari kursi di samping warung Bu As. Dia selalu diam disitu menunggu ku sampai pulang sekolah. Selama dua tahun ini dia tak pernah sekali pun berjalan-jalan sendiri. Aku takut.. Aku khawatir. Bagaimana kalau dia tersesat. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengannya. Dia takt ahu jalan pulang,berbicara saja dia tak lancar.

Terlebih lagi wajahnya cantik dan bersih pasti orang lain akan mengiranya dia wanita yang normal. Aku takut kalau ada orang jahat dan membawanya pergi. Ibu ku pasti ketakutan dan tidak bisa berteriak minta tolong. Aku harus bagaimana. Setetes air mataku pun jatuh. Aku tak mau kehilangan ibu ku. Bagaimana pun keadaannya dia lah ibuku. Wanita yang melahirkan ku.

Kalau terjadi sesuatu yang buruk pada ibuku aku tak akan memaafkan diriku sendiri. Aku berjalan dia atas trotoar jalan. Apa mungkin ibuku berjalan sejauh ini? Ibu kau dimana, Tuhan tolong hapus doa-doaku yang dulu ingin ibuku hilang dari hidupku, Tuhan tolong kembalikan ibuku. Aku menyesal telah memintaMu mencabut nyawanya. Aku khilaf Tuhan.

Sepuluh menit aku berjalan dan langkahku terhenti. Ku lihat seseorang yang sepertinya aku kenal.

"Ibuuuukk... Hiks.. Hiks.." aku berlari kencang dan langsung memeluk wanita yang sedang jongkok sambil mengemut ice cream yang sedang mencair itu.

"Ibu kenapa disini? Aku kan sudah bilang duduk di warung kenapa jalan sejauh ini."ucapku sambil menangis sesegukan.

"Jadi ini nyokap lo?" ucap seorang cowok. Aku mengangkat kepalaku dan melihat ke atas. Seorang cowok yang berseragam sama dengan sekolahku dan memakai jaket jeans dan melepas helmnya.

"Ya. Kenapa?" jawabku sambil membantu ibuku berdiri.

"Lain kali. Beliin kalung jadi kalau hilang yang nemu gampang tinggal ngehubungin lo." Jawabnya dengan nada mengejek.

"Sialan lo pikir ibuk gue anjing hah?" aku emosi dan mendorong bahunya pelan.

"Gue gak ngomong gitu. Lo sendiri yang ngomong." Ia tertawa mengejek, dan langsung memakai kembali helmnya. Dia berjalan naik motornya dan pergi bergitu saja. Arrrght... Rasanya pengen banget aku tonjok muka cowok itu. Siapa sih dia songong banget. Tersadar matahari semakin terik. Aku pun mengajak ibuku pulang.

"Yuukk.. Buk.. Pulang." Aku menggandengnya lagi. Meskipun tangannya lengket terkena ice cream aku tak peduli yang penting dia tidak hilang lagi. Terima kasih tuhan sudah mempertemukanku dengan ibuku.

Tbc