Jangan lupa menyelesaikan laporan keuangan bulan ini,kamu harus meletakkannya dimeja saya sebelum pulang nanti..." terdengar suara khas yang begitu naya kenali,siapa lagi jika bukan Radhitya bahari ketua dari tim keuangan diperusahaan tempatnya bekerja.Naya melirik sekilas kearah jam dinding yang bertengger manis didinding ruangannnya,ia melengos pasrah saat jam sudah menunjukan waktu pulang.
"apa harus hari ini juga pak.." serunya seraya memohon pada pria yang kini sudah duduk dimeja kerjanya.Pria itu hanya tersenyum sekilas,lalu memasang wajah seriusnya,"ya,hari ini...saya tidak mau kamu mengulur waktu.."
"tapi ini sudah jam pulang pak,saya bisa ajukan laporannya besok..."
"tidak saya butuh hari ini juga,terserah kamu mau menyelesaikannya jam berapa.." Naya membuang nafas kesal,ia melirik kearah ponselnya yang tengah berdering.sesaat ia menoleh kearah ketua timnya itu,
"angkat saja,aku akan tunggu di pantry sembari kamu menyelesaikan laporan itu nannti.." serunya lantas berlalu meninggalkan meja naya.Radhitya bahari merupakan ketua tim yang begitu kompeten ia tidak suka mengulur waktu masalah pekerjaan,tapi anehnya dari beberapa orang di tim keuangan hanya naya yang selalu ia andalkan.Entah ada maksud apa,selalu naya yang menjadi sasaran jika ia butuh laporan apapun,padahal wanita itu terbilang masih sangat baru bekerja diperusahaan itu.Naya menggeser ikon hijau diponselnya untuk menerima panggilan masuk,
"ya kak.."
"kamu dimana..kakak sudah nunggu didepan,cepatlah keluar.."
"maaf kak,naya sepertinya harus lembur beberapa jam,ada laporan yang diminta oleh pak radit hari ini juga..."
"ya sudah ...hubungi kakak jika sudah selesai.."
Panggilan terputus,naya meletakkan ponselnya diatas meja dan melanjutkan menatap layar komputernya untuk segera menyelesaikan laporan yang diminta radhitya.Baru setahun ia bekerja diperusahaan itu,tapi ketuanya itu sungguh sangat mempercayai nya akan banyak hal,naya bekerja disitu juga atas campur tangan kakaknya yang tak lain saudara kembarnya.Kakaknya dulu bekerja sebagai ketua tim keuangan yang sekarang diduduki oleh radhitya,karena ia mendapatkan pekerjaan itu dari sahabatnya yang tak lain anak pemilik perusahaan ini.Tetapi begitu sahabatnya itu pulang dari menyelesaikan kuliahnya diluar negri ia memutuskan memimpin perusahaan ini sendiri dan mendapuk kakak kembar naya menjadi asisten pribadinya.Sehinggalah radhitya menggantikan posisinya dan naya mengisi kursi kosong radhitya setelah saudara kembarnya merekomendasikannya pada perusahaan,tidak melalui proses lama naya diterima dan menjadi anggota tim yang begitu dipercaya.
Jika saudara kembarnya yang bernama Adiraya Amran Zayn sudah beberapa tahun bekerja diperusahaan ini,tapi tidak dengan naya.Meski mereka seumuran Naya tertinggal jauh dari kakaknya itu,bukan sebab ia bodoh atau lamban..tetapi kondisi nya yang sempat down beberapa tahun menyebabkannya begitu banyak membuang waktu.Naya sendiri tidak pernah mengatakan jika asisten ceo perusahaan itu adalah kakak kembarnya,ia menyembunyikan fakta itu.Ia lebih senang mendapuk sang kakak sebagai kekasihnya sehingga ia tidak perlu mencari cari alasan untuk para pria yang mengincarnya.
"minum dulu nay.." suara radhitya memecahkan konsetrasinya,ia melirik secangkir cappuchino diatas meja kerjanya.Entah untuk alasan apa ketuanya ini begitu perhatian padanya.
"makasih pak radhit..." Naya memasang wajahnya dengan senyum yang amat indah membuat siapa saja yang memandang begitu terpanah.
"panggil aja radhit nay,kan uda beberapa kali gue bilang..kalo kita lagi berdua panggil nama aja,ketuaan kali dipanggil bapak,kita juga seumuran.."
Naya mengerjabkan matanya berulang kali,ia memasang tampang sinisnya.Ia tau jika ketua timnya ini begitu minat menarik perhatiannnya.
"Radhit...gue uda punya pacar loh.." Naya memperingati pria dihadapannya yang semakin menggeser duduknya agar lebih dekat dengan naya.
"bodo amat.Lagian pak Raya juga enggak bakalan tau kalau lu lagi berduaan sama gue.." radhit menatap lekat lekat wanita dihadapannya,entah mengapa ia begitu menyukai wanita yang jelas jelas sudah memperkenalkan asisten ceo perusahaannya sebagai kekasihnya itu.Wanita yang jelas jelas menolaknya tapi membuatnya tambah penasaran,ia sengaja menyuruh Naya lembur agar bisa berduaan dengan wanita itu.
Naya kembali menekuni komputernya setelah menyesap minuman yang dibawa radhit,lelaki itu kembali menatapnya.
"masih lama nay..."
"dikit lagi...kenapa tiba tiba meminta laporan keuangan,ini juga belum akhir bulan..."
"biasa.Bos memintanya tiba tiba..." radhit masih tidak bosan menatap wajah naya yang terlihat begitu fokus,namun ia seketika terkejut begitu naya memalingkan wajah kearahnya dan jarak wajah mereka begitu dekat.Radhit membuang pandangannya,jantungnya seakan mencelos dari tempatnya dengan sikap naya yang tiba tiba.
"btw...semenjak gue kerja disini kok gue belum pernah liat ceo perusahaan ini dhit.."itulah pertanyaan yang muncul saat wajah wanita itu begitu dekat.
"entahlah...gue juga enggak pernah tau tuh wajah ceo yang sekarang,dia baru setahun ini memegang perusahaan...tetapi selama itu tak seorang pun tau sosok dirinya,jika ada pertemuan kekasihmu Raya itu yang akan mewakilinya..." radhit melirik naya saat mengucap nama raya,Naya sendiri tersenyum aneh ,dalam hati ia tertawa ngakak mengingat jika yang mereka maksud kekasihnya itu adalah kakaknya sendiri yang tak lain saudara kembar...Untungnya sang kakak bewajah tampan sehingga ia tidak perlu malu mendapuknya sebagai kekasih.
"gue rasa sang ceo berwajah jelek atau sudah terlalu tua sehingga ia malu menunjukan dirinya.."
"kemungkinan..." radhit hanya menimpali ocehan naya,ia mengetuk ngetuk kubikel naya untuk menghilangkan rasa gerah karena berada berdua dengan wanita itu.Meski sikap naya terkesan acuh juga masa bodoh ia begitu menyukainya,wanita ini yang bersikap apa adanya,bahkan peduli setan jika ia sudah memiliki kekasih,selagi janur kuning belum melengkung toh ia masih bisa punya kesempatan mencuri hati gadis pujaannya.
.......
Sementara didepan gedung perusahaan tepatnya dicafe yang terletak didepan bangunan RAVINDRA GRUP terlihat dua orang lelaki tengah menunggu sembari memainkan ponsel mereka.
"apa kamu meminta laporan pada tim keuangan sehingga adikmu harus lembur berdua dengan pria itu Raya..?"
Adiraya mengangkat wajahnya sembari menatap wajah dingin sahabatnya yang tak lain Ceo Ravindra grup.Mereka sudah bersahabat sejak SMA,kemudian berpisah saat sahabatnya itu melanjutkan pendidikannya keluar negri.
"apa lu cemburu dengan rekan kerjanya,enggak lu banget deh dev.." raya menatap tak percaya pada sahabatnya itu,lelaki itu hanya menatap dingin sembari menatap layar ipad nya nya yang memperlihatkan rekaman cctv ruangan tempat naya bekerja.Ia mengernyit aneh melihat rekaman itu,matanya seolah akan keluar dari peraduannya begitu melihat wajah Adinaya begitu dekat dengan ketua tim nya Radhitya bahari.
"Raya...jemput ameera sekarang..."
"kenapa sih dev,?" tanpa menjawab devano menyerahkan ipad agar raya melihat rekaman itu,lelaki itu terkekeh lucu.
"mereka hanya sebatas bekerja dev,ayolah..kembaranku itu tidak akan macam macam.Dia tidak berniat menjalin hubungan dengan siapa pun,untuk itu dia memperkenalkan gue sebagai kekasihnya bukan sebagai saudara kembarnya..."
"Raya...gue hanya enggak mau melihat calon istri gue itu berdua dengan lelaki lain..."
"hmm...adik gue aja belum tentu mau nerima lu sebagai calonnya dev,," kekeh Raya yang membuat devano menatapnya dengan tatapan mematikan.Seketika lelaki itu menghentikan kekehannya,ia tau sahabatnya ini begitu cinta mati pada kembarannya itu,ia begitu posesif bila mengenai adiknya itu.
"Ameera tidak pernah terlibat perasaan dengan lelaki lain,apakah itu benar ray?"
"ya.. begitulah.ia tidak berminat dengan lelaki yang terang terang merayunya.itu sebabnya ia mengenalkan gue sebagai kekasihnya,dan anehnya semua orang percaya.Dari mulai ia kuliah sampai ia bekerja...gue selalu jadi tumbal supaya bersikap sebagai kekasihnya.Sepertinya hati ameera itu masih tertinggal di elu dev.." lelaki berwajah dingin itu tersenyum dan hampir tak terlihat,ameera wanita yang begitu melekat dihatinya.Devano begitu rindu menatap lama lama wajah wanita pujaannya,sudah lama sangat lama...ia meninggalkan wanita tercintanya disaat yang tidak tepat.Apakah ameera masih mengingatku,bisiknya sendiri.