Gadis kecil itu membawa hampir delapan buah boneka, kedua tangannya penuh memeluk boneka-boneka itu, sementara dua buah boneka yang lebih besar di bawa oleh seorang pemuda yang berjalan di belakangnya.
"Wah, gak nyangka Vivi kalau Kak Nathan ternyata hebat banget maenin permainan capit bonekanya sampe bisa dapetin segini banyak," Vivi tak henti-hentinya memuji keterampilan Nathan dalam bermain.
"Iya, dong. Siapa dulu, Nathaniel," cowok itu tak usah di puji pun akan memuji dirinya sendiri, apalagi kalau di puji-puji seperti itu maka dia akan semakin meninggi.
"Iya deh, iya. Percaya kok," jawab Vivi.
Mereka akan menaruh boneka-bonekanya lebih dulu di dalam mobil, baru setelah itu mereka akan kembali melanjutkan jalan-jalannya.
"Kak Nathan, bukain dong pintunya. Tanganku penuh banget ini," kata Vivi.
"Iya, bentar. Bawel banget dasar," ejek Nathan seraya membukakan pintu mobilnya.
"Tuh masukin,"
"Siap, bosku,"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com