224. Sakit

Selang beberapa menit kemudian, handphone Kanaya berbunyi, ada seseorang yang menelponnya.

"Siapa, Nay?" tanya Kenan.

"Abang Gerry yang telpon," jawab Kanaya setelah melihat nama yang tertera di layar handphone-nya.

"Ya udah angkat dulu aja," ujar Kenan.

Kanaya mengangguk, kemudian dia segera keluar untuk mengangkat telpon dari abangnya itu.

"Hallo, Abang. Ada apa?" tanya Kanaya.

"Hallo, Nay. Lo lagi di mana?" tanya Gerry dari sebrang telpon.

"Ya gue lagi kerja lah di kantor. Emangnya kenapa, Bang? Kok suara Lo kedengarannya kayak orang yang lagi panik gitu? Ada apa?" tanya Kanaya.

"Nay, Lo bisa pulang sekarang gak?" alih-alih menjawab pertanyaan adiknya, Gerry justru malah mengajukan pertanyaan baru.

"Pulang? Bisa sih, kebetulan Bos gue lagi gak ada jadi gue bisa pulang cepet," jawab Kanaya.

"Bukan pulang ke apartemen, Nay. Tapi pulang ke Indonesia."

"Hah?! Pulang ke Indonesia? Ngapain? Ada apa? Kok tiba-tiba gini sih?" Kanaya memborong beberapa pertanyaan sekaligus.