Jane mendorong tubuh Nakula keras. Dengan tenaganya yang tiba-tiba besar, Nakula berhasil mundur.
Tubuh Nakula memang tidak siap. Wajar saja, dia baru merasakan kenikmatan. Lalu, tiba-tiba terputus.
Belum sempat kembali dari kesadaran. Jane sudah menutup rapat pintu kamarnya. Meninggalkan Nakula yang masih didera kebingungan.
"Astaga, apa yang aku lakukan?" gumam Nakula akhirnya.
Bunyi napasnya terengah-engah. Kentara sekali merasa lelah. Meski tidak tahu, lelah apa yang sedang dirasakan.
Sikap Jane yang tiba-tiba, seperti momok menakutkan baginya. Jane menatap Nakula dengan pandangan jijiknya. Bisa dipastikan, Nakula akan merasakan hal berat setelah ini.
"Jane! Sayang. Buka pintunya dulu. Biarkan aku bicara. Kita selesaikan ini."
Gedoran pintu tidak mendapat sahutan. Berkali-kali mengiba, tidak ada tanda-tanda Jane membukanya.
"Baiklah, kau istirahat dulu ya. Aku akan ke kamar sebelah. Datang atau telepon kalau butuh sesuatu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com