Aya menatap bekas luka yang ada di bahunya dengan miris. Luka ini benar-benar menyatu ke dalam dirinya dengan begitu lekat. Seperti sudah abadi dan tidak akan pernah hilang. Ya, Aya tahu itu. Pastinya bekas luka ini hanya akan menghilang jika Aya benar-benar mati.
Aya menarik kembali kardigannya dan mengambil tasnya untuk segera berjalan keluar. Hari ini Aya memiliki banyak rencana, seperti mencari jejak-jejak menghilangnya Citra. Aya sendiri tidak tahu, bagaimana cara memulai untuk mencarinya. Aya hanya mengikuti kata hatinya.
"Aya ayo cepet. Ini kayaknya mendung, nanti hujan loh." Ujar Wati berteriak dari luar kamar Aya. Aya yang mendengar itu segera mempercepat gerakannya. Aya segera menyambar tas dan berlari keluar tanpa memedulikan wajahnya. Ya, sedari dulu Aya memang jarang bersolek diri.
"Ya, maaf. Masih ngantuk banget ini aku." Ujar Aya sambil menunjukkan kedua mata merahnya. Wati hanya bisa menghela nafas panjang, tahu bahwa Aya baru saja lembur semalam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com