1 PROLOG

"Ini peringatan untuk kamu!" ucap Pria yang sekarang tengah menggunakan kemeja tangan pendek dengan bawahan celana cokelat tua

Bukannya takut atau apa, laki-laki yang sekang tengah menggunakan kaos hitam dengan motif tengkorak di belakang bajunya malah menatap Papahnya dengan serius.

"Apa? Papah mau apa?" tanyanya dengan nada bicara yang begitu enteng, bahkan dia seolah menantan Papahnya.

"Kalau kamu nanti pulang lewat jam 1 malam, besoknya kamu akan mendapatkan pacar."

Apakah tidak salah?

Tidak.

Semuanya benar.

Papahnya sengaja berucap seperti ini, karena dia tahu kalau anaknya sama sekali tidak suka dengan apa yang sudah diberikan oleh keluarganya, termasuk dengan perempuan. Dia tidak suka, karena sudah pasti seleranya akan berbeda dengan yang dia inginkan.

Dia terbiasa memilih sesuatu seusia dengan keinginan dan juga seleranya, terlebih sebelumnya pernah dibahas perempuan seperti apa yang ingin dikenalkan oleh Papahnya.

"Gak sekalian mendapatkan tunangan?" tanyanya enteng dengan nada yang setengah meledek apa yang sudah Papahnya ucapkan.

"Ide yang bagus."

Sebuah senyuman terukir dengan begitu jelas di bibir pria itu, sebelumnya dia tidak berniat untuk langsung membuat mereka tunangan, tapi karena anaknya yang sudah menantang dirinya, kenapa tidak?

"Terserah Papah, malam ini aku ada balapan."

Secara terang-terangan dia mengatakan kalau malam ini akan balapan, padahal sebelum itu Papahnya sudah panjang lebar menasihati dirinya untuk tidak semakin nakal.

"Kamu bisa tidak kurangi kegiatan gak jelas kamu itu?" tanya Papahnya yang sudah sangat bosan dengan semua ini.

Rasanya mempunyai satu anak laki-laki seperti ini membuat dia merasa mempunyai satu lusin anak, karena mendidik dan juga mengaturnya begitu membuatnya sakit kepala.

Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa."

"Kamu ini!"

Rasa frsutrasi sudah menyelimuti diri Papahnya dan rasanya kepalanya dia serasa ingin meledak menghadapi anaknya yang benar-benar jauh dan sulit untuk dia atur.

"Aku pamit Pah," ucapnya yang kemudian menyalami tangan Papahnya dengan begitu sopan dan langsung meninggalkannya.

Memang dia adalah anak yang nakal dan juga brandalan, tapi dia masih bisa bersikap sopan saat bersama dengan orang yang dia rasa pantas untuk mendapatkannya.

Mengabaikan apa yang sudah Papahnya ucapkan, karena sampai sekarang tidak ada orang yang bisa mengatur dirinya, termasuk dengan keluarganya.

*****

23:15

Sebuah botol berisikan alkohol baru saja dimiringkan agar isinya keluar dan mampu mengisi gelas yang semula sudah kosong sebab sudah diminum oleh pemiliknya.

Sensasi yang didapatkan saat dia meneguk minuman yang mengandung kadar alkohol menjadi salah satu hal yang dia sukai, bahkan saat dia akan balapan sekaligus.

Tidak ada alasan gelap kenapa dirinya menjadi suka mengonsumsi alkohol selain memang dia yang awalnya salah pergaulan.

Masalah perempuan?

Dirinya tidak pernah pusing akan hal ini, karena kalau 3 perempuan yang hilang menjauh darinya, maka akan ada lebih dari 5 perempuan yang mendekatinya.

Parasnya yang terpahat apik, hidungnya yang terukir dengan begitu indah, serta bola mata yang nyaris berwarna abu dengan tatapan yang dingin itu mampu membuat banyak perempuan terpikat.

Sudah tidak heran jika banyak perempuan yang langsung terpikat padanya, terlebih dia juga mempunyai body yang sangat bagus dengan dada yang bidang dan tubuh yang tingginya tidak kurang dari 180cm.

Fisiknya begitu sempurna bukan?

Ya. Fisiknya begitu sempurna, bahkan nyaris tidak ada kurangnya, tapi ada satu yang disayangkan, yaitu sifatnya yang jauh dari kata baik.

00:15

"Langsung saja buat balapan yang terakhir. Balapan antara ketua geng Argaskar melawan ketua F'rions."

Kedua motor yang berasal dari arah yang berbeda melaju ke arah yang sama, yaitu ke garis start. Satu motornya berwarna black dove dan yang satu dark blue.

Tatapan elang menjadi tatapan yang diberikan oleh masing-masing orang yang mempunyai status yang sama, yaitu ketua di geng yang begitu terkenal dan mempunyai back stories-nya masing-masing.

Hal yang menjadi dasar kenapa kedua geng ini balapan, bahkan ketuanya sendiri yang turun bukan hanya mereka yang sedang bermusuhan, tapi juga demi uang yang mereka inginkan.

Bagi laki-laki yang sekarang tengah menggunakan helm full face-nya, mendapatkan uang bukan tujuannya, tapi menghamburkan uang yang dia dapat akan memberikan kepuasan untuknya, terlebih title penguasa balapan yang begitu dia banggakan.

Masalah uang dia tidak akan kekurangan, karena dia adalah anak dari pengusaha terkenal dan juga tersukses di kota ini, bahkan untuk luar kota sekalipun.

Kekayaan keluarganya tidak akan membuatnya kekurangan uang, tapi dia begitu suka mendapatkan uang dari hasil seperti ini, terlebih nanti namanya akan semakin dikenal banyak orang.

"Keduanya sudah siap? Sekarang juga balapannya akan di mulai. 1 ... 2 ... 3!"

Saat sapu tangan berwarna hitam putih dilemparkan bersamaan dengan angka 3 diteriakkan, kedua orang ini melepas serta menarik gas motor masing-masing.

Mereka sama-sama ingin menunjukkan kalau geng mereka yang lebih hebat, sehingga ego yang ada dalam diri mereka begitu tinggi, serta gengsi yang tidak bisa diturunkan.

*****

Suara tepuk tangan begitu riuh bersamaan dengan teriakkan yang terdengar begitu nyaring saat jagoan mereka berhasil memenangkan balapan malam ini.

Dia Galang ... Galang Bratawijaya.

Ketua Argaskar yang sudah terkenal nakal dan hobby balapan. Sampai saat ini gelar raja balapan masih dipegang olehnya, karena sekali dia kalah akan kembali dia tantang untuk balapan selanjutnya.

*****

01:15

"Kamu benar tidak pulang sebelum jam 1?" tanya Papahnya Galang menggunakan nada bicara yang terdengar begitu geram.

"Seperti biasa, aku akan pulang jam 2." Dengan enteng Galang menjawab.

Dia merasa kalau waktu masih terlalu siang untuk pulang. Siang untuk dia yang suka pulang jam 2 atau 3 dini hari.

"Terserah, tapi besok siang kamu tidak boleh keluar dari Rumah. Kamu akan tunangan besok hari."

"Atur saja."

Galang merasa kalau semua itu hanya gertakan belaka untuk dirinya, sehingga dia begitu membebaskan semua ini. Galang tidak yakin kalau semua ini serius.

Sama sekali dia tidak memikirkan itu, karena hal yang dia pikirkan adalah kebahagiaannya sekarang bersama dengan anak-anak Argaskar.

avataravatar
Next chapter