webnovel

Ternyata Pak Juan Bosnya!

"Aaaah, apa-apaan itu? Emangnya dia siapa di sini? Bertingkah seperti seorang Bos," komentar Clara atas apa yang dilakukan oleh pria itu.

      "Aaaaah! Pantas aja Pak Juan ngomong gitu, orang dia Direktur di sini," kata Clara merasa bersalah pada pria itu. Jika sikapnya pada atasan penerbit ini saja tidak sopan seperti itu bagaimana bisa naskahnya akan berjalan mulus untuk diterima di penerbit ini?

      Kalau sampai pria itu tahu Clara menerbitkan Novelnya di sini dan Juan tidak menyukainya bisa saja naskahnya akan dibatalkan untuk terbit di sini. Dan Clara tidak mau itu terjadi!

"Apa gue harus buru-buru minta maaf ya sam dia?" pikir Clara mencari solusi dari masalahnya.

      "Kalau gue minta maaf sebelum ia tahu kalau gue nerbitin novel di sini kan aman."

      "Dia pasti akan mempertimbangkan lolos tidaknya kalau pun dia gak suka sama atituted gue yang nol di lift tadi," kata gadis itu pada dirinya sendiri.

      Tidak ada waktu untuk memikirkannya lagi, gadis itu segera menyantolkan tasnya di pundak dan melangkah ke arah jalan keluar untuk menjadi Direktur Penerbit ini dan meminta maaf padanya atas kejadian di lift tadi. Ia harus membersihkan namanya yang terlanjur jelek di depan pria itu.

      Namun baru saja ia sampai pintu dan hendak membuka pintu tersebut seseorang membukanya, tentu saja hal tersebut membuat Clara terkejut dan mematung. Ia pikir itu adalah Juan , namun bukan. Di sisi lain pria itu pun terkejut dengan gadis yang ada di ruangan itu buru-buru keluar ruangan.

      "Kamu Clara?" tanya pria itu pada Clara. Gadis itu mengangguk mengiyakannya.

      "Saya Rafa, Editor kamu," ucap laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Clara.

      "O—oh, iya. Saya Clara," ucap Clara salah tingkah karena Editornya saudah datang..

      "Kenapa kamu sepertinya buru-buru? Ada janji dengan orang lain?" tanya laki-laki itu menanyakan Clara yang hendak keluar dari ruangan dengan terburu-buru.

      "Oh, nggak kok. Itu gak penting hehehe ...," kata Clara tidak mempermasalahkannya. Gadis itu tidak menyangka Editornya akan datang secepat ini. Keduanya pun duduk secara berhadapan di ruangan tersebut dan membicarakan tentang naskah gadis itu.

            "Coba saya lihat naskah kamu," ucap Rafa menagih naskah pada Clara, gadis itu pun lagsung mengeluarkan naskahnya yang ada di dalam tas, kemudian memberikannya pada pria terebut. Rafa pun langsung membaca Bab pertama dari naskah itu. Sementara gadis di hadapannya menunggu apa yang akan didiskusikan pria tersebut ke depannya.

            Cerita milik Clara bercerita tentang kisah cinta seorang pria yang dijodohkan dengan gadis yang tidak ia suka. Mungkin ini adalah cerita yang klasik dengan cerita-cerita yang yang pernah ada namun, penulisan yang dilakukan oleh Clara mampu membuat pembacanya tertarik hingga membacanya sampai habis.  Itu pula yang membuat Rafa memilih naskah tersebut untuk diterbitkan di perusahaan tempatnya bekerja.

            "Hm ... kayaknya ada beberapa kesalahan dalam penulisan seperti penggunaan kalimat efektif yang kurang, ada beberapa huruf kapital yang salah tapi itu bisa saya handle," kata Rafa setelah membaca Bagian pertama dari cerita tersebut. "Untuk alur mungkin kita belum bisa membicarakannya lebih lanjut karena saya baru membaca awalannya saja."

            "Oh, iya, Kak. Terimakasih," ucap Clara berterima kasih pada pria itu karena telah memberi masukan pada naskahnya.

            "Untuk sementara naskah ini saya pegang dulu tidak apa-apa?" tanya Rafa.

            "Oh, iya, gak apa-apa, Kak." Clara mempersilakan pria itu untuk membawanya.

            "Ya sudah, hari ini kita bahas ini dulu," kata Rafa menyimpan naskah gadis itu.

            "Nanti kalau ada yang harus kita bicarakan, saya akan menghubungi kamu dan bertemu di sini lagi," lanjut laki-laki itu dengan senyum manisnya.

            "Perjalanan kamu cukup jauh ke sini, kamu bisa bersantai-santai dulu di sini. Kalau ada keperluan kamu bisa hubungi saya, kamu punya kontak saya kan?" tanya laki-laki itu dan Clara mengangguk mengiyakannya. Sebelumnya mereka berkomunikasi via telepon genggam.

            "Oke, saya masih ada pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Sebelum saya pergi, apa ada yang mau kamu tanyakan?" kata laki-laki itu menawarkannya pada Clara.

            "Eh? Pertanyaan?" Clara cukup terkeju pria itu membolehkannya menanyakan sesuatu.

            "Iya, tentang apa aja, boleh tentang naskah kamu atau ... perusahaan penerbit ini."

            "Hm ... kalau begitu ada satu hal yang  mau saya tanyakan sama Kak Rafa."

            "Apa profesi Pak Juan di Penerbit ini?" tanya Clara menanyakan tentng pria tersebut pada Editornya. Kalau memang Juan Direktur dari perusahan ini pastinya Rafa akan tahu tentang atasannya.

            "Pak Juan? Oh, kamu mengenalnya?" kata Rafa terkejut gadis itu mengenal Juan. Clara pun mengangguk mengiyakan kalau dirinya mengenal pria tersebut. "Dia pemilik perusahaan ini, yaa mungkin sikapnya akan terkesan menyebalkan, tapi dia adalah pria yang baik." 

            Mungkin jawaban dari Rafa sudah cukup untuk Clara, ternyata benar apa yang ada di dalam artikel tersebut dan dirinya sudah melakukan hal yang tidak pantas pada pemimpin dari perusahaan Penerbit itu. Kalau begini, gue harus cepat-cepat minta maaf sama Pak Juan."

Melihat ekspresi gadis itu berubah membuat Rafa heran. "Apa sesuatu terjadi di antara kamu sama Pak Juan?" tanya laki-laki itu pada Clara. Ia ingin tahu apa gadis itu dan pria yang bernama Juan memiliki sebuah hubungan? Jika tidak, mengapa gadis itu mengetahui Direktur perusahaannya.