webnovel

Seenaknya banget sih Pak?!

"Pak Juan, kenapa Bapak ada di sini?" tanya Clara akhirnya menanyakannya.

Gadis itu menyerahkan segala keberaniannya untuk mengatakan pertanyaan tersebut.

Beberapa menit berlalu, tapi Juan tidak juga menjawabnya. Hal itu membuat Clara gelisah.

Setelah gue dijadiin kekasih secara tiba-tiba sama dia? Sekarang gue dicuekin? Geram gadis itu. Habis manis sepah di buang, itulah yang dirasakan oleh Clara saat ini.

Tidak bisa menerima dirinya tidak diacuhkan, gadis itu ingin menanyakannya kembali. Namun baru saja dirinya hendak menoleh kembali ke arah Juan, pria itu sedang menatapnya. Hal itu membuat Clara terkejut karena dia menatap ke arahnya dengan tatapan serius.

"Seharusnya saya yang menanyakan pertanyaan itu ke kamu," kata Juan membalikkan pertanyaan tersebut kepada gadis itu. Itu pun yang membuat Juan kebingungan, ketika seseorang yang hendak naik di lift yang ia gunakan adalah Clara. Bukan hanya Clara, pria itu juga memiliki pertanyaan yang sama dengan gadis itu. Keduanya sama-sama kebingungan karena bertemu di tempat yang tidak terduga.

"Sa—saya, saya datang ke sini untuk bertemu dengan editor saya," jawab Clara memberitahu tujuannya datang ke perusahaan ini, karena dirinya sudah mengatakan tujuannya berada di sini ia berharap pria itu juga akan memberitahu alasannya berada di perusahaan ini. Ia juga penasaran dengan pria itu, padahal keduanya tidak berencana untuk bertemu di tempat ini. Tapi meskipun begitu, keduanya malah bertemu. Itu adalah hal aneh yang dialami oleh mereka berdua.

"Terus, kenapa Pak Juan ada di sini?" tanya gadis itu lagi ingin tahu jawaban pria itu.

"Saya? Kamu bertanya tentang saya?" lagi-lagi pria itu tidak menjawab pertanyaannya.

Clara menganggukkan kepalanya sambil berkata, "iya. Siapa lagi yang saya bicarain selain Bapak?"

"Saya gak mau jawab pertanyaan rendahan seperti itu." Mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu Clara terkejut.

Eeeeh? Apa-apaan nih orang? Kenapa pe de bangat dia bilang begitu? Apa ini tempatnya kerja? Atau dia memiliki jabatan besar di perusahaan ini? Tapi, ini kan penerbit besar di mana penulis-penulis hebat di dalamnya, apa mungkin pria dingin super galak kayak dia bekerja di sini? Ucap gadis itu dalam hati.

Ting. Pintu lift terbuka, lift tersebut sudah sampai di lantai yang akan dituju oleh Juan. Pria itu pun melangkah keluar meninggalkan Clara yang masih berdiri di dalam sana. Sampai pintu tertutup, Clara masih menatap punggung pria tersebut yang berjalan membelakanginya. Sebelum pintu benar-benar tertutup, Juan berbalik dan berkata, "Nanti juga kamu akan mengetahui dengan sendirinya."

"Aaaah, apa-apaan itu? Emangnya dia siapa di sini? Bertingkah seperti seorang Bos," komentar Clara atas apa yang dilakukan oleh pria itu.

*****

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Reseptionis tadi, Clara menunggu Editornya di ruangan yang di buat khusus untuk penulis baru.

Ia membuka pintu tuangan dan tidak ada siapa-siapa di sana. Karena di suruh untuk menunggu di sana gadis itu pun masuk ke dalam ruangan dan menunggu editornya datang di salah satu bangku. Menunggu itu memang tidak enak apalagi tidak ada teman yang menemani, namun Clara harus tetap melakukannya.

Daripada bosan dengan keadaan gadis itu mengeluarkan ponselnya dan bermain sosial media sampai Editornya datang. Ia sangat update dengan sosial media yang ramai di beritakan sampai ia menemukan sebuah postingan dengan postingan yang menarik perhatiannya. Gadis itu langsung melihat caption yang ada di dalam postingan tersebut. Ia membacanya dengan detail.

"Ini kan foto Pak Juan," kata Clara elihat wajah Juan diposting pada salah satu akun portal berita.

Ada beberapa slide pada postingan tersebut. Postingan pertama terpasang foto Juan dengan siluet wanita.

 Ada tulisan dalam gambar tersebut sebagai judul artikel mereka, isinya adalah ...

"Direktur sebuah Penerbit teranama Juan Pradana telah menemukan kekasih hatinya."

Betapa terkejutnya gadis itu nembaca judul artikel tersebut, ia masih belum terlalu fokus pada kata kekasih' pada posingan itu namun ia salah fokus pada kalimat Direktur Penerbit ternama.

"Jadi ... Pak Juan itu ...," ucap Clara terbata. Ia membaca artikel tersebut di slide-slide berikutnya, penerbit yang di Direturi oleh pria itu juga adalah Penerbit yang ia datangi ini. Clara pun langsung mengingat apa yang dikatakan pria itu ketika mereka bertemu di lift t.adi

      "Pak Juan, kenapa Bapak ada di sini?" tanya Clara akhirnya menanyakannya.

Gadis itu menyeragkan segala keberaniannya untuk mengatakan pertanyaan tersebut.

Beberapa menit berlalu, tapi Juan tidak juga menjawabnya. Hal itu membuat Clara gelisah.

Setelah gue dijadiin kekasih secara tiba-tiba sama dia? Sekarang gue dicuekin? Geram gadis itu. Habis manis sepah di buang, itulah yang dirasakan oleh Clara saat ini.

Tidak bisa menerima dirinya tidak diacuhkan, gadis itu ingin menanyakannya kembali. Namun baru saja dirinya hendak menoleh kembali ke arah Juan, pria itu sedang meatapnya. Hal itu membuat Clara terkejut karena dia menatap ke arahnya dengan tatapan serius.

"Seharusnya saya yang menanyakan pertanyaan itu ke kamu," kata Juan membalikkan pertanyaan tersebut kepada gadis itu. Itu pun yang membuat Juan kebingungan, ketika seseorang yang hendak naik di lift yang ia gunakan adalah Clara. Bukan hanya Clara, pria itu juga memiliki pertanyaan yang sama dengan gadis itu. Keduanya sama-sama kebingungan karena bertemu di tempat yang tidak terduga.

"Sa—saya, saya datang ke sini untuk bertemu dengan editor saya," jawab Clara memberitahu tujuannya datang ke perusahaan ini, karena dirinya sudah mengatakan tujuannya berada di sini ia berharap pria itu juga akan memberitahu alasannya berada di perusahaan ini. Ia juga penasaran dengan pria itu, padahal keduanya tidak berencana untuk bertemu di tempat ini. Tapi meskipun begitu, keduanya malah bertemu. Itu adalah hal aneh yang dialami oleh mereka berdua.

"Terus, kenapa Pak Juan ada di sini?" tanya gadis itu lagi ingin tahu jawaban pria itu.

"Saya? Kamu bertanya tentang saya?" lagi-lagi pria itu tidak menjawab pertanyaannya.

Clara menganggukkan kepalanya sambil berkata, "iya. Siapa lagi yang saya bicarain selain Bapak?"

"Saya gak mau jawab pertanyaan rendahan seperti itu." Mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu Clara terkejut.

Eeeeh? Apa-apaan nih orang? Kenapa pe de bangat dia bilang begitu? Apa ini tempatnya kerja? Atau dia memiliki jabatan besar di perusahaan ini? Tapi, ini kan penerbit besar di mana penulis-penulis hebat di dalamnya, apa mungkin pria dingin super galak kayak dia bekerja di sini? Ucap gadis itu dalam hati.

Ting. Pintu lift terbuka, lift tersebut sudah sampai di lantai yang akan dituju oleh Juan. Pria itu pun melangkah keluar meninggalkan Clara yang masih berdiri di dalam sana. Sampai pintu tertutup, Clara masih menatap punggung pria tersebut yang berjalan membelakanginya. Sebelum pintu benar-benar tertutup, Juan berbailik dan berkata, "Nanti juga kamu akan mengetahui dengan sendirinya."