webnovel

MOONSTAR18

Cerita ini berkisahkan tentang dua perempuan kembar identik. Namun berbeda karakter dan sifat. Kakaknya, Wulan Welfridi Guna, dia gadis yang terkenal sejak ia tk sampai sekarang. Kepribadiannya yang ramah, cerdas, baik, dan feminim. Membuat ia dibanjiri cinta banyak orang, sampai-sampai ia diangkat menjadi 'princess of school'. Sedangkan adiknya, Bulan Welfrida Guna, dia gadis yang tertutup, bodoh, diam dan tomboi. Membuat ia tidak memiliki teman dan dijuluki 'anak dusun'. Ia sangat membenci yang namanya C-I-N-T-A. Sejak Bulan pindah sekolah, ia terus di jodoh-jodohkan dengan 'prince of school' yaitu Bintang karena memiliki nama yang berkaitan. " Bulannya cantik ya " " Iya " " Tapi gue lagi muji bulan yang ada di sebelah gue " Selamat datang di MOONSTAR18. Selamat membaca ^_^

SHERIN_ALMAIDA · Teen
Not enough ratings
35 Chs

Jam Weker

Bulan membuka matanya perlahan tetapi ia sangat terkejut menemukan wajah Wulan tepat di depan tubuhnya. Kedua tangan Wulan bertolak pinggang.

" Agh, ngapain si lu ?" tanya Bulan dengan suara serak menjauhkan tubuh Wulan dari wajahnya.

Wulan menyipitkan matanya. " Jujur ya lan, jam weker diatas meja dimana ?" tanya Wulan serius.

Bulan mengangkat kedua pundaknya. " Y.. ya gak tau. " jawab Bulan gelagapan tidak berani menatap balik mata Wulan.

" Masa lan ?"

" Mungkin di mainin sama Catty dan Cuty. " alasan Bulan untuk mengelak introgasi Wulan.

Bulan melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan segera beranjak dari tampat tidur meninggalkan Wulan merenung diatas kasur. " udahlah lan gue mau mandi dulu, "

***

Bulan selesai membersihkan badannya mengenakan baju putih abu-abu yang bersih dan rapi. Bulan mengangkat sebelah alisnya menatap malas melihat kelakuan Wulan yang sedang bicara dengan hewan peliharaannya.

" Catty kamu makan jam weker Wulan ya ?" tanya Wulan kepada kucingnya yang ia gendong dan digoyang-goyang sedikit.

" Meow.. Meow.. Meow.. "

Wulan mengangguk-angguk mengerti lalu menurunkan tubuh Catty. Catty mendekati Bulan yang sedang mematung di depan kamar mandi. Menyadari Catty mendekatinya, tangan Bulan mengibas-ibaskan agar kucing kecil itu menjauh. Setelah kucing itu menjauh Bulan melepaskan nafas lega. " Huft, pagi-pagi udah bikin olahraga jantung !" gumam kecil Bulan.

Dan sekarang giliran Cuty yang diberi tes dadakan oleh Wulan. " Cuty kamu ya yang nyemilin jam weker aku ? "

" Guk.. guk.. guk.. "

" HWAHHH SIAPA DONG ?! "

Wulan berteriak frustasi mencari keberadaan jam wekernya yang tidak kunjung ditemukan dengan menjambak pelan rambutnya sendiri.

" Lan lu waras ? Emang si Catty dan Cuty ngomong apa tadi ?" tanya Bulan bingung sembari menempelkan telapak tangannya dahi Wulan.

" Jadi Bulan gak ngerti ? "

" Hm."

" Wah, Bulan si gak pernah mau ikut les bahasa hewan, " ucap Wulan mengambil tasnya.

" Lu aja. Gue gak mau kena virusgoblok !"

***

Wulan disambut oleh kakak dan adik kelasnya yang berteriak-teriak di depan gerbang sekolah. Wulan dan Bulan berjalan masuk kedalam gerbang sekolah untuk menuju ke kelas. Tak disangka banyak siswa-siswi yang tidak dikenal Wulan melambaikan tangan kearahnya. Wulan membalasnya dengan senyuman hangat.

" Wulan ! Di tunggu Food vlogger selanjutnya "

" Wulan kan ? Food vlogger baru yang trending itu ?!"

" Waw gak sabar nunggu video selanjutnya. Pingin cepet-cepet nonton !"

Sepanjang perjalanan menuju kelas hari ini, Wulan menerima banyak pujian hanya bisa tersenyum dan berterimakasih atas dukungan dari semua kalangan sekolah mulai dari kakak kelas, adik kelas, guru, sampai pintu kelas.

BRAK !

" Aduhh, " ringis Wulan memegangi kepalanya.

Pintu kelas yang baru saja ditutup seseorang menyapanya hari ini. Melihat Wulan yang masih mengusap-usap dahinya membuat Bulan naik emosi mendorong pintu itu hingga badan seseorang terjepit.

" Lu punya mata gak hah ? tutup pintu tuh liat-liat dulu. Liat si Wulan jadi ke jedot ! " omel Bulan bagai ibu-ibu komplek.

Sosok laki-laki keluar dari belakang pintu setelah Bulan menurunkan tangannya. Laki-laki itu memegangi perutnya.

" E..eh maap tadi gue mau ngumpet, " ucap Azar memohon maaf kepada Wulan.

" Ya lu liat-liat dulu ! "

" Udah Bulan gak pp, Maaf ya zar" kata Wulan yang menarik tangan Bulan ke kursi duduknya.

" Kok jadi lu yang minta maaf si ? gue harus kasih dia pelajaran. " Bulan bangkit lagi dari kursinya namun Wulan menggenggam tangan Bulan.

" I'm fine. " lirih Wulan masih menggenggam tangan Bulan. " Dia gak sengaja Bulan, "

Bulan mendengus kesal melihat sikap pemaaf dan baik hati Wulan kepada lelaki teledor seperti Azar. Jika tidak di tahan oleh Wulan mungkin Bulan sudah menjadikan Azar squishy rusak !

" Ada apa si pagi-pagi marah-marah ? Nanti cantiknya hilang lho !" Ujar seseorang didepan Meja Wulan dan Bulan.

Wulan dan Bulan langsung melirik kearah sosok laki-laki itu. Yap, benar itu Bintang. Bintang menebarkan senyum yang sangat hangat.

Bulan menyadari dihadapannya Bintang, ia menarik tangan Bintang keluar kelas. " Anterin gue ke Kantin, gue lagi badmood nih !" pinta Bulan datar yang disetujui Bintang. Bintang sangat senang dengan peristiwa ini karena ia sangat amat diuntungkan bisa berdekatan dengan Bulan. Apalagi Bulan menggandeng tangannya.

Furqon yang baru datang, sangat terkejut melihat kejadian langkah ini. Ia memotretnya mengabadikan sebagai tanda sejarah hidup sahabatnya. Furqon mendekati Wulan yang sedang duduk menatapnya. Ia tidak langsung duduk dikursinya malah mampir di meja pujaan hatinya.

" Selamat pagi Wulan, " sapa Furqon senyum semringwah.

" Pagi juga Furqon. "

" Cie sekarang jadi artis mytube !" sindir Furqon dengan senyum manisnya ditemani lesung pipi terlihat jelas. " Selamat ya, kali-kali ajak vlog dong !"

" Ayo aja, maunya kapan ?" tanya Wulan membuka buku paketnya.

Furqon menempelkan jari telunjuknya di bibirnya dengan sesekali mengetuk-ngetuk pelan. " kapan-kapan deh, hehe. " ucap Furqon setelah melewati konferensi pers otaknya.

" Furqon Wulan mau nanya, hewan bisa ngemil jam weker gak si ?" tanya Wulan dengan nada serius.

" Hahaha, Iya ada hewannya manusia. " Jawab Furqon menggelar tawanya.

" Aneh jam weker Wulan ilang terus, " curhat Wulan memajang wajah murung.

" Kayaknya diambil tuyul deh, " ucap Furqon bercanda.

Wulan berdeham panjang dan memanggut-manggutkan kepalanya. " Iya deh, kayaknya di rumah tuyul gak punya jam. Kesian banget dia. "

Mendengar ucapan Wulan membuat Furqon tertawa lagi. Betapa lugunya Wulan dengan mudahnya ia percaya ucapan Furqon. Ternyata otak pintar Wulan tidak berfungsi di beberapa keadaan, contohnya kejadian ini.

Furqon menengok kearah gadis itu yang menatap kosong buku yang ia baca. Furqon menyenggol lengan Wulan dengan lembut.

" Mikirin apa ? pacar ya ?" ledek Furqon.

Wulan menggelengkan kepalanya dengan cepat dan memandang wajah Furqon. " Wulan gak punya pacar. " ucapnya jujur.

Furqon merekahkan senyumnya" Mau jadi pacar aku gak ?" tanya Furqon mengambil alih genggaman tangan Wulan.

Wulan tertawa geli menganggap ucapan Furqon tidak serius. " Agh Furqon suka becanda deh," ucap Wulan yang masih saja tertawa.

" Aku serius lan. Emang dasarnya orang yang suka becanda ketika dia serius masih aja dianggap becanda." ucap Furqon tersenyum miris.

" Kamu nolak aku lan ?" tanya Furqon setelah melihat kebisuan mulut Wulan yang tidak mengeluarkan satu katapun.

" Gak kok fur. aku butuh waktu, "

" Jika kamu nolak aku, terus buat apa hatiku di ciptakan ?" ucap Furqon dengan nada sedih.

" Buat detoksifikasi darah, sekresi birubilin, antibody, dan masih banyak fungsi lainnya kok. " balas Wulan menjelaskan fungsi hati dengan tepat dan cepat.

Furqon menelan ludahnya dengan susah payah. Ia lupa bahwa di hadapannya adalah Wulan Welfridi Guna, si anak ambis.

" Gak usah jawab sekarang kok, jawabnya besok, lusa, atau kapanpun. I can wait for you. " lanjut Furqon melepaskan genggaman tangannya meninggalkan Wulan duduk sendiri.

Wulan merasakan feel yang campur aduk, antara harus bahagia ternyata orang yang ia suka menyukainya juga atau harus sedih memilih menerima menyakiti hati Dabith atau menolak menyakiti hati Furqon. Duh kesian ya Wulan sedang di ujung tanduk gundala, semangat Wulan !

21/01/2021

SHERIN_ALMAIDAcreators' thoughts