10 10

Hari turnamen yang pertama sudah tiba dimana seluruh rakyat antusias untuk menyaksikan persaingan yang menurut mereka sangat seru itu. Banyak yang rela menutup dagangan dan meninggalkan pekerjaan mereka untuk sebentar demi menyaksikan acara itu. Berbeda dengan Clara yang sudah jantungan tak karuan didalamnya rumah, ia melompat lompat dikamarnya untuk menghilangkan ke gugupannya.

"Astaga.... aku rasa aku akan kena serangan jantung" gumamnya

Kondisi Clara belum sepenuhnya pulih, belum lagi luka ditangannya yang masih sering ngilu dan berdenyut.

"Tenang Clara... kau pandai memanah? Ini bukan dunia mu kan? Anggap aja ini mimpi jadi lakukan semua yang kau suka. Ingat ini bukan dunia mu" ucapnya sambil berjalan kesana kemari didalam kamarnya.

"Clara... cepat ganti bajumu! Kenapa lama sekali?" Omel Bella dari luar

Clara memang sudah menentukan pakaian yang ia pakai, sebuah baju untuk panahan dengan atasan warna krim dan coklat kemudian celana hitam dan sepatu boots yang indah. Clara sangat terlihat perkasa dengan pakaian itu.

"Iya ma bentar" balas nya

Ia segera menyisir rambutnya dan mengkucirnya. Kemudian sedikit berhias agak tidak terlalu pucat dan segera keluar kamar.

"Bagaimana ma?"

"Cantik, kau sangat cantik. Cepat kita harus pergi"

Kali ini bella akan ikut menyaksikan clara adu pedang dan panahan. Sedangkan suaminya Sam sudah terlebih dahulu berangkat ke istana.

Sepanjang perjalanan dengan kereta kuda (kencana) Clara bisa melihat beberapa rakyat yang juga berbondong bondong ke istana.

"Argh! Jika mati maka mati di depan umum" gumam Clara

"Oke lihat aja, siapa yang akan menang hahha, lagian permaisuri akan di pilih Alveno kan? Walau aku menang aku masih bebas" ucapnya dalam hati

Bella yang melihat ekspresi clara seolah berbicara dan tertawa sendiri menjadi keheranan. Tapi ia tidak mempermasalahkan hal itu karena tahu pasti Clara sedang menenangkan dirinya sendiri.

Merekapun tiba di istana yang sudah ramai, clara dan para gadis terpilih yang lain tentu menjadi sorotan bahkan ketika mereka baru tiba disana.

Tadi malam putri Bianca dan Brienna berada diistana sedangkan Rose yang memiliki identitas yang sama seperti Clara baru datang pagi ini.

"Hai Clara" ucap seseorang yang baru tiba dan menghampirinya

"Oh hai, nona Rose?"

"hahaha kau tidak perlu se formal itu padaku, aku ingin berteman denganmu"

"Berteman denganku?"

"Yah... aku merasa kau lebih ramah dari pada putri Brienna dan Bianca"

Clara mengangguk dan membalas senyum Rose. Dia tidak pernah mempermasalahkan siapapun yang ingin menjadi temannya, lagipula bukan kah menyenangkan jika ia semakin punya banyak teman.

"Ayo kita kesana" ucap Rose

Mereka pun segera pergi ketempat gadis terpilih sedangkan ibu Clara sudah bergabung dengan penonton yang lain. Clara dapat melihat Bianca dan Brienna yang sudah berada disana lebih dahulu seperi biasanya.

Selang beberapa saat, suara musik dari alat-alat musik tradisional itu berhenti. Memang saat baru tiba musik itu terus dimainkan untuk menambah kesan semangat dan meramaikan acara.

Seseorang dari pihak istana kembali membuka acara, baik itu sambutan dari ratu Angelina terhadap kerajaan dan rakyat dalam maupun luar yang sudah menghadiri acara ini. Mereka sangat antusias untuk menyaksikan para gadis tangguh menunjukkan ke ahliannya.

Selang beberapa lama waktu pembukaan para gadis terpilih segera berpindah tempat menuju belakang  panggung yang terdapat sebuah ruangan. Disana sudah ada beberapa panah dan pedang.

"Rose apa kau siap dengan ini?" Tanya Clara

"Entahlah, aku sedang ketakukan sekarang"

"Kau ingin menjadi permaisuri?"

Pertanyaan Clara membuat Rose terdiam karena sebenarnya ia memang menyukai Alveno sejak awal.

"hehehe tenang saja jangan gugup. Kita tidak akan menjadi saingan karena aku tidak menyukainya. Bahkan aku tidak ingin menjadi permaisuri. Apa kau tahu Alveno sendiri lah yang akan memilih permaisurinya. Pertandingan ini hanya sebatas melihat putri dari keluarga mana yang paling baik. Aku hanya ingin menyelamatkan nama ayahku saja" jelas Clara sambil tersenyum

"Jadi kau tidak menyukai alveno? Kenapa?"

"Entahlah, dia menyebalkan"

Clara asik memilah beberapa busur panah yang ada disana, ada sekitar sepuluh busur yang berjejer siap diambil. Mata Clara menangkap sebuah busur yang memiliki ukiran bunga mawar. Tapi saat ia hendak mengambilnya tangan lain sudah melesat menyentuh busur itu dan mengklaim itu miliknya.

"Ini milikku" ucap Brienna sambil menatap Clara

"Yasudah ambil aja"

Clara kembali melihat sebuah panah berukir bunga tulip tapi ia melihat kedatangan putri Bianca.

"Emm... putri Bianca kau bisa memilih lebih dahulu" ucapnya

"Hah? Aduh jangan terlalu formal dengan ku, aku tidak terlalu suka, panggil saja aku Bianca"

"Yang ini baru seorang putri" batin clayra

Mereka saling senyum dan kembali sibuk dengan aktifitasnya. Clara mengambil sebuah panah dengan ukiran bunga matahari, rose mengambil dengan ukiran bunga tulip dan bianca dengan ukiran bunga magnolia.

"Baiklah panahan akan menjadi pertandingan pertama kan?" Tanya Clara

"Iya, ini tidak terlalu menakutkan"

Selang beberapa lama menunggu di dalam ruangan yang sama akhirnya mereka berempat dipanggil untuk memasuki lapangan istana yang sangat luas dengan penonton yang banyak itu. Empat papan yang menjadi target panahan sudah tersusun dengan rapi.

"Baiklah... ke empat gadis terpilih akan melesatkan dua anak panah secara bergantian" ucap seorang laki-laki tua pemandu pertandingan

"Kali ini akan dimulai oleh putri dari kerajaan Gimbora, yaitu putri Brienna"

Dengan tenang putri brienna berjalan mengambil posisi jarak yang sudah ditentukan. Ia segera bersiap dengan angel tubuh yang  indah saat melesatkan anak panahnya.

Sleppppp

Anak panahnya berhasil mengenai sasaran dengan tepat. Semua penonton bersorak ria sambil menepuk tangan.

"Selanjutnya putri Bianca dari kerajaan lordaron"

Putri biancapun maju dan mengambil posisi yang lain, dengan cepat ia melesatkan anak panahnya

Sleppppp

Anak panah putri Bianca meleset sedikit namun tetap mendapatkan semangat dari para penonton.

"Selanjutnya putri dari salah satu penasehat kebanggaan kita, Clara"

Jika kedua putri yang sebelumnya berusaha jalan dengan anggun dan kepala yang tegak maka berbeda dengan Clara yang tidak pernah melatih cara berjalannya. Rakyat memang mengenalnya sebagai gadis anggun, tapi tidak untuk Clara yang sekarang.

Saat berjalan mengambil posisinya Clara bahkan melihat ke kanan dan kekiri dengan langkah kakinya yang bahkan cenderung sedikit tomboy. Ia berjalan tanpa dibuat-buat, melainkan apa adanya.

Sesampainya disana ia segera menyiapkan anak panahnya, dan posisi badannya saat membidik membuat semua penonton terkagum. Jika saat masuk tadi ia terlihat sangat tomboy maka sekarang kharismanya sebagai wanita sangat terlihat. Angel badannya sangat tepat dan

Slepppp

Anak panah clara mengenai sasaran dan membuat penonton ikut begemuruh. Ia tersenyum puas dengan usahanya.

"Selanjutnya putri dari salah satu sahabat mendiang raja, Rose"

Dengan tenang rose masuk kelapangan dan mengambil posisinya ia segera membidik dan melesatkan anak panahnya

Slepppp

Anak panahnya sedikit meleset lebih parah daripada bianca, para penonton yang menyaksikan itu malah terdiam seolah-olah mengejek rose. Clara tahu sebenarnya rose pandai memanah hanya saja gadis itu gugup. Lagipula skillnya jauh lebih baik dari gadis biasa, ia hanya meleset satu garis dari titik bidik.

"Whoaaa!!!! Kerennn! Bagus Rose!!! Waaaaa!!!"

Clara tiba-tiba teriak, bertepuk tangan sambil berdiri tadi kursinya, melihat tindakannya itu Rezvan ikut bertepuk tangan dan disusul oleh yang lain. Para penonton pun akhirnya bertepuk tangan.

Rose menatap Clara sambil tersenyum ia bahkan menggelengkan kepalanya karena tingkah Clara.

"Kau seharusnya tidak melakukan itu" ucap Rose yang sudah duduk disamping Clara

"Kenapa? Panahan mu bagus kok"

Yang Rose maksud sebenarnya adalah tingkah Clara, rakyat akan meragukan sifat anggun yang seharusnya dipunyai mereka. Memang saat ini sudah ada orang-orang yang membicarakan tindakan clara sebelumnya yang dianggap tidak seharusnya dipertontonkan itu.

Selang beberapa lama pertandingan pun berlanjut, mereka akan memanah secara bersamaan untuk mengakhiri bagian memanah. Masing masing mereka sudah berdiri diposisi masing-masing

"Satu"

Dalam aba aba satu mereka akan memasang posisi tubuh yang tepat

"Dua"

Kemudian mereka mengangkat busur yang sudah dipasang anak panah, mereka sudah membidik papan bidikan mereka masing masing.

"Tiga"

Slepp sleppp sleppp

Ke empat anak panah itu melesat bersamaan pada hitungan ketiga. Rose berhasil membidik lebih baik dari sebelumnya sedangkan bidikan putri bianca memburuk. Brienna tetap membidik dengan seperti biasa sedangkan clara menjadi pusat perhatian.

Saat mereka baru melesatkan anak panah para penonton masih terdiam sejenak untuk melihat hasil para gadis terpilih kemudian bersorak dengan gemuruh yang kuat

"Wah!! Panahnya terbelahh!" Ucap beberapa penonton

Panah awal milik Clara dibelah oleh panah kedua. Itu membuat para rakyat yang menonton menjadi terkagum, beberapa pihak istana juga ikut bersorak untuk mereka.

Setelah sorak-sorakan itu reda mereka para gadis terpilih segera kembali untuk menyiapkan diri pada adu pedang.

Seketika Clara menggenggam tangannya yang masih dibalut perban.

avataravatar
Next chapter